zuhud dalam puasa
sikap zuhud

Latihan Zuhud dalam Puasa: Membebaskan diri dari Memberhalakan Dunia

Meraih takwa adalah impian berpuasa. Namun, istilah ini tentu teramat agung untuk dikunyah dalam pikiran pribadi saya yang terlalu awam. Walaupun dijelaskan dengan segudang definisi yang memudahkan, takwa pun tidak kunjung muncul dalam tindakan.

Terlalu mewah untuk mendakwahkan takwa yang terus berulangkali disampaikan sebagai pesan relijius di setiap mimbar jumat. Namun, tidak banyak pula-saya menduga-orang yang memahami takwa yang sebenarnya, apalagi merasakannya.

Allah memberikan arah tujuan orang berpuasa untuk meraih sikap takwa. Namun, sikap seperti apa dari takwa yang bisa dihasilkan dari orang berpuasa? Saya hanya ingin berbagi dari cara saya mengais nilai dalam berpuasa. Pada akhirnya saya mempunyai kesimpulan sendiri bahwa puasa mengajarkan diri terbebas dari cara dan pola pikir yang memberhalakan dunia.

Itulah rasa takwa yang menyerahkan diri kepada Tuhan bukan perkara dunia. Manusia memang makhluk fana yang selalu terikat dengan dimensi dunia. Namun, bukan berarti manusia harus terikat dan tergantung pada dunia. Memang manusia bukan makhluk suci dan ghaib bak malaikat. Namun, manusia bisa melebihi malaikat ketika mencapai predikat takwa.

Puasa melatih dan mengajarkan manusia agar tidak terikat dari ketergantungan pada dunia. Kenapa dunia begitu berbahaya dan menakutkan? Rasulullah pernah bersabda : Setiap umat memiliki godaan, dan godaan (terbesar) ummatku adalah harta (HR Tirmidzi). Dalam Riwayat yang lain Nabi menjelaskan : “Sesungguhnya di antara yang aku khawatirkan pada diri kalian setelah peninggalanku ialah dibukakannya bunga dunia dan pernak-perniknya untuk kalian.”

Karena dunia sebagai perangkap manusia dari yang suci menjadi kotor dari yang fitri menjadi ternodai, puasa mengajarkan pola hidup zuhud yang sebenarnya. Latihan para kaum sufi dalam meninggalkan dunia adalah sikap zuhud. Secara sederhana zuhud bukan berarti anti dunia, tetapi tetap menjaga diri agar tidak terperangkap pada ketergantungan pada dunia.

Dalam hidup zuhud tetap memerlukan dunia, tetapi tidak menjadikannya sebagai bahan ketergantungan. Begitu pula dalam berpuasa. Dunia makanan dan minuman ditinggalkan selama waktu tertentu. Namun pada saat tertentu ia membutuhkan dunia. Pada saat yang lain harus menjauhi dunia agar tidak menjadi terikat dan tergantung dalam hatinya tentang dunia.

Puasa adalah latihan zuhud yang mengajarkan manusia memiliki aturan agar tidak tergoda ujian dunia. Pernak-pernik dunia bukan harus dicela, tetapi harus dikendalikan dan dikelola. Manusia yang buruk dan akan binasa ketika dunia menahan dirinya. Manusia terperangkap dalam jeruji ketergantungan pada dunia.

Puasa adalah obat, latihan dan madrasah agar manusia tidak selalu memberhalakan dunia. Ada kalanya dunia dibutuhkan dan kalanya harus ditinggalkan bahkan dijauhi.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Lebaran Topat perkuat silaturahmi dan jaga tradisi leluhur

Lebaran Topat di Mataram Pupuk Silatarahmi Antaragama dan Jaga Tradisi Leluhur

Mataram – Seperti di daerah-daerah lain saat Hari Raya Idul Fitri, di Kota Mataram, Nusa …

KH Yusnar Yusuf Rangkuti PhD

Tak Bertentangan dengan Syariat Islam, Budaya dan Kearifan Lokal Saat Idulfitri Perlu Terus Dilakukan

Jakarta – Perayaan Idulfitri di Indonesia biasanya diramaikan dengan berbagai budaya dan kearifan lokal, sesuai …