rasul bagi bagi uang
rasul bagi bagi uang

Kisah Rasulullah Bagi-bagi Uang

Dikutip dari salah satu hadis yang diriwayatkan oleh al-Hakim dari Musa al-Asy’ari bahwa ada salah seorang sahabat yang bernama al’Ala al-Hadromi yang berdomisili di Bahrain mengirimkan uang kepada Rasulullah sebanyak delapan puluh ribu dirham. Uang sebesar itu belum pernah diperoleh Rasulullah baik sebelum atau sesudahnya. Al-Hadromi ini yang mendapatkan mandat dari Rasulullah untuk menjadi pemimpin di Bahrain sampai pada masa khalifah Umar bin Khattab.

Mendapat hadiah uang sebanyak itu, kemudian para sahabat diperintahkan oleh Rasulullah untuk menghamburkan uang itu di atas tikar yang ada di dalam masjid. Ketika azan shalat mulai dikumandangkan, Rasulullah menuju masjid untuk menunaikan shalat berjamaah. Seusai shalat, beliau berdiri di samping tikar yang telah dipenuhi oleh koin. Ia memberikan segenggam koin kepada siapa saja yang melewatinya.

Tiba-tiba al-Abbas, yang merupakan pamannya datang menghampirinya seraya berkata, “Rasulullah, aku telah memberikan tebusanku dan tebusan ‘Aqil pada saat perang Badr, sedangkan ‘Aqil tidak memiliki harta sedikitpun, maka berikanlah kepadaku sebagian dari uang ini.” Rasulullah pun mempersilahkan agar ia mengambil uang itu.

Dengan segera, pamannya itu meraup kumpulan uang yang ada di dekat Rasulullah lalu dimasukkan ke dalam baju woolnya. Tidak lama kemudian, ia sedikit jongkok untuk memanggul baju yang sudah dipenuhi uang tersebut. Tetapi ia tidak mampu mengangkatnya.

Al-Abbas pun tidak segan untuk minta bantuan kepada Rasulullah, dengan mengatakan, “Rasul, tolong angkat ini ke atas pundakku,” ucapnya sambil memandang wajah Rasulullah yang berdiri di hadapannya.

Entah apa yang terpikirkan saat itu, hingga semula Rasul hanya senyum melihat pamannya minta tolong. Sampai al-Abbas mengulanginya lagi, dan minta tolong untuk kedua kalinya dengan nada yang memelas. Rasul akhirnya mengangkatkan kain yang berisi uang itu ke atas pundak pamannya.

Setelah sampai di atas pundaknya, al-Abbas segera beranjak pamit dari hadapan Rasulullah sambil berkata, “Adapun salah satu yang dijanjikan oleh Allah telah ditepati dan aku tidak tahu akan janji yang lain.” Kemudian al-Abbas membaca ayat Al-Qur’an surah Al-Anfal ayat 70, “Katakanlah kepada para tawanan perang yang ada di kekuasaanmu, “Jika Allah mengetahui ada kebaikan di dalam hatimu, niscaya Allah akan memberikan yang lebih baik dari apa yang telah diambil darimu dan Dia akan mengampunimu.”

Tidak cukup berhenti dari itu, al-Abbas pun berucap, “Ini sangat lebih baik daripada apa yang diambil dariku, dan aku tidak tahu apa yang diperbuat oleh-Nya dengan pengampunan atas dosa-dosaku.”

Perlu diketahui, Al-Abbas bin Abdul Muthalib adalah paman Rasulullh yang lahir 2 tahun sebelum Rasulullah dilahirkan. Dia merupakan anak laki-laki dari Abdul Muthalib dengan seorang istri yang bernama Natilah binti Janab. Dan ia wafat di Madinah pada tahun 32 Hijriyyah.

Bagikan Artikel ini:

About Khoirul Anwar Afa

Dosen Fakultas Ushuluddin PTIQ Jakarta.

Check Also

Serat Centhini

Konsep Amalan Harian dan Zaman Huru Hara dalam Sastra Jawa

hari Senin seperti yang dilakukan Nabi Isa, malam harinya tidak makan daging sembari mengucapkan kalimat “Ya Rahman Ya Rahim” sebanyak 103 kali.

syarat dai

Membaca Sikap Pendakwah Populer yang Jumawa

muncul para pendakwah populer yang didominasi para dai yang tidak memiliki latar belakang keilmuan agama dari pesantren ataupun dari sekolah keagamaan.