Muhammad Bin Shalih Utsaimin
Muhammad Bin Shalih Utsaimin

Mengenal Tokoh Wahabi (5): Muhammad Bin Shalih Utsaimin

Muhammad bin Shalih Utsaimin, banyak orang menyebutnya dengan Shalih Utsaimin atau Utsaimin saja. Lahir pada tanggal 27 Ramadlan 1347 H. di kota Unaizah. Ia termasuk tokoh besar dalam aliran Wahabi. Seringkali fatwa-fatwanya dijadikan referensi oleh umat Islam yang beraliran sama dengannya.

Shalih Utsaimin dikenal sebagai ahli dalam Fiqh juga sains. Ia banyak belajar ilmu agama kepada Abdurrahman As Sa’di seperti ilmu Tauhid, Fiqh, Nahwu, Sharraf dan lainnya. Darinya ia mempelajari kitab Mukhtashar Al Aqidah Al Wasathiyah dan Minhajus Salikin karya As Sa’di sendiri. Dan Shalih Utsaimin pun menjadi murid kesayangan dan paling penting kedudukannya di sisi As Sa’di.

Setelah belajar kepada As Sa’di, Shalih Utsaimin yang beranjak remaja juga belajar agama kepada Abdul Aziz bin Baz. Ia termasuk pengagum terhadap Abdul Aziz bin Baz. Dalam pengakuannya ia berkata: “Aku terkesan terhadap Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz karena perhatian dia terhadap hadits, dan saya juga terkesan dengan akhlak dia serta sikap terbuka dia dengan manusia”. Kepada Abdul Aziz bin Baz, Utsaimin remaja ini belajar ilmu hadits, seperti Shahih Bukhari, dan risalah tentang pola pikir Ibnu Taimiyah.

Sekalipun Abdul Aziz bin Baz adalah gurunya, tetapi Utsaimin sering berbeda pendapat dengannya. Antara lain yaitu perihal berdo’a menghadap kuburan. Jika Ibn Baz membolehkannya[1], namun Utsaimin sangat ketat dalam hal ini, bukan hanya haram, tapi sudah kepada tingkatan syirik. Dalam salah satu fatwanya, ia berkata:

وَإِذَا كُنْتَ تُرِيْدُ أَنْ تَدْعُوَ فَهُوَ عَلَى قِسْمَيْنِ: اَلْأَوَّلُ أَنْ تُوَجِّهَ الدَّعَاءَ لِلرَّسُوْلِ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ، فَهَذَا شِرْكٌ أَكْبَرُ يُخْرِجُكَ مِنْ مِلَّةِ الرَّسُوْلِ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ. اَلثَّانِي أَنْ تَدْعُوَ اللهَ مُتَوَجِّهًا نَحْوَ الْقَبْرِ، فَهَذَا بِدْعَةٌ وَوَسِيْلَةٌ إِلَى الشِّرْكِ

Artinya: “Jika kamu ingin berdo’a, maka do’a ada dua macam. Pertama, berdo’a semata-mata karena Rasulullah saw, maka ini perbuatan syirik yang besar yang dapat mengeluarkanmu dari agama Rasulullah saw. kedua, berdo’a dengan menghadap semisal kuburannya, maka ini perbuatan bid’ah dan perantara kepada syirik”[2]

Utsaimin bukan hanya berbeda pendapat dengan tokoh Wahabi lainnya, seperti masalah adzan dua kali pada untuk shalat Jum’at. Menurut kebanyakan Wahabi, adzan dua kali untuk shalat Jum’at adalah perbuatan bid’ah karena tidak terdapat pada masa Nabi saw. Namun bagi Utsaimin ini perbuatan sunnah karena pernah dilakukan oleh Sayyidina Utsman bin Affan ra. Bahkan Utsaimin mencela orang-orang yang berpendapat bid’ah dengan ungkapat tidak berilmu[3].

Sama dengan tokoh Wahabi lainnya, ia juga memiliki banyak karya. Antara lain yaitu:

  1. Al Ushul min Ilmil Ushul
  2. Syarh Al Aqidah Al Wasithiyah
  3. Talkhis Al Hamawiyah
  4. Syarh Umdatul Ahkam
  5. Risalah fil Kufri Tarikis Shalah

Dan karya-karya lainnya yang tidak disebutkan dalam tulisan ini.

Itulah Shalih Utsaimin, salah satu tokoh Wahabi yang juga menjadi referensi dalam aliran Wahabi.

Wallahu a’lam

[1] Abdul Aziz bin Baz, Majmu’ Fatawa Ibn Baz, Juz 13, Hal 338

[2] Shalih Utsaimin, Durus wal Fatawa Al Haram Al Madany, Hal 58

[3] Utsaimin, Majmu’ Fatawa wa Rasail Ibn Utsaimin, Juz 8, Hal 638

Bagikan Artikel ini:

About M. Jamil Chansas

Dosen Qawaidul Fiqh di Ma'had Aly Nurul Qarnain Jember dan Aggota Aswaja Center Jember

Check Also

shalat jamaah perempuan

Posisi Yang Utama Bagi Perempuan Saat Menjadi Imam Shalat

Beberapa hari belakangan ini sempat viral di media sosial tentang video yang menampilkan seorang perempuan …

menghambat terkabulnya doa doa

Meminta Doa kepada Orang Shalih Hukumnya Haram? Ini Dalilnya !

Dalam salah satu ceramahnya, Yazid bin Abdil Qadir Jawas berkata tidak boleh meminta doa kepada …