orang tua
bakti orang tua

Bekal Penting dalam menghadapi Usia Tua

Sesungguhnya manusia tidak mungkin bisa menghindari masa usia tua selama ia masih diberikan Allah kesempatan hidup di dunia. Kita berharap usia tua dengan perjalanan hidup yang semakin panjang membuat kita semakin memiliki kematangan jiwa sehingga semakin bijak dalam menyikapi kehidupan dunia yang sementara ini. mudah-mudahan juga, semakin tua seseorang, semakin berhati-hati dan tidak mudah terjebak dalam arus kehidupan dunia yang tidak baik.

Namun kenyataan menunjukkan, bahwa usia tua ternyata tidak menjamin seseorang memiliki kematangan jiwa, bahkan tidak sedikit orang tua yang lupa bahwa ia sudah tua sehingga masih saja melakukan penyimpangan, bahkan penyimpangan yang biasa dilakukan oleh anak muda. Karena itu, Rasulullah SAW mengingatkan kita tentang perkara-perkara yang harus diwaspadai pada usia tua. Nabi SAW bersabda:

قلب الشيخ شاب على حبّ اثنتين: طول الحياة وحبّ المال

Artinya: “Hati orang tua itu mudah mencintai dua hal; yaitu hidup yang panjang dan cinta harta” (HR. Muslim)

Dalam hadis lain, nabi SAW bersabda:

يكبر ابن آدم ويكبر اثنان: حبّ المال وطول العمر

Artinya: “Semakin tua manusia semakin besar pula padanya 2 perkara: yaitu cinta harta dan panjang umur” (HR. Bukhari-Muslim)

Berangkat dari kedua hadis tersebut, menjadi jelas bagi kita bahwa pada usia tua setiap kita hendaknya harus mewaspadai dan berhati-hati terhadap beberapa perkara yang diwanti-wanti oleh Rasulullah SAW, karena bisa jadi kecendrungan, kenginan dan kecintaan pada perkara-perkara inilah yang akan membuat seseorang melakukan penyimpangan di usia tuanya.

Pertama, cinta dunia. Menurut Imam al-Qurthubi Rahimahullah: “orang yang tua adalah orang yang telah melewati usia 40 tahun”. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah yang menjelaskan bahwa usia ummat beliau antara 60 hingga 70 tahun. Karena itu, siapa saja yang telah melewati usia 40 tahun berarti ia telah berada daham tahapan terakhir kehidupannya.

Pada dasarnya, siapa saja boleh menikmati kehidupan dunia ini, termasuk orang tua. Syaratnya, tidak boleh dengan menghalalkan segala cara dan tidak lupa kepada kewajiban yang harus kita tunaikan serta ketentuan yang harus ditaati. Hanya saja, masa tua yang akan dialami oleh setiap orang sangat berbeda dengan masa-masa muda dan remaja. Masa tua identik dengan penurunan kekuatan dan fungsi-fungsi organ tubuh yang menjadi ciri kuat tentang dekatnya ajak seseorang. Karena itu, aktifitas dan kesibukan seseorang dalam masa ini hendaknya lebih bersifat ukhrawi, banyak memikirkan perkara akhirat.

Sudah sepatutnya siapa saja yang telah memasuki masa tua, hendaknya lebih besar perhatiannya dengan ajaran-ajaran agama. Diharapkan pada masa tua telah terbentuk pada diri seseorang kemampuan yang besar untuk mengendalikan diri dari gejolak syahwat dan nafsu duniawi. Sudah seharusnya di masa usia tua kita lebih fokus pada perkara akhirat dan memperbanyak amal shaleh. Mengapa? Karena secara logika, orang yang sudah berusia tua, ia lebih dekat kepada kematian, karena telah banyak menghabiskan jatah usianya.

Kedua, Keinginan Panjang Umur. Setiap orang tidak dilarang memiliki keinginan panjang umur. Kita boleh berdoa minta umur yang panjang. Syaratnya, umur yang panjang itu dipergunakan untuk banyak melakukan kebaikan dan amal sholeh. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa orang-orang yang diberi umur panjang dan memanfaatkan umur yang panjang itu untuk melakukan kebaikan, sebagai manusia terbaik. Rasulullah SAW bersabda:

خير الناس من طال عمره وحسن عمله وشرّ الناس من طال عمره وساء عمله

Artinya: sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya, baik amalnya, dan seburuk-buruk manusia adalah yang panjang umurnya, buruk amalnya (HR. Ahmad)

Yang harus diwaspadai adalah bila seseorang menghendako umur yang panjang hanya karena kecintaannya yang berlebihan kepada dunia, enggan meninggalkan gemerlapnya dunia dan hanya memanfaatkan umur yang panjang itu dalam dosa dan kemaksiatan.

Kenyataan menunjukkan bahwa ternyata banyak orang tua yang menghendaki umur panjang namun lebih banyak dipergunakan untuk melakukan perbuatan dosa dan maksiat. Kita tidak bisa mengelak kenyataan ini, masih ada di sekitar kita orang yang di usia tuanya masih suka berzina, korupsi, dan perbuatan dosa lainnya.

Ketiga, keinginan memiliki banyak harta. Memiliki harta yang banyak di usia tua sangat menyenangkan,, dan ini tidak dilarang agama. Asalkan harta itu diperoleh dengan cara yang halal dan dipergunakan untuk berbuat amal kebaikan. Hal ini yang perlu diwaspada sebagaimana yang telah disinggung dalam hadis Rasulullah SAW, ialah semakin tua malah semakin menumpuk-numpuk harta dan harta terebut hanya digunakan untuk berfoya-foya dan bermegah-megahan, bahkan digunakan untuk berbuat dosa. Allah Swt telah memperingatkan, jangan sampai harta yang kita miliki itu melalaikan kita dari ibadah dan ketaatan. Allah berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُلْهِكُمْ اَمْوَالُكُمْ وَلَآ اَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ ۚوَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta bendamu dan anak-anakmu membuatmu lalai dari mengingat Allah. Siapa yang berbuat demikian, mereka itulah orang-orang yang merugi.

Semakin tua usia hendaknya semakin sadar, bahwa sebentar lagi kita akan menghadap Allah. Kita akan mempertanggungjawabkan segala amal perbuatan kita di dunia. Kita akan mempertanggungjawabkan umur kita untuk apa dihabiskan, masa muda kita untuk apa dipergunakanm dan harta kita darimana kita dapatkan dan untuk apa kita gunakan. Akhirnya, semoga nasehat-nasehat ini menjadi kita sadar, agar semakin tua usia kita semakin matang dalam menghadapi dan menyikapi kehidupan dunia ini, dengan harapan semoga perjalanan hidup kita menjadi lebih baik. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.

Wallahu A’lam

Bagikan Artikel ini:

About M. Riyan Hidayat

Alumni Magister IAT UIN Sunan Kalijaga Yoyakarta

Check Also

kematian

3 Perkara yang Harus Dibebaskan Sebelum Ajal Menjemput

Cepat atau lambat, setiap manusia pasti akan menemui ajalnya. Bagi kita, tidak penting kapan dan …