berserah diri
berserah diri

Ketika Merasa Sendiri dan Kesepian, Jalan Pulangmu ada Allah

Gemerlap dunia sering membuat manusia lupa diri bahwa dunia hanya tempat persinggahan sementara. Keindahan duniawi memang menghipnotis manusia untuk tergiur di dalamnya bahkan melakukan segala cara untuk mendapatkan dan merasakan keindahannya. Terkadang karena keinginan manusia yang berlebihan dunia mampu membuat mereka lupa diri untuk meninggalkan urusan akhiratnya bahkan di antara dari mereka rela untuk menyakiti sesama mereka hanya demi kepuasannya.

Manusia lupa bahwa pada akhir perjalanannya ialah tetap kembali kepada Allah Sang Pencipta Kehidupan. Fitrah yang ada dalam diri manusia yang sudah ditetapkan Allah bahwa manusia hidup pasti memiliki maksud dan tujuan. Mengetahui makna hidup itu ada di dalam agama. Agama mampu membuat manusia tersadar bahwa kehidupan yang dimiliki hanya karunia dari Allah. Agama mengingatkan manusia yang sering lupa tujuan awal dihidupkannya manusia di muka bumi ini. Kesenangan dunia banyak membuat manusia hilang kendali sehingga ia lupa dari mana ia berasal dan ke mana mereka akan kembali.

Dunia tidak selalu berjalan manis, terkadang kekecewaan, kesedihan, mampu membuat manusia terasa hancur dan banyak dari manusia yang pada akhirnya kehilangan arah. Mungkin di dalam dunia ini sudah banyak orang yang pergi meninggalkan kita, sudah tidak ada orang yang memperdulikan kita terlebih jika kita sudah tidak memiliki apapun. Namun sebagai hamba Allah, seharusnya kita mampu kembali kepada-Nya, karena Allah akan selalu siap menyambut kehadiran hambanya yang ingin pulang kepangkuan-Nya.

Selalu ingat dalam al-Qur’an Allah mengingatkan umatnya, “Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya.” (QS az-Zumar: 54). Ayat tersebut mengingatkan kita sebagai seorang muslim, jika kita telah melampaui batas, maka kembalilah dan tunduklah kepada-Nya sebelum siksaan Allah datang kepada kita. Jika siksa Allah telah datang sebelum kita kembali, kita tidak akan dapat ditolong dan dilindungi dari siksaan itu oleh siapa pun.

Jika manusia mampu menyadari bahwa Allahlah satu-satunya tujuan pulang bagi seorang hamba yang sesungguhnya, kesadaran ini akan mampu membuat manusia lebih berarti dengan rangkaian ibadah yang dilakukan dengan perasaan yang ikhlas, bukan sekedar pemenuhan kewajiban saja. Amalan kebaikan yang dilakukan kepada sesama dimaksudkan hanya karena mencari keridhaan-Nya bukan karena hal duniawi yang lain. Hidup yang dirasakan akan semakin indah dan menyenangkan, karena dengan menebarkan kebaikan pastinya rasa damai juga akan mampu menyelimuti diri kita. Manusia akan merasa lebih hidup karena merasa bahwa kehidupan kita berguna untuk manusia lainnya.

Tak ada manusia yang sempurna yang hidup di dunia ini, Karena ketidaksempurnaan manusia inilah dalam perjalanannya pasti akan ada kesalahan yang dilakukan. Namun sebaik-baiknya seseorang yang melakukan kesalahan ialah mereka yang mau untuk bertaubat atas kesalahan yang telah dilakukannya. Ingatlah bahwa Allah adalah Maha Pemaaf. Selama manusia sadar akan kesalahan yang telah dilakukan dan mau kembali kepada Allah, maka allah akan senantia merangkul kita dan memberi kita ketenangan lahir maupun batin.

Selain pemaaf Allah juga  maka Penyayang, “Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.” (QS al-Fajr: 27-30). Imam Hasan al-Bashri dalam penafsiran ayat tersebut mengatakan Kembalilah kamu kepada balasan Tuhanmu dan kepada pemuliaan-Nya dalam keadaan ridha dengan apa yang Allah sediakan untukmu dan Allah pun ridha terhadap dirimu. Kembali kepada Allah dengan meninggalkan dunia dan berserah diri kepadanya dengan menempuh jalan menuju akhirat.

Dapat disimpulkan bahwa seorang hamba yang kembali pulang kepada Allah karena kesadaran diri akan kesalahan yang mereka buat bukan berarti mereka bisa pulang dengan tangan yang kosong. Artinya, seorang hamba yang kembali kepada Allah haruslah mereka siap untuk membekali diri dengan keikhlasan dan ilmu serta amal saleh yang akan mereka bawa selama dalam perjalanan menuju rahmat Allah.

Tentu saja Allah akan selalu merangkul dan memeluk hambanya meski datang dengan penuh luka yang ada dalam dirinya. Dan Allah akan menyembuhkan hambanya yang siap untuk pulang. Jadi, sudah siapkah kalian kembali pulang?

Bagikan Artikel ini:

About Sefti Lutfiana

Mahasiswa universitas negeri jember Fak. Hukum

Check Also

kesehatan puasa

Menjaga Harmoni antara Kesehatan Jasmani dan Rohani : Belajar dari Praktek Berpuasa

 Perbincangan mengenai kesehatan jasmani dan rohani seringkali menimbulkan beragam pandangan. Namun, seharusnya kita tidak melihatnya …

mencari jodoh

Jodoh dalam Islam: Takdir yang Ditunggu atau Ikhtiar yang Harus Terus Dikejar

Seringkali ketika berbicara jodoh selalu diiringi dengan kata takdir. Orang sering bilang jodoh sudah ada …