muslimah mualaf ilustrasi  141030193611 741
muslimah mualaf ilustrasi 141030193611 741

Dulu Tidak Percaya Adanya Tuhan, Karima Kini Jadi Mualaf

JAKARTA — Muslim di Amerika Serikat (AS) semakin hari kian bertambah, banyak dari warga AS yang tadinya tidak mengenal agama setelah bersentuhan dengan Islam kemudian menjadi mualaf. Karima (23 tahun) seorang perempuan warga AS bagaimana awalnya dia menjadi seorang muslimah.

Karima berasal dari keluarga yang tidak perduli agama, bahkan ibunya selalu merendahkan agama dan ayahnya merupakan seorang ateis sejati yang membuatnya merasa menjadi seorang agnostik.

‘’Keluarga saya tidak pernah religius. Ibu saya selalu merendahkan agama yang terorganisir, sedangkan ayah saya adalah seorang ateis penuh,’’ ujar dia seperti dilansir About Islam dan dikutip dari laman republika.co.id, Ahad (9/8). Namun demikian, Allah selalu mempunyai cara untuk memberikan hidayah bagi hambanya, karima yang saat itu berusia 16 tahun merasakan secercah cahaya dari keberadaan Tuhan. Menurutnya, perkenalan pada Islam dimulai di sekolah menengah ketika mendapat tugas kelompok di kelas sejarah.

Dalam tugas itu, dirinya ditunjuk untuk meneliti salah satu festival agama, Idul Adha yang biasa dilakukan Muslim. Setelah mengetahui asal-usulnya, Karima langsung terkejut, meski keinginan untuk mengetahui Islam lebih dalam dirasanya.

‘’Itu terus melekat pada diri saya,’’ tambah dia.

Sebagai pengumpul informasi utama untuk festival itu, Karima tak menyia-nyiakan kesempatan untuk belajar agama yang asing baginya. Hingga ia tiba di satu titik dan jatuh cinta pada Islam.

‘’Saya hanya mendengar hal-hal mengerikan tentang Islam, tapi belum pernah bertemu Muslim sebelumnya, jadi itu mengejutkan saya,’’ tuturnya.

Pada saat yang sama, ia mengaku ingin langsung menjadi mualaf, namun ada kendala besar yang ia rasa menghalanginya. Tak sampai di situ, untuk memastikannya, Karima lalu membandingkan kebaikan dan makna dari setiap agama lain, meski itu hanya keinginan pribadinya.

Sadar tak ada yang mendekati, ia semakin mantap belajar Islam lebih lanjut. Terlebih ketika sebagian besar agama ia sebut merupakan ciptaan manusia.

‘’Sampai suatu waktu, saya berjalan pulang dari sekolah, mengeluarkan transliterasi syahadat dan tulisan tangan saya. Saya mengatakannya (syahadat) di depan Gereja Mormon,’’ ucap dia.

Meski merasa gugup saat melafalkan kalimat itu, Karima mengakui ada rasa senang yang tersembunyi. Dia mengatakan, rasa tersebut dimungkinkan bagian dari cobaan Allah SWT.

”Saya mulai belajar sholat dan langsung jatuh cinta dengan hijab,’’ ujar perempuan yang kini mantap berhijab itu.

Penolakan Keluarga

Setelah menjadi Muslim karena keinginannya sendiri, cobaan, kata dia masih berdatangan. Salah satunya adalah penolakan dari orang tua. Karima mengenang, saat orang tuanya agnostik, ibunya memang mendukung Karima untuk memilih jalannya sendiri.

Namun demikian, ketika sang ibu mengetahui Karima menjadi Muslim, ia merobek Al-Quran miliknya. Bahkan, sang ayah yang lebih tak percaya anaknya menjadi Muslim, menyebutnya dengan berbagai umpatan dan hal buruk.

‘’Saya tidak bisa ibadah di depan mereka untuk waktu yang lama, tapi saya tidak pernah melepaskan keyakinan saya pada Islam,’’ ungkap dia.

Waktu berselang, sang ibu ia sebut semakin lembut seiring berjalannya waktu, meski masih belum setuju pada keputusannya. Hal itu berbeda dengan ayahnya, yang masih menentang kepercayaan Islam.

‘’Tapi jujur, jika Allah menghendaki, dia bisa menjadi Muslim yang lebih kuat dari saya suatu hari nanti!’’ kata dia.

Karima melanjutkan, selama mempelajari mengenai Islam, pribadinya ia akui semakin utuh. Pasalnya, ia menganggap bahwa Islam adalah yang paling cocok dengan fitrah manusia.

‘’Bagi saya, Quran tidak berubah karena dihafal oleh begitu banyak orang, itu salah satu keajaiban Tuhan. Shalat sendiri adalah momen pemersatu bagi banyak Muslim,’’ ungkap dia.

Karima menambahkan, ada banyak cerita serupa yang di luaran. Oleh sebab itu, ia menyarankan pada siapapun yang juga mengalami cobaan, untuk tetap sabar dan kembali demi mendapat kedamaian sejati.

‘’Saya hanya memutus siklus tekanan terhadap masyarakat dan agama buatan manusia, Anda tidak akan kehilangan apa pun jika terhubung dengan Dia yang menciptakan Anda seperti yang Dia kehendaki,’’ ujarnya.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

bendera arab saudi 181007134930 332

Mufti Agung Arab Saudi Minta Manfaatkan Teknologi Perjelas Prinsip Islam

RIYADH – Perkembangan tekhnologi yang sangat pesat harus diiringi dengan kemampuan menginterpretasikan hukum-hukum Islam, sehingga …

Dr Amirsyah Tambunan

Para Tokoh Bangsa, Lintas Politik, Ormas, dan Ormas Keagamaan Diajak Rekatkan Solidaritas dan Persatuan Dengan Semangat Syawal

Jakarta – Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan menggelar Halal Bihalal Kebangsaan 2024, 7 Mei mendatang. …