nabi sulaiman dan jin
nabi sulaiman dan jin

Hikmah Cerita Kematian Nabi Sulaiman: Mengapa Percayakan Nasibmu Sama Jin?

Percaya tentang adanya jin dan mempercayakan diri dengan jin itu dua hal berbeda. Sebagai seorang muslim mempercayai jin adalah bagian dari percaya terhadap hal ghaib. Namun, bukan berarti seorang muslim harus mempercayakan nasibnya kepada jin.

Malaikat, jin, dan iblis adalah makhluk Allah yang bersifat ghaib. Kedudukannya sebenarnya setara dengan manusia sebagai mahkluk ciptaan Allah. Bahkan, manusia merupakan mahkluk paling sempurna di antara semua ciptaannya. Anehnya, kadang manusia mempercayakan nasib dan kebaikannya kepada jin. Praktek perdukunan sering pula memanfaatkan kekuatan para jin untuk dieksploitasi untuk kepentingan ghaib manusia.

Adalah Nabi Sulaiman merupakan salah satu utusan Allah yang juga Raja Bani Israil. Allah memuliakan Nabi Daud dan putranya Nabi Sulaiman dengan anugerah kekuasaan yang sangat besar. Tidak hanya di depan manusia, kekuasaan Raja Sulaiman juga mampu menundukkan hewan dan para jin.

Nabi Sulaiman merupakan contoh yang diberikan Allah tentang manusia yang sebenarnya bisa mengendalikan bukan dikendalikan oleh jin. Allah telah menundukkan para jin dan setan ifrit untuk melakukan pekerjaan besar menurut keinginan Nabi Sulaiman. Di antara jin dan setan itu ada yang diperintah oleh Nabi Sulaiman untuk menyelam dan mengeluarkan mutiara yang ada di dasar laut.

Tidak hanya itu, para mahluk ghaib tersebut juga melakukan pekerjaan di darat seperti membuat bangunan yang kokoh dan megah. Mereka juga membuatkan piring-piring berukuran besar dan periuk-periuk yang tidak bergeser dari tempatnya, karena sangat besar ukurannya.

Dan tidak ada satupun dari makhluk ghaib itu yang keluar dari apa yang telah di perintahkan Nabi Sulaiman. Dan bagi siapa saja di antara mereka yang berani melanggar, niscaya terkena azab yang dari Allah.

Dahulu, para setan dan jin-jin kafir itu selalu menyebut-nyebut kepada manusia bahwa mereka mengetahui hal-hal yang ghaib dan mengerti rahasia alam ini. Selalu sesumbar bahwa mereka tahu apa yang akan terjadi esok hari. Dengan alasan inilah, Allah lantas ingin menampakkan kebohongan ucapan mereka kepada para umat-Nya.

Seperti hari biasanya, Nabi Sulaiman sedang mengawasi jin dan setan bekerja. Di saat itupun malaikat maut mencabut nyawa Nabi Sulaiman. Namun, jasadnya masih berdiri dan disangga oleh tongkatnya.

Melihat Nabi Sulaiman masih dalam keadaan berdiri, para jin tersebut tetap melakukan pekerjaannya seperti biasanya. Sama sekali mereka tidak menyadari bahwa Nabi Sulaiman sudah sejak tadi meninggal. Apabila benar para mahkluk tersebut mengetahui yang gaib, pasti mereka akan mengetahui kematian Nabi Sulaiman yang mereka nantikan, agar terbebas dari keadaan mereka saat itu.

Selang beberapa waktu, Allahpun memerintahkan rayap untuk memakan tongkatnya. Sebagian dari tongkat Sulaiman yang telah dimakan oleh rayap-rayap tersebut telah rapuh dan jatuh dari tangan Nabi Sulaiman. Maka seketika jasad Nabi Sulaimanpun akhirnya tersungkur dan terhempas ke bumi.

Melihat kejadian itu, para jin dan setan menghentikan kerjanya dan berlari secepat mungkin. Mereka merasa tersiksa dan hina karena tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang hal-hal yang ghaib. Mereka sesumbar mengetahui segala hal tentang kematian Nabi Sulaiman saja mereka tidak mampu menerka.

Peristiwa meninggalnya Nabi Sulaiman termahtub dalam al-Quran,

فَلَمَّا قَضَيْنَا عَلَيْهِ الْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلَىٰ مَوْتِهِ إِلَّا دَابَّةُ الْأَرْضِ تَأْكُلُ مِنْسَأَتَهُ ۖ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ الْجِنُّ أَنْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ الْغَيْبَ مَا لَبِثُوا فِي الْعَذَابِ الْمُهِينِ

Artinya: “Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang gaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan.” (QS. Saba’ : 14)

Dari kisah di atas bisa di ketahui bahwa tunduknya para jin mematuhi perintah Nabi Sulaiman, menunjukkan bahwa para jin itu adalah makhluk yang lemah sehingga tidak layak seorang manusia meminta perlindungan dan bantuan kepada mereka. Jin adalah bagian dari makhluk Allah yang derajatnya sebenarnya di bawah manusia. Kenapa manusia saat ini lebih meminta pertolongannya, bahkan diperbudak oleh para jin.

Walaupun para jin adalah makhluk ghaib, mereka sebenarnya tidak mengetahui hal yang ghaib. Mereka juga tidak bisa mendatangkan manfaat dan mudarat untuk diri mereka atau orang lain. Mengetahui perkara gaib adalah salah satu kekhususan bagi Allah sebagai penciptanya. Karenanya, tidak ada yang mengetahui perkara gaib di langit dan di bumi melainkan hanya Allah. Masihkah menggantungkan nasib kepada para jin?

Bagikan Artikel ini:

About Imam Santoso

Check Also

nabi musa

Testament : The Story of Moses di Netflix, Bagaimana Nabi Musa Versi Al-Quran?

Film tentang Nabi Musa di Netflix cukup mendapatkan respon positif dari permisa. Film berjudul Testament …

hakikat zakat fitrah

Hakikat Zakat Fitrah : Laku Spiritual dan Solusi Sosial

Selain berpuasa sebagai bentuk ibadah, Ramadan juga menjadi momen bagi umat Islam untuk meningkatkan kedermawanan …