Jakarta – Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol Akhmad Nurwakhid meminta kewaspadaan dan ketelitian masyarakat dalam menginfakkan atau bersedekah, hal ini dikarenakan jaringan kelompok teroris memanfaatkan kedermawanan masyarakat Indonesia untuk mengumpulkan dana yang digunakan untuk keperluan menjalankan teror.
Masih menurut BNPT, meskipun kelompok teroris Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) secara resmi telah dinyatakan kalah, namun sel-sel jaringannya masih bekerja dan turut mengumpulkan dana di Indonesia melalui permintaan donasi di media sosial (Medsos).
“Jaringan ISIS seperti JAD pendanaan itu selain melalui infaq konvensional juga memanfaatkan teknologi digital melalui penyebaran di medsos berkedok donasi sosial dan aksi kemanusiaan,” kata Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Ahmad Nurwakhid saati dikonfirmasi, seperti dilansir dari laman cnnindonesia.com Rabu (25/5).
Menurutnya, pemerintah hingga aparat penegak hukum melihat bahwa pendanaan terorisme turut menjadi persoalan. Hal itu di luar kekuatan penanaman ideologi radikal, dan pengembangan jaringan terorisme tersebut.
Ia mengatakan bahwa logistik memili peranan penting dalam jaringan dan aksi teror. Sejauh ini, beberapa sumber pendanaan teroris dilakukan melalui penyalahgunaan infaq, kotak amal, dan pendanaan jaringan internasional.
Oleh sebab itu, Nurwakhid meminta agar masyarakat berhati-hati dan selektif dalam memberikan uang untuk kegiatan-kegiatan tertentu.
“Indonesia dalam survey dikenal dengan tingkat kedermawanan yang sangat tinggi yang potensial dimanfaatkan oleh kelompok jaringan terorisme untuk dieksploitasi dan disalahgunakan,” ucap dia.
“Kejelasan lembaga amal dan donasi serta track record-nya harus diperhatikan,” tambahnya.