majelis ilmu
majelis ilmu

Jangan Sekedar Ngaji, Inilah Adab di Majelis Ilmu

Ilmu merupakan cahaya yang mampu menerangi perjalanan kehidupan bagi manusia. Dengan ilmu kita akan mengetahui tentang Islam baik larangan yang harus di jauhi manusia dan apa yang harus dilakukan bagi seorang muslim dan juga cara beribadah yang benar.

Karena alasan inilah, umat Islam diwajibkan untuk menuntut ilmu. Bagi seorang muslim dapat menambah ilmu agamanya dengan mendatangi majlis-majlis yang ada di daerahnya. Dalam kesempurnaan Islam, tidak luput tentang beberapa adab dalam bermajlis. 

Adab dalam majlis ilmu penting diperhatikan agar seseorang tidak hanya memiliki ilmu, tetapi juga memiliki adab. Orang yang memiliki ilmu dengan beradab akan melahirkan ilmuwan yang beretika. Karena itulah, awali menuntut ilmu dengan cara yang beradab.

Allah berfirman dalam surat al-Mujadillah ayat 11 yang berbunyi, “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” 

Ayat tersebut berisikan tentang etika atau tata cara menghadiri sebuah majelis ilmu agar dapat meletakkan norma dalam majelis. Sebelum ayat ini diturunkan, para sahabat berlomba-lomba untuk menjadi yang terdekat dengan posisi duduk Rasul. Bahkan beberapa sahabat yang datang terlambat memaksa sahabat lain untuk menggeser bahkan beranjak dan bertukar tempat dengannya. Bagi jamaah yang datang lebih awal maka ia memiliki ha katas tempat yang ia duduki. 

Berikut ini adalah adab-adab dalam bermajelis. Pertama, memberi salam. Salam merupakan salah satu penanda keramahan bagi umat muslim, kalimat salam juga bisa untuk mendoakan seseorang dalam hal kebaikan. 

Abu Hurairah ra telah meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda, “Bila salah seorang kamu sampai di suatu majlis, maka hendaklah memberi salam, lalu jika dilihat layak baginya duduk maka duduklah ia. Kemudian jika bangkit (akan keluar) dari majlis hendaklah memberi salam pula. Bukanlah yang pertama lebih berhak daripada yang selanjutnya.” (HR. Abu Daud dan At-Tirmidz) 

Kedua, tidak menyuruh seseorang berdiri, pindah atau bergeser agar ia menempati tempat duduknya. 

Seorang yang memiliki adab tentu tidak akan mengambil posisi di tengah majelis, apalagi jika ia datang terlambat. Rasulullah bersabda, “Janganlah kalian menyuruh temannya bangkit dari tempat duduknya, akan tetapi hendaklah kamu memperluasnya.” 

Namun, selayaknya bagi ahli majelis yang telah duduk dalam majelis merenggangkan tempat duduknya, agar seseorang yang mendatangi majelis tadi mendapatkan tempat duduk. 

Ketiga, hendaknya duduk di tempat yang masih tersisa. Jabir bin Samurah telah menuturkan, “Adalah kami, apabila kami datang kepada Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam maka masing-masing kami duduk di tempat yang masih tersedia di majlis.” (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al-Albani). 

Jika kita baru saja tiba di majelis, maka hendaknya janganlah duduk di kursi yang telah ditempati oleh orang lain. Duduklah di kursi yang kosong sehingga tidak akan mengganggu orang lain. 

Keempat, menghormati Majelis.  Termasuk dalam hal ini dengan tenang dan sopan, tidak terlalu banyak berbicara, bersenda gurau ataupun berbantah-bantahan yang sia-sia. Juga tidak berbicara dua orang saja dengan berbisik-bisik tanpa melibatkan ahli majelis lainnya.

Berkumpulnya banyak orang dalam sebuah majelis harusnya menimbulkan rasa saling menghormati dan menghargai. Terutama pada guru atau ustadz yang memberikan ilmu, hendaknya kita menghormati dengan mendengarkan pemaparan yang diberikan.

Rasulullah bersabda, “Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda serta yang tidak mengerti hak ulama.” (Riwayat Ahmad dan dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami’)

Kelima, memperhatikan. Ketika sedang berada di sebuah majelis, perhatikanlah apa yang dibicarakan dan didiskusikan di dalamnya. Selain kita mampu menghargai pemberi ilmu, hal ini juga akan menguatkan ingatan kita tentang ilmu yang disampaikan.

Dari Abu Hurairah, beliau berkata, “Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berada di majelis menasihati kaum, datanglah seorang A’rabi dan bertanya,”Kapan hari kiamat?” (Tetapi) beliau terus saja berbicara sampai selesai. Lalu (beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam) bertanya,“Mana tampakkan kepadaku yang bertanya tentang hari kiamat?” Dia menjawab,”Saya, wahai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Lalu beliau berkata, “Jika amanah disia-siakan, maka tunggulah hari kiamat”. Dia bertanya lagi, “Bagaimana menyia-nyiakannya?” Beliau menjawab, “Jika satu perkara diberikan kepada bukan ahlinya, maka tunggulah hari kiamat”. (Riwayat Bukhari)

Itulah beberapa adab dalam majelis yang perlu dicontoh. Menuntut ilmu tak hanya sekedar mendapatkan ilmu. Ingatlah bahwa adab jauh lebih penting dipelajari terlebih dahulu. Ketika menuntut ilmu diawali dengan adab, seseorang akan memegang ilmu dengan beradab. Banyak sekali orang pintar tetapi tidak memiliki adab.

Bagikan Artikel ini:

About Imam Santoso

Check Also

nabi musa

Testament : The Story of Moses di Netflix, Bagaimana Nabi Musa Versi Al-Quran?

Film tentang Nabi Musa di Netflix cukup mendapatkan respon positif dari permisa. Film berjudul Testament …

hakikat zakat fitrah

Hakikat Zakat Fitrah : Laku Spiritual dan Solusi Sosial

Selain berpuasa sebagai bentuk ibadah, Ramadan juga menjadi momen bagi umat Islam untuk meningkatkan kedermawanan …