Isra Miraj
Isra Miraj

Isra’ dan Mi’raj Mukjizat Besar dan Terdapat Banyak Pelajaran Hadapi Krisis

Jakarta – Malam 27 Rajab biasa diperingati umat Islam sebagai malam Isra’ dan Mi’raj. Dalam perjalanan Isra’ dan Mi’raj ini, Nabi Muhammad SAW mendapat perintah salat lima waktu dari Allah SAW. Selain itu, banyak hal ghaib yang terjadi selama berada di Sidratul Muntaha, seperti surga, neraka, malaikat dan hal lainnya yang hanya diketahui oleh Allah SWT.

Penasihat ilmiah untuk Mufti Mesir, Syekh Dr Majdi Asyur menekankan, perjalanan Isra’ Mi’raj sungguh merupakan mukjizat yang besar. Di dalamnya terdapat pelajaran yang dapat dipetik dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan sekarang ini, terutama menghadapi pandemi Covid-19.

“Bahwa di balik setiap krisis atau kesulitan, harus ada yang kita perjuangkan dengan ketekunan dan kerja keras,” ujar Syekh Asyur seperti dilansir Elbalad dan dikutip dari laman republika.co.id, Jumat (18/2).

Syekh Asyur juga menjelaskan, di malam Isra’ Mi’raj nanti, yaitu di malam 27 Rajab, umat Muslim perlu memperbanyak ibadah. Di antaranya membaca Alquran dan hadits Nabi Muhammad SAW serta menyelami kembali perjalanan Nabi Muhammad dalam menyebarkan Islam.

“Termasuk juga sholat dua rakaat di malam harinya. Karena salat adalah perjalanan spiritual di mana manusia bisa melintasi jarak sehingga menjadi dekat antara dirinya dan Allah SWT,” jelasnya.

Ia juga menyampaikan, di dalam salat, seorang Muslim sedang berada di dalam inti kedekatan dan cinta Ilahi yang sungguh agung. Dengan salat, seorang hamba merendahkan hatinya dan mengabdi kepada Sang Maha Pencipta, Allah SWT.

Dalam beberapa riwayat hadits, Rasulullah SAW mengisahkan tentang perjalanan Isra’ Mir’aj. Salah satunya, berkisah tentang neraka yang sebagian besar penghuninya adalah perempuan.

Dari Asma, Rasulullah SAW bersabda, “Surga berada sangat dekat denganku sehingga jika aku mau, aku bisa memetik beberapa buahnya. Neraka juga dekat sekali denganku sehingga aku berkata, ‘Ya Allah, bahkan aku masih bersama mereka?’

Aku melihat seorang wanita yang sedang dicakar seekor kucing, dan aku bertanya, ‘Mengapa ini?’ Mereka memberitahuku, ‘Dia (wanita itu) menyekap kucing tersebut sampai mati kelaparan. Dia tidak memberinya makan, dan tidak melepaskannya supaya kucing itu bisa memakan tikus-tikus di bumi.” (HR Bukhari)

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

ilustrasi masjid tempat ibadah umat

Khutbah Jumat: Menjaga Semangat Beribadah Ramadan di Bulan Syawwal

Khutbah I الحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلٰهَ …

lapar

Saya khawatir Apabila Perut Kenyang akan Lupa pada yang Kelaparan

Ramadan telah berlalu, tetapi ada nilai sangat penting yang harus disisakan. Selalu terus merawat keadaan …