islam kaffah
islam kaffah

Berislam secara Kaffah di Kehidupan Modern

Islam adalah agama yang sempurna dan mencakup semua aspek kehidupan manusia. Pemahaman tersebut sering dikenal dengan istilah “Islam Kaffah”. Dalam bahasa Indonesia, “Kaffah” berarti menyeluruh atau komprehensif. Ibnu Katsir, seorang ulama terkenal, memberikan penafsiran yang mendalam tentang Islam Kaffah, Allah memerintahkan kaum muslimin untuk mengikuti semua ajaran Islam tanpa terkecuali, baik yang terkait dengan aspek ritual maupun sosial.

Tertuang dalam surah al-Baqarah ayat 208, Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan (kaffah), dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 208).

Ibnu Katsir menegaskan bahwa Islam Kaffah tidak hanya berarti menjalankan ibadah ritual seperti shalat dan puasa, tetapi juga mengamalkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Misalnya, dalam berbisnis, seorang muslim harus jujur dan adil, sesuai dengan prinsip Islam yang mengutamakan kejujuran dan keadilan.

Seorang muslim yang mengamalkan Islam Kaffah harus menghindari segala bentuk penipuan dan ketidakadilan dalam transaksi bisnis, serta harus memastikan bahwa setiap keuntungan yang diperoleh adalah hasil dari usaha yang halal dan sah. Dengan demikian, prinsip kejujuran dan keadilan dalam bisnis bukan hanya tuntutan moral, tetapi juga perintah agama yang harus ditaati oleh setiap muslim yang ingin menjalani kehidupan Islam secara kaffah.

NU dan Muhammadiyah, dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, memiliki pandangan yang sama tentang pentingnya Islam Kaffah. NU menekankan pendekatan Islam yang inklusif dan toleran, serta menolak segala bentuk radikalisme. Menurut NU, Islam Kaffah berarti menjalankan ajaran Islam dengan penuh pengertian dan kasih sayang, serta menghormati perbedaan.

Sementara itu, Muhammadiyah juga mendorong umat Islam untuk mengamalkan Islam secara menyeluruh. Namun, Muhammadiyah lebih fokus pada aspek pembaruan dan modernisasi dalam Islam. Muhammadiyah percaya bahwa Islam Kaffah harus mampu menjawab tantangan zaman, termasuk kemajuan teknologi dan globalisasi, tanpa meninggalkan prinsip-prinsip dasar Islam.

Salah satu tantangan terbesar dalam menerapkan Islam Kaffah adalah penyalahartian konsep ini oleh beberapa kelompok. Mereka menganggap bahwa menjalankan Islam Kaffah berarti harus menjalani kehidupan sesuai dengan hadist dan Al-Quran secara kaku dan menganggap hal-hal di luar itu sebagai haram. Padahal, pemahaman seperti ini tidak tepat dan bisa memicu sikap radikal.

Meluruskan Islam Kaffah secara Proporsional

Ada pula yang menganggap berislam secara kaffah berarti penting menegakkan negara yang berdasarkan Islam karena sebagai bentuk menghadirkan Islam secara menyeluruh. Tentu, ini adalah tantangan besar yang harus diberikan pemahaman secara utuh agar generasi muda Islam tidak mudah terpengaruh ajaran yang ekstrem.

Pertama, bersikap secara kaffah bukan berarti kaku. Bukan berarti harus meninggalkan kehidupan duniawi dan menolak modernitas dengan kembali pada situasi zaman dulu. Ingat, yang harus dikembalikan adalah perilaku dan akhlak Islami, bukan situasi kekiniannya.

Orang bisa berislam secara kaffah dengan hidup di tengah kondisi modern saat ini. Bukan berarti berislam secara kaffah lantas menolak hal baru. Nilai, ajaran, dan akhlak islami itu yang harus dipertahankan, sementara hal terkait kondisi dan situasi zaman dulu tidak bisa ditarik seperti kondisi saat ini.

Orang misalnya tidak boleh hanya menganggap olahraga berkuda dan memanah saja sesuai sunnah Rasulullah dan hanya itu yang bernilai ibadah. Sejatinya olahraga yang berguna dan bermanfaat saat itu adalah berkuda dan memanah. Untuk bela diri, kesehatan dan kondisi zaman saat itu.

Artinya, tidak usah memaksakan diri melatih anak dengan berkuda untuk mendapatkan sunnah Rasul. Tidak berarti harus berlatih memanah untuk mendapatkan sunnah Rasul. Banyak olahraga lain yang berguna dengan niat untuk melatih anak-anak.

Kedua, menjalankan Islam secara kaffah tidak berarti menunggu hadirnya negara Islam. Bukan berarti negara yang menerapkan syariat Islam sudah termasuk berislam secara kaffah. Berislam secara kaffah adalah persoalan kehidupan wilayah yang bernuansakan Islami.

Indonesia dengan kondisi dan karakter masyarakatnya yang penuh nuansa islami sudah bisa dikategorikan wilayah yang memungkin menerapkan Islam kaffah. Hanya saja, kembali kepada individunya, apakah mau menghiasi kehidupannya dengan nilai-nilai Islami.

Prinsip Tawazun sebagai Pilar Islam Kaffah

Islam Kaffah sebenarnya mengajarkan keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Sebaik-baik perkara adalah yang pertengahan.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dalam menjalankan Islam Kaffah, kita harus bijak dan fleksibel, serta tidak bersikap ekstrem dalam beragama.

Islam Kaffah mengharuskan kita untuk menjalani kehidupan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam yang tercantum dalam Al-Quran dan Hadis. Namun, ini tidak berarti bahwa segala sesuatu di luar itu adalah haram. Islam juga mengakui adanya ijtihad atau usaha keras para ulama untuk menemukan solusi atas permasalahan yang tidak disebutkan secara eksplisit dalam Al-Quran dan Hadist.

Misalnya, dalam hal kemajuan teknologi, Islam tidak pernah melarang umatnya untuk menggunakan teknologi selama tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar Islam. Bahkan, Islam mendorong umatnya untuk terus belajar dan berinovasi. Islam Kaffah merupakan konsep yang menekankan pentingnya menjalankan Islam secara menyeluruh, baik dalam aspek ritual maupun sosial.

Dalam mengamalkan Islam Kaffah, kita harus bijak dan tidak bersikap ekstrem. Islam mengajarkan keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat, serta mendorong kita untuk terus belajar dan berinovasi. Dengan memahami dan mengamalkan Islam Kaffah secara benar, kita bisa menghadapi berbagai permasalahan hidup dengan sikap dan akhlak yang mulia, serta menghindari pengaruh yang mengentengkan agama dan yang berlebih-lebihan dalam beragama.

Islam Kaffah bukan hanya tentang menjalankan ibadah ritual, tetapi juga tentang mengaplikasikan nilai-nilai Islam dalam segala aspek kehidupan, sehingga tercipta kehidupan yang lebih baik dan harmonis.

Bagikan Artikel ini:

About Imam Santoso

Check Also

penjaga kunci ka'bah

Mengenang Juru Kunci Ka’bah : Dr. Saleh bin Zain Al-Abidin Al-Syaibi

Saat ini, setelah musim haji berakhir, banyak jemaah haji telah kembali ke tanah air mereka …

potret pelaksanaan ibadah haji dengan protokol kesehatan

Meraih Haji Mabrur: Tanda-Tanda dan Maknanya

Menjalankan ibadah haji adalah impian setiap Muslim. Ini adalah perjalanan spiritual yang mengharuskan ketulusan hati …