halalan tayyiban
gaya hidup halal

Menelisik Karakteristik Makanan Halalan Thayyiban dalam Al-Qur’an

Makanan dan minuman merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup. Tanpa makanan dan minuman, makhluk hidup tidak bisa bertahan untuk menjalankan kegiatan sehari-hari. Setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan, tua atau muda, sakit atau sehat selalu membutuhkan makanan dan minuman dalam jenis dan porsi yang berbeda. Oleh karena itu, Islam tidak melarang manusia baik laki-laki maupun perempuan untuk menikmati kehidupan dunia, seperti menikmati makanan yang lezat dan minuman yang segar. Islam juga menekankan supaya makanan yang dimakan harusberasal dari sumber yang halal dan baik serta sehat.

Makanan dan minuman yang baik dalam al-Qur’an disebut dengan thayyib. Makanan thayyib dapat diartikan dengan makanan yang proporsional, serta makanan yang sesuai dengan kapasitas fisik, kadar gizi, dan waktu saat melakukan kegiatan makan. Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam memberikan banyak informasi tentang makanan halal yang baik dan sehat (halalan thayyiban), misalnya dalam surah al-Baqarah ayat 168, al-Maidah ayat 88, an-Nahl ayat 114, dan al-Anfal ayat 69. Hal yang menarik untuk dikemukakan bahwa semua ayat yang didahului oleh panggilan mesra Allah untuk ajakanmakan, baik yang ditujukan kepada seluruh manusia maupun kepada orang-orang mukmin selalu dirangkaikan dengan kata halalan dan thayyiban. Ini menunjukan bahwa makanan yang terbaik adalah yangmemenuhi kedua unsur tersebut.

Informasi yang disampaikan oleh Allah melalui al-Qur’an yang ditujukan kepada seluruh umat Islam untuk mengkonsumsi makanan yang halal dan thayyib memberikan petunjuk bahwa di bumi ini ada beberapamakanan yang haram dikonsumsi.

Tulisan ini ingin menggali sebuah informasi bagaimana sebenarnyakarakteristik makanan yang halal dan baik untuk dikonsumsi menurutajaran Islam dalam kitab suci al-Qur’an. Mengingat begitu banyak kasus-kasus penyelewengan yang dilakukan oleh produsen-produsen nakal untuk mendapatkan keuntungan yang lebih, sehingga rela melakukan kecurangan-kecurangan tanpa memperhatikan kehalalan produknyayang berdampak negatif bagi para konsumen.

Kedudukan Makanan dalam Islam

Makanan adalah keperluan fisiologi yang perlu dipenuhi untuk hidup. Ini karena, tenaga yang diperoleh melalui makanan digunakan untuk bekerja, pertumbuhan, berkembang biak, dan melaksanakan proses kelangsungan hidup. Dilihat dari perspektif Islam, tujuanpengambilan makanan bukan hanya untuk kepentingan fisiologi, tetapi apa yang utama adalah sebagai pengabdian diri kepada Allah SWT. Kesehatan dan kekuatan tubuh bergantung pada makanan yang diambil.

Islam mengajar umatnya agar tidak berlebihan dan mengimbangi antara keperluan rohani dan jasmani. Terkait soal makanan, Islam menganjurkan umatnya untuk mengambil makanan yang baik atau biasanya disebut makanan halal dan thayyib. Perintah mengkonsumsi makanan yang halal dan baik bertujuan untuk menghindarkan manusia agar tidak mengkonsumsi makanan yang dapat merusak diri mereka.

Mengkonsumsi makanan yang halalmerupakan suatu kewajiban bagi umat Islam, karena selain dubutuhkan untuk pertumbuhan, segala aktitas manusia setiap harinya bersumber darimakanan baik itu bekerja maupun beribadah. Melihat pada fungsi makanan yang begitu urgendalam membentuk perkembangan fisik sekaligus mental manusia, maka agama memberikan seruan kepada seluruh umat manusia agar mereka mengkonsumsi makanan yang baik. Pengertian baik di sini adalah baik dalam pandangan medis maupun dalam pandangan agama. Seruan ini dimaksudkan agar manusia bisa memiliki kesehatan baik jasmani maupun rohani, sekaligus bisa menjadi insan yang memiliki tubuh sehat juga bermental kuat.

Manusia diizinkan oleh Allah untuk hidup di bumi ini dan melangsungkan kehidupannya. Untuk itu, manusia memerlukan bahanbahan makanan. Setiap makhluk hidup, termasuk manusia juga membutuhkan makanan sepanjang hidupnya. Perut akan merasakan lapar dan tubuh menjadi tidak bertenaga disaat kekurangan makanan. Dengan makanan manusia memperoleh energi atau tenaga. Tanpa makanan manusia tidak akan bias melangsungkan aktifitasnya maupun melangasungkan kehidupan.

Makanan Tersebut Harus Halal

Islam melarang sesuatu untuk dikonsumsi, maka di balik pelarangan itu, ada dampak negatif bagi tubuh manusia. Sebaliknya Islam membolehkan sesuatu atau menyuruh sesuatu, termasuk mengkonsumsi makanan tertentu, maka dibalik perintah itu ada sisi maslahat yang bisadiambil, sadar atau tidak sadar. Iman kepada Allah mengharuskan seorang muslim memakanmakanan yang dihalalkan Allah dan menghindari makanan yang diharamkan-Nya.

Segala yang dihalalkan oleh Allah adalah baik semata dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, dan segala yang diharamkan oleh-Nya (termasuk berbagai jenis makanan dan minuman) adalah karena barang-barang tersebut tidak memenuhi kebutuhannya. Bahan-bahan makanan yang diharamkan itu juga mengandung bahaya yang berdampak negatif atas tubuh dan kesehatan individu. Allah tidak mengharamkan sesuatu melainkan karena sesuatu itu pada dasarnya memang keji atau karena adanya dampak negatif yang akan ditimbulkannya.

Allah menyediakan semua yang diperlukan oleh manusia di bumi ini, tidak semua yang ada di bumi ini halal untuk dimakan atau digunakan. Halal pun masih memiliki dua kategori yaitu yang baik dan yang tidak baik. Begitu juga dengan makanan yang halal, tidak semua makanan yang halal otomatis baik ada juga makanan yang halal tapi tidak baik untuk dikonsumsi.

Makanan yang Allah sediakan di Bumi ini sangatlah banyak tinggal bagaimana manusia itu sendiri memilih dan memilahnya, karena itulah Allah memberikan akal kepada manusia untuk dapat berfikir mana yangterbaik untuk diri mereka sendiri. Banyak makanan yang halal yangterdapat di bumi ini harus dipilih apakah baik atau tidak ketika dikonsumsioleh tubuh manusia. Makanan yang dikategorikan halal ternyata masihmemiliki beberapa aspek, diantaranya adalah wajib, sunnah, mubah danmakruh. Perintah mengkonsumsi makanan yang halal terdapat dalam al-Qur’an seperti dalam surah al-Baqarah ayat 168, al-Maidah ayat 88, an-Nahl ayat 114.

Bersamaan dengan itu, Allah juga melarang manusia untukmengkonsumsi pangan dari hasil usaha yang haram yang oleh al-Qur’an disebut al-bathil sebagaimana telah diperingatkan oleh Allah dalam surahan-Nisa’ ayat 29: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salingmemakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalanperniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Danjanganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah MahaPenyayang kepadamu.” (Q.S an-Nisa’: 29).

Mengandung Gizi yang Cukup dan Seimbang

Kehidupan sehari-hari yang penuh dengan berbagai aktivitas,sehingga memerlukan tenaga yang lebih untuk mejalankan aktivitas tersebut. Mengkonsumsi makanan yang memiliki gizi yang cukup dan seimbang seperti mengkonsumsi sayur-sayuran, buah-buahan, susu, ikan, daging, dan sebagainya, merupakan suatu keharusan untuk beraktivitassekaligus untuk pertumbuhan. Sebagaimana yang dikatakan M. Quraish Shihab dalam tafsirnya: “Berpijak pada peranan makanan yang begitu urgen dalammembentuk perkembangan fisik sekaligus mental manusia, maka agamamemberikan seruan kepada semua umat manusia agar merekamengkonsumsi makanan yang baik.

Pengertian baik di sini adalah baik dalampandangan medis maupun dalam pandangan agama. Seruan inidimaksudkan agar manusia bisa memiliki kesehatan baik jasmani maupunrohani sekaligus bisa menjadi insan yang bertubuh sehat juga bermental kuat. Gizi, yang dalam hal ini mempunyai peran yang sangat besar dalam membina dan mempertahankan kesehatan seseorang.

Memelihara kesehatan jasmani agar tetap sehat yaitu dengan olahraga yang teratur dan menjaga pola makan yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi. Al-Qur’an berisi banyak bagian yang memberikan saran kepada seorang muslim tentang kebiasaan makan makanan yang menyehatkan dan bergizi. Makanan tidak hanya berhubungan dengan pelestarian fisik manusia dan kesejahteraan, tetapi juga untuk kesehatan spritual.

Makanan yang thayyib sebagai salah satu syaratmakanan yang ditetapkan dalam al-Qur’an yang diartikan dengan makananbergizi yaitu yang sesuai dengan pertumbuhan jasmani, tidak berdampak negatif terhadap kesehatan tubuh. Makanan yang bergizi menjadi kebutuhan pokok oleh setiap tubuh manusia untuk memperoleh kualitas kesehatan yang paripurna.

Aman

Perangkaian perintah makan dengan perintah bertakwa, menuntun dan menuntut agar manusia selalu memperhatikan sisi takwa yang intinya adalah berusaha menghindar dari segala yang mengakibatkan siksa dan terganggunya rasa aman. Takwa dari segi bahasa berarti “keterhindaran”, yakni keterhindaran dari siksa Tuhan, baik di dunia maupun di akhirat.

Surah an-Nisa’ ayat 4 memberikan suatu petunjuk bahwa dalam mengkonsumsi makanan itu haruslah mengutamakan keamanan, adapunteks ayat al-Quran surah an-Nisa’ ayat 4: Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamunikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika merekamenyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati,maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedaplagi baik akibatnya (Q.S an-Nisa’: 4).

Makanan yang dikonsumsi oleh manusia harus memenuhi ciri-ciri yang ditentukan oleh ayat-ayat ini agar makanan tersebut berguna bagitubuh dan mendatangkan ketenangan pada jiwa. Makanan itu meskipun halal tapi tidak thayyib, berarti dia adalah makanan yang busuk, ataumentah, kurang masak. Makanan yang seperti itu berbahaya bagi tubuh, merusak organ-organ yang ada di dalamnya, dan menyebabkan orang yang mengkonsumsinya terserang penyakit yang membuatnya tidak bisa menunaikan pekerjaan-pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

Makanan yang dikatakan thayyib berdasarkan beberapa penjelasan di atas adalah makanan yang halal, karena syarat utama makanan yangbaik untuk dikonsumsi adalah makanan yang halal. Makanan yang halal saja tidak menjamin seseorang itu sehat ketika mengkonsumsi makanan tersebut, maka makanan yang dikonsumsi haruslah makanan yang memiliki gizi yang cukup dan seimbang. Kebutuhan gizi yang cukup untuk mendukung segala aktivitas yang dilakukan setiap harinya. Makanan yang dikonsumsi itu harus sesuai dengan kebutuhan konsumen, karena ketikaseseorang mengkonsumsi makanan secara berlebihan maka makanan ituhanya akan mendatangkan penyakit pada konsumen tersebut. Keamanan makanan yang ingin dikonsumsi itu juga menjadi hal terpenting untuk diperhatikan, karena ketika mengkonsumsi makanan yang kadaluwarsa bukan sehat yang didapatkan, malah penyakit yang akan didapatkan.

Bagikan Artikel ini:

About Ainun Helty

Alumni Ilmu Al-Quran dan Tafsir UIN Syarif hidayatullah.

Check Also

sufi

Empat Pembelajaran Tasawuf dalam Puasa Ramadan

Muatan hikmah di bulan Ramadan dalam ibadah puasa adalah bertujuan untuk memberikan penyembuhan penyakit rakus …

berbuka puasa ala Rasul

Beberapa Mitos Membatalkan Puasa yang Beredar di Masyarakat

Puasa di Bulan Ramadhan adalah salah satu ibadah wajib yang harus dilaksanakan oleh umat Islam. …