bulan syaban
bulan syaban

Inilah Keutamaan dan Amalan Utama di Bulan Sya’ban

Marhaban ya syahra Sya’ban. Selamat datang bulan Sya’ban yang agung. Bulan penuh kemuliaan dan amalan utama yang harus diperbanyak di bulan ini.


Bulan Sya’ban adalah bulan kedelapan dalam kalender Hijriyah. Diapit oleh dua bulan mulia lainnya, yakni bulan Rajab dan Ramadhan. Terdapat banyak riwayat yang menjelaskan tentang keagungan dan keutamaan bulan Sya’ban.

Bulan Sya’ban menempati kedudukan istimewa dalam Islam. Banyak keutamaan-keutamaan yang Allah anugerahkan kepada hamba-Nya di bulan ini. Allah juga membuka banyak pintu rahmat dan ampunan-Nya di bulan ini.

Penamaan Bulan Sya’ban

Mengenai asal muasal penamaannya, Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitab Fath al Bari menulis:

قال ابن حجر رحمه الله: “سُمي شعبان لتشغيلهم في طلب المياه أو الغارات بعد خروج شهر رجب الحرام

Dinamakan Sya’ban karena orang-orang Arab berpencar mencari air atau berpencar di gua-gua setelah lepas bulan Rajab.

Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al-Maliki menulis kitab Ma Dza fi Sya‘ban? Kitab khusus tentang bulan Sya’ban. Di awal tulisannya, Sayyid Muhammad Alwi menuqil pandangan para ulama tentang asal-usul kata “Sya‘ban”.

 وسمي شعبان لأنه يتشعب منه خير كثير، وقيل معناه شاع بان، وقيل مشتق من الشِعب (بكسر الشين) وهو طريق في الجبل فهو طريق الخير، وقيل من الشَعب (بفتحها) وهو الجبر فيجبر الله فيه كسر القلوب، وقيل غير ذلك.

“Dinamai “Sya‘ban” karena banyak cabang-cabang kebaikan pada bulan mulai ini. Sebagian ulama mengatakan, ‘Sya‘ban’ berasal dari kata ‘Sya’a Ban yang memiliki arti terpancarnya keutamaan. Menurut ulama lainnya, ‘Sya‘ban’ berasal dari kata ‘al-syi‘bu’ (dengan kasrah pada huruf syin), sebuah jalan di gunung, yang tidak lain adalah jalan kebaikan. Sementara sebagian ulama lagi mengatakan, ‘Sya‘ban’ berasal dari kata ‘As-sya‘bu’ (dengan fathah pada huruf syin), secara harfiah ‘menambal’ di mana Allah menambal (menghibur atau mengobati) patah hati (hamba-Nya) di bulan Sya’ban. Ada pula ulama yang memahami bulan ini dengan makna selain yang yang tersebut”.

Keutamaan Bulan Sya’ban

Mengenai keutamaan bulan Sya’ban, ada banyak sekali hadis dan pendapat ulama. Di antara para ulama tersebut adalah Sayyid Muhammad bin Abbas al-Maliki. Seperti telah disebutkan di atas, setelah menjelaskan beberapa pendapat ulama tentang asal mula penamaan Sya’ban, selanjutnya dalam kitab yang sama beliau melanjutkan tulisannya tentang anjuran untuk mengagungkan bulan Sya’ban.

اننا لا نعظم الزمان لأنه زمان ولا المكان لأنه مكان لأن هذا عندنا من الشرك. ولكن ننطر لما هو أعلى من ذلك وأعظم..وانما ننظر اليها من حيث مقامها ووجاهتها وجاهها ورتبتها وشرفها…

Artinya; kami tidak mengagungkan zaman (bulan) karena semata zaman tersebut, dan tidak pula mengagungkan tempat karena hanya semata tempat itu. Bagi kami hal itu bagian dari perbuatan syirik. Tetapi kami melihat yang lebih besar dan agung dari itu semua….kami melihat (mengagungkan) dari sisi kedudukan, dan kemulian zaman (bulan) dan tempat tersebut”.

Dari penjelasan ini bisa dipahami, anjuran kepada kaum muslim untuk mengagungkan bulan ini bukan karena bulan Sya’bannya. Tetapi lebih karena peristiwa agung yang terjadi di bulan Sya’ban.

Keutamaan lain yang dimiliki bulan ini adalah sebagai persiapan menjelang kehadiran bulan puasa Ramadhan. Karena itu Rasulullah mengingatkan para sahabat untuk memperbanyak puasa, istighfar, dan ibadah yang lain.

Amalan Utama di Bulan Sya’ban

Di antara amalan yang utama di bulan ini adalah memperbanyak puasa sunnah. Hal ini berdasarkan pada hadis Nabi. Dari Usamah bin Zaid, berkata, “Katakanlah wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihat engkau berpuasa selama sebulan dari bulan-bulannya selain di bulan Sya’ban”. Nabi menjawab:

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

Artinya: “Bulan Sya’ban adalah bulan di mana manusia mulai lalai, yaitu bulan di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Tuhan semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan.” (HR An Nasa’i).

Ibnu Rajab ketika menjelaskan makna hadis ini menjelaskan, Rasulullah menganjurkan melakukan amalan ketaatan di bulan Sya’ban karena manusia banyak melupakannya. Mereka lupa bahwa amalan-amalan tersebut sangat dicintai oleh Allah.”

Untuk lebih menguatkan penjelasan tentang keutamaan bulan Sya’ban, ada hadis dari ‘Aisyah, mengatakan,

فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِى شَعْبَانَ

Artinya: “Aku pun tidak pernah melihat Rasulullah berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Sya’ban.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Pada hadits lainnya ‘Aisyah mengatakan:

لَمْ يَكُنِ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ

Artinya: “Nabi tidak biasa berpuasa pada satu bulan yang lebih banyak dari bulan Sya’ban. Nabi biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Dua hadis Aisyah ini secara tegas menyatakan keutamaan puasa Sunnah di bulan Sya’ban. Walaupun dari redaksi dua hadis tersebut sekilas nampak ada perbedaan tentang penyebutan kata “sebagian besar” dan “seluruh”. Namun bila dikaji secara mendalam sejatinya dua redaksi tersebut saling menguatkan satu sama lain.

Imam al-Syaukani mengatakan bahwa riwayat-riwayat tersebut bisa dikompromikan bahwa yang dimaksud dengan kata “kullu” (seluruhnya) adalah kebanyakan. Dalam bahasa Arab penyebutan kata “Kullu”  memberi arti berpuasa pada kebanyakan hari dalam satu bulan.

Hal ini seperti dikatakan oleh Imam Nawawi dalam Syarah Muslim, para ulama mengatakan bahwa Nabi tidak menyempurnakan berpuasa sebulan penuh selain di bulan Ramadhan semata karena khawatir umat Islam menyangka puasa selain Ramadhan adalah wajib.

Di dalam kitab Lathaif Al-Ma’arif disebutkan, memperbanyak puasa pada bulan Sya’ban selain ibadah yang sangat mulia, juga sebagai latihan menyambut bulan Ramadhan. Karena jika sudah terbiasa melakukan puasa di bulan ini tentu ketika puasa wajib di bulan Ramadhan akan terasa lebih ringan.

Bagikan Artikel ini:

About Faizatul Ummah

Alumni Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo dan Bendahara Umum divisi Politik, Hukum dan Advokasi di PC Fatayat NU KKR

Check Also

Toa masjid

Toa dan Sejarah Tadarus Al Qur’an di Bulan Ramadan

Ramadan kali ini pun tak luput dari perdebatan soal pengeras suara (TOA). Polemik bermula dari …

manfaat tidur

Hati-hati, Ternyata Ada Tidur yang Membatalkan Puasa

Pemahaman tekstual terhadap dalil agama bisa berakibat fatal. Pemaknaan apa adanya tersebut berkontribusi memberikan informasi …