akhlak

Apa Maksud Akhlak sebagai Misi Rasulullah ?

Misi Nabi sebagai Rasul Allah di muka bumi untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Degradasi moral yang dialami masyarakat jahiliyah sudah berada di titik paling kelam baik dalam aspek spiritual, ekonomi, sosial dan budaya. Tidak salah, jika Nabi mempunyai misi penting untuk menyempurnakan kembali akhlak manusia yang sudah menyimpang?

Lalu, apa sebenarnya akhlak? Orang sering memahami akhlak secara sederhana sebagai aturan perilaku, sopan santun, etika dan norma sosial. Tentu hal itu tidak salah, tetapi bukan berarti benar secara maknanya sesungguhnya.

Kata akhlak sebenanrya berakar dari kata yang sama dengan khuluq atau khalaqa dalam arti menciptakan. Kata khalaqa ini adalah kata yang hanya berhak dimiliki Tuhan sebagai pencipta. Karena itulah, dalam al-Quran khalaqa bergandengan dengan penciptaan manusia. Misalnya, dalam Surat Attin : 4 : “Sungguh, Kami telah menciptakan (khalaqna) manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”

Kata khalaqa ini merupakan proses penciptaan dari dasar sebagai fitrah. Dalam al-hujurat 13 Allah menggunakan kata khalaqa dalam menciptakan manusia laki-laki dan perempuan. Khalaqa merujuk proses penciptaan dasar manusia. Dasar penciptaan manusia yang terbentuk sebagai karakter sebagai makhluk sempurna dibandingkan makluk lainnya.

Sementara khuluq dalam al-Quran ditemukan dalam ayat bagaimana Tuhan memuji Rasulullah. Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang luhur.” (QS. Al-Qalam: 4). Kata ini berarti Nabi mempunyai kepribadian, karakter dan budi pekerti yang luhur atau agung. Sebagai ciptaan Tuhan nabi memiliki dasar ciptaan atau karakter yang luhur.

Di dalam al-Quran tidak ditemukan kata dalam bentuk “akhlak” tetapi dengan kata yang sama yakni khuluq. Kata akhlak, lalu, banyak ditemukan dalam beberapa hadist Nabi termasuk tentang misi kerasulan untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.

Jika kita pahami dari sini, sejatinya, akhlak bukan perilaku atau etika dan norma. Perilaku, etika, kesopanan dan sebagainya adalah manifestasi dari akhlak. Kata akhlak yang tepat untuk diadaptasi dalam bahasa Indonesia yang terkait penciptaan lebih kepada suatu yang dalam (inner), yakni karakter atau kepribadian.

Selain akhlak, khuluqan masih digunakan dalam sabda Nabi untuk menyebutkan tentang kepribadian. “Kaum Mukminin yang paling sempurna imannya adalah yang akhlaknya (khuluqan) paling baik di antara mereka” ( HR Tirmidzi). Dalam hadist lain : Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin di hari Kiamat melainkan akhlak yang baik (khuluqan hasanin) (HR Tirmidzi).

Akhlak berarti sebuah kepribadian dan karakter seseorang. Dari sini sebenarnya akhlak memiliki pengertian sebuah karakter dan kepribadian. Misi Rasulullah adalah menyempurnakan kepribadian manusia yang sudah diciptakan dalam bentuk yang baik oleh Allah. Kata akhlak sebagai kepribadian itu masih netral, tidak langsung memiliki arti yang bagus. Karena itulah, dalam hadist tersebut Nabi mengaitkan dengan makarim (mulia) akhlak.  Dalam hadist misalnya Sesungguhnya Allah Maha Pemurah menyukai kedermawanan dan akhlak yang mulia serta membenci akhlak yang rendah.

Kepribadian dan karakter yang luhur atau mulia itu seperti apa? Dalam banyak hadist lalu dijabarkan bagaimana kepribadian yang mulia itu adalah jujur, rendah hati, tidak sombong, mempunyai rasa malu dan menebar kasih sayang. Semua itu terkait dengan kepribadian seseorang. Kesopanan dan etika yang dipahami sebagai akhlak sebenarnya adalah manifestasi dari akhlak atau kepribadian yang mulia.

Akhlak bukan sekedar norma kesopanan tetapi kepribadian manusia yang luhur. Karena itulah, orang yang mempunyai akhlak memegang salah satu kunci surga. Ketika Nabi ditanya yang menyebabkan masuk surga, beliau menjawa orang yang bertakwa dan memiliki kepribadian (akhlak) yang baik. Bahkan dalam hadist yang lain dikatakan

Pujian Allah terhadap akhlak Nabi ini membuktikan bagaimana sesungguhnya kekuatan kepribadian Nabi yang sangat luar biasa. Sesungguhnya seorang Mukmin dengan akhlaknya yang baik, akan mencapai derajat orang yang shaum (puasa) di siang hari dan shalat di tengah malam (HR Dawud).

Posisi akhlak yang mulia atau menjadi pribadi yang baik dan luhur dalam Islam memliki peran penting. Akhlak bukan sekedar etika sosial, tetapi kepribadian manusia yang sesuai dengan fitrahnya yang baik.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

islam mudah

Jika Berlebiham dalam Beragama, Jangankan Non Muslim, Muslim pun Akan Menjauh

Prinsip ber-Islam adalah beragama secara moderat atau pertengahan (washaty). Prinsip ini bukan hal baru, tetapi …

KH Muflich Chalif Ibrahim 1

Sinergi Ulama dan Umara Penting Bangun Kesepahaman Dalam Membendung Ideologi Transnasional

Jakarta – Ulama dan umara bisa diibaratkan seperti dua sisi dari sebuah koin. Mereka menjadi …