tafsir al baqarah
tafsir al baqarah

Inilah Penjelasan Mengapa Ulama Berbeda Pendapat Mengenai Jumlah Ayat Al-Qur’an

Al-Qur’an merupakan kalamullah yang diturunkan kepada Rasulullah SAW melalui malaikat jibril As. Kitab suci umat islam ini diturunkan sebagai pegangan bagi mereka yang ingin mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Al- Qur’an tidak hanya diturunkan hanya untuk suatu umat atau untuk suatu abad, tetapi untuk seluruh umat manusia dan untuk sepanjang masa. Sehingga luas ajaran-ajarannya sama dengan luasnya umat manusia. Begitu istimewanya Al-Qur’an, tak sedikit para ulama yang menggali tentang banyaknya jumlah ayat dalam Al-Qur’an.

Begitu banyaknya jumlah ayat dalam Al-Qur’an, banyak ulama yang berbeda pendapat dalam menentukan jumlah ayat.  Berikut adalah pendapat yang disampaikan oleh beberapa kalangan ulama mengenai jumlah ayat Al-Qur’an :

  1. Dikalangan ulama Madinah salah satunya disampaikan oleh Abu Ja’far bin Yazid Al-Qaqa yang menyatakan bahwa ayat Al-Qur’an berjumlah 6.210 ayat.
  2. Dikalangan ulama Mekkah yang diriwiyatkan dari Abdullah bin Katsir, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas, dari Ubay bin Ka’ab menyatakan bahwa ayat Al-Qur’an berjumlah 6.220 ayat.
  3. Dikalangan ulama Kuffah yang diriwayatkan dari Hamzah Al-Zayyat menyatakan bahwa ayat Al-Qur’an berjumlah 6.236 ayat.
  4. Dikalangan ulama Bashrah yang diriwayatkan dari ‘Ashim Al-Jahdari yang menyatakan bahwa ayat Al-Qur’an berjumlah 6.205 ayat.
  5. Dikalangan ulama Syam yang diriwayatkan dari Yahya Al-Harits Al-Dzamari yang menyatakan bahwa ayat Al-Qur’an berjumlah 6.226 ayat.

Semua perbedaan yang terjadi dikalangan ulama mengenai jumlah ayat Al-Qur’an dipicu oleh kenyataan bahwa ketika membaca Al-Qur’an, Rasulullah SAW selalu memulai dari pangkal ayat untuk mengajarkan kepada para sahabatnya bahwa itu merupakan pangkal ayat.

Rasulullah SAW juga sering menggabungkan dua ayat demi kesempurnaan makna.  Sehingga sahabat ada yang menghitungnya satu ayat, sedangkan yang lainnya ada yang menghitung dua ayat.

Dilain hal, Perbedaan dalam menghitung jumlah ayat ini sama sekali tidak menodai Alqur’an.

Karena kasusnya sama dengan perbedaan jumlah halaman mushaf dari berbagai versi percetakan. Ada mushaf yang tipis dan sedikit mengandung halaman, tapi juga ada mushaf yang tebal dan mengandung banyak halaman.

Yang membedakanya adalah ukuran font, jenis dan tata letak (lay out) halaman mushaf. Tidak ada ketetapan dari Nabi SAW bahwa Alqur’an itu harus dicetak dengan jumlah halaman tertentu. Terkait kepastian jumlah ayat-ayat dalam Al-Qur’an tidak ada yang “paling benar” dan “paling salah”.

Selama hal itu argumentatif dan didasarkan pada periwayatan dan pilihan yang bertanggung jawab, semua dapat dimungkinkan, meskipun tidak dapat disangkal sebuah pendapat barangkali “lemah” (marjuh) secara metodologis. Diskusi terkait khilafiyah jumlah ayat tidak selamanya harus bersepakat dalam kesamaan ataupun saling mencaci dalam ketidaktahuan.

Tentunya, sebagai umat yang mengaku berpedoman Al-Qur’an sudah selayaknya kita mempelajari bukan hanya dalam segi bacaan, namun juga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan mempelajari Al-Qur’an semoga menempatan kita diposisi terbaik yang telah Rasululah SAW janjikan :

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.

Bagikan Artikel ini:

About Ahmad Cahyo

Mahasiswa Program S2 PTIQ Jakarta

Check Also

Hari Santri

Memperingati Hari Santri Sebagai Wujud Hubbul Waton Minal Iman

Sebagaimana kita ketahui bahwa sejak tanggal 22 Oktober 2015 telh ditetapkan sebagai peringatan hari santri …

meninggal di tanah suci

Belajar dari Peletakan Hajar Aswad : Praktek Demokrasi Ala Nabi

Pada saat ini banyak Negara islam ataupun Negara yang mayoritasnya adalah muslim turut mengadaptasi sistem …