Imam Syafii
Imam Syafii

Benarkah Imam Syafi’i Menolak Kaum Sufi ?

Wahabi, satu-satunya kelompok dalam Islam yang tidak suka dengan ajaran tasawwuf. Dengan bermacam-macam ujaran yang tidak pantas dilakukan oleh seorang muslim, mereka dengan merasa bangga menghina ajaran shufi ini dengan merasa tanpa bersalah bahkan sampai mengkafir-kafirkannya. Namun, umat Islam yang diberi akal oleh Allah swt sadar mana sebenarnya ajaran yang sesuai al Qur’an dan al Hadits dan ajaran yang hanya sekedar ujaran kebencian belaka. Sebab itu, hingga detik ini, tidak ada umat Islam manapun yang mendukung dan tertarik dengan ajaran yang memuat kebencian ini.

Satu-satunya cara agar ajaran Wahabi laku di pasaran, ia harus mengutip pendapat ulama’-ulama’ yang sudah diikuti oleh banyak umat Islam, agar terkesan ajarannya sesuai dengan para ulama’ tersebut. Maka nantinya tidak wajar jika nantinya pengikut ulama’ tersebut menolak pendapat Wahabi karena sudah dianggap sama ajarannya. Hanya saja, seperti biasanya, Wahabi dalam mengutip pendapat-pendapat ulama’ Ahlussunnah wal Jama’ah dengan cara yang tidak jujur.

Seperti ketika Wahabi mengkritik ajaran Sufi, mereka tanpa malu mengutip pernyataan imam Syafi’i yang masyhur agar seolah-olah imam Syafi’i menolak ajaran Sufi. Yang dimaksud pernyataan tersebut yaitu:

لَوْ أَنَّ رَجُلًا تَصَوَّفَ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ لَمْ يَأْتِ عَلَيْهِ الظُّهْرُ إِلَّا وَجَدْتُهُ أَحْمَقَ

Artinya: “Seandainya laki-laki bertashawwuf di awal siang, maka niscaya ia tidak akan datang di waktu dzuhur kecuali aku menjumpainya dalam keadaan bodoh”

Pernyataan Imam Syafi’i ini menurut Wahabi dianggap sebagai celaan kepada kaum Sufi. Dalam hal ini, imam Syafi’i menilai orang yang bertashawwuf akan menjadi orang bodoh sebelum tengah hari.

Pemahaman seperti di atas adalah pemahaman yang sangat konyol sekali. Padahal yang dimaksud imam Syafi’i adalah orang yang bertashawwuf tapi tidak paham Fiqh, maka dia menjadi bodoh sebelum masuk dzuhur.

Sebab itu, Al Baihaqi mengomentari pernyataan imam Syafi’i tersebut dalam kitabnya Manaqib As Syafi’i:

وَإِنَّمَا أَرَادَ بِهِ مَنْ دَخَلَ فِي الصُّوْفِيَّةِ وَاكْتَفَى بِالْاِسْمِ عَنِ الْمَعْنَى، وَبِالرَّسْمِ عَنِ الْحَقِيْقَةِ، وَقَعَدَ عَنِ الْكَسْبِ، وَأَلْقَى مُؤْنَتَهُ عَلَى الْمُسْلِمِيْنَ، وَلَمْ يُبَالِ بِهِمْ، وَلَمْ يَرَعْ حُقُوْقَهُمْ، وَلَمْ يَشْتَغِلْ بِعِلْمٍ وَلَا عِبَادَةٍ، كَمَا وَصَفَهُ فِي مَوْضِعٍ آخَرَ

Artinya: “Hanya saja yang dimaksud imam Syafi’i adalah orang yang masuk kepada Sufi hanya cukup dengan nama saja tanpa makna (pengamalan) dan dengan simbol tanpa hakikatnya (tashawwuf yang sebenarnya), malas bekerja, memberikan tanggungjawab biaya hidupnya kepada orang muslim lainnya tanpa peduli dengan mereka, tidak menjaga hak-hak mereka dan tidak menyibukkan dengan ilmu dan ibadah, sebagaimana ia mensifatkan dirinya di tempat yang lain”

Tentu saja, orang tersebut dikatakan bodoh, sebab tidak mengetahui hukum-hukum yang berkaitan dengan perbuatan esensial dalam Islam, seperti shalat, puasa dan zakat. Tidak paham bagaimana tatacara yang benar dalam menyembah Allah swt. Perbuatan-perbuatan ini tentu harus didahulukan dibanding dzikir-dzikir yang sunnah.

Ini salah satu bukti, bagaimana mereka (Wahabi) begitu licik dalam mengutip suatu referensi. Mereka memahami suatu teks dengan pemahamannya sendiri lalu disimpulkan sendiri dan orang lain yang tidak sama harus diklaim salah karena tidak sesuai dengan hasil pemahamannya. Apalah namanya kalau ini bukan suatu kekonyolan ?.

Wallahu a’lam

Bagikan Artikel ini:

About M. Jamil Chansas

Dosen Qawaidul Fiqh di Ma'had Aly Nurul Qarnain Jember dan Aggota Aswaja Center Jember

Check Also

shalat jamaah perempuan

Posisi Yang Utama Bagi Perempuan Saat Menjadi Imam Shalat

Beberapa hari belakangan ini sempat viral di media sosial tentang video yang menampilkan seorang perempuan …

menghambat terkabulnya doa doa

Meminta Doa kepada Orang Shalih Hukumnya Haram? Ini Dalilnya !

Dalam salah satu ceramahnya, Yazid bin Abdil Qadir Jawas berkata tidak boleh meminta doa kepada …