Nabi Adam dan Syaitan
Nabi Adam dan Syaitan

Cerita Nabi Adam untuk Anak (2) : Pembunuhan Pertama Kali Sejarah Manusia karena Iri dan Godaan Iblis

Setelah Adam memiliki keturunan dan Allah mengangkat derajad Nabi Adam menjadi Rasul Allah. maka, Nabi Adam mulai berdakwah untuk seluruh keturunannya dan juga Istrinya. Namun sayangnya, tak semua keturunan  Nabi Adam memiliki sifat yang mulia. Tahukah kamu, bahwa kejahatan pertama kali dilakukan oleh manusia adalah dari anak Nabi Adam.

Kisah anak Nabi Adam yang akan kita ceritakan bernama Qabil, Habil dan juga Syits. Setelah anak keturunan Nabi Adam dan Hawa dewasa, Allah Ta’ala membolehkan Nabi Adam AS untuk menikahkan salah satu dari pasangan kembar dengan salah satu dari pasangan Qabil. 

Namun sayangnya, Qabil dan Habil menginginkan wanita yang sama, yakni saudari perempuannya yang bernama Iqlimiya yang memiliki paras yang cantik. Waktu itu, ketika Nabi Adam hendak menikahkan Habil dengan Iqlimiya dan Qabil dengan Layudha, proteslah Qabil dan membangkang karena saudara kembar Habil jelek dan saudara kembarnya sendiri cantik. 

Sehingga Qabil menginginkan saudara kembarnya tersebut untuk dia sendiri lantaran merasa lebih berhak atas saudara kembarnya. Melihat perseteruan ini, maka Nabi Adampun meminta petunjuk Allah untuk diberikan jalan keluar yang adil untuk anaknya. 

Maka, Allahpun memberikan wahyu kepada Nabi Adam yang memerintahkan kedua putranya untuk berkurban. Siapa yang diterima kurbannya maka dialah yang berhak menikahi iqlimiya. 

Qabil merupakan seorang petani. Iapun memutuskan untu berkurban dengan seikat gandum yang paling buruk dari semua gandum hasil tanamannya. Ia merasa pasti akan menang karena merasa iqlimiya merupakan sodara kembarnya. Rasa sombong dan dengki sudah menguasai hati dan juga pikirannya. 

Dan diketahui Habil merupakan seorang peternak kambing, dan iapun memilihkan kambing yang muda dan gemuk untuk berkurban. Rasa cintanya kepada iqlimiya membuatnya ingin memberikan yang terbaik untuk dikurbankan dan berharap Allah menerima kurban darinya. 

Setelah kurban keduanya dipersembahkan, maka Allahpun menerima kurban Habil yang dinilai lebih tulus dan ikhlas. Kisah kurban ini menjelaskan bahwa bila seseorang yang hendak berqurban haruslah didasari ketakwaan yang tinggi, bukan untuk berbangga diri, sifat bangga diri merupakan hal yang sia-sia dan iapun tak akan mendapatkan pahala yang sempurna. 

Merasa tidak terima, maka marahlah Qabil kepada Habil. Karena emosinya tersebut, Iblispun membujuk Qabil untuk membunuh saudaranya Habil. 

Allah berfirman dalam Alqur’an: “Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka (kurban) dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) diterima dan dari yang lain (Qabil) tidak diterima. Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!”. Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertaqwa”. (Surat al-Maidah ayat 27) 

Melihat kakaknya berniat membunuhnya, Habil tidak membela diri. Sebaliknya, dia menyerahkan dirinya dan tidak ada keinginan melawan. Dia berkata, “Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu padaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seluruh alam”. “Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim”.” 

Ketika Habil mengucapkan kata-kata tersebut, sontak Qabilpun marah, iapun menyerang Habil. Kemudian datanglah iblis dan bertanya kepadanya, “Apakah kamu hendak membunuhnya?” Qabil menjawab, “Ya.” Iblis berkata, “Ambillah batu ini dan timpakanlah ke atas kepalanya.” Maka Qabil mengambil batu itu dan menimpakannya ke kepala Habil hingga kepala Habil pecah dan meninggal dunia.

Allah bersabda, “Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya. Sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang di antara orang-orang yang merugi.” (QS al-Maidah ayat 30).

Setelah membunuh saudaranya Habil, Qabil dilanda kebingungan. Rasa menyesal menyelimuti dirinya, tipudaya iblis telah menguasai dirinya. Habil yang malang, Qabilpun tak tau bagaimana cara menguburkan saudaranya tersebut. Maka Allahpun memerintahkan dua ekor burung gagak yang sedang menggali tanah, dan iapun mengikuti gagak tersebut.

Allah bersabda, “Kemudian Allah menyuruh seekor burung Gagak menggali bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil: “Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung Gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?” Karena itu jadilah dia seorang di antara orang-orang yang menyesal.” ( Surat al-Maidah ayat 31).

Bagikan Artikel ini:

About Indah Fauziah

Check Also

hukum tanam benang

Hukum Tanam Benang untuk Kecantikan, Bolehkah?

Dunia kecantikan tak henti-hentinya berinovasi dengan berbagai metode yang membuat para kaum hawa semakin bisa …

kdrt

KDRT Harus Didiamkan karena Aib Pasangan?

Dalam berumah tangga pasti kita tidak akan terlepas dari masalah yang melibatkan konflik antar pasangan. …