islam dan budaya
islam dan budaya

Menjernihkan Islam antara Praktek Ajaran dan Budaya

Seringkali kita gagal dalam menangkap fenomena pertalian agama dan budaya. Kegagalan itu bisa jadi karena kita mencampuradukkan antar keduanya atau gagal memilah mana itu ajaran agama dan mana budaya yang membungkusnya. Namun, itu hal wajar, mengingat budaya menjadi penanda yang kuat di tengah masyarakat.

Islam, misalnya, ketika ia menyapa budaya memunculkan ekspresi keberislaman yang warna-warni, walaupun pada esensinya ajaran Islam itu tetap satu dan tidak berubah. Dalam aspek pakaian, makanan, rumah dan entitas kebudayaan lainnya menjadi sangat bias ketika seseorang ditanya tentang Islam.

Siapakah muslim? Sontak mereka yang tidak memahami Islam dan muslim akan mengatakan mereka yang berpakaian sorban dan gamis. Begitu pula tentang makanan? Apakah makanan yang islami? Nasi kebuli, kebab,  dan lainnya yang berbau budaya Arab sontak menjadi pilihan utama untuk mengatakan makanan Islami. Begitu pula, ketika ditanya tentang negara Islam, sontak jawabannya adalah Arab Saudi, Sudan, Qatar, dan lainnya.

Dalam hal ini sejatinya kita belum bisa membedakan Islam sebagai sebuah ajaran dan Islam dalam praktek budaya. Katakanlah begini. Adakah di antara kita mengatakan bahwa pakain Islami adalah seluruh pakaian yang menutup aurat. Jadi apapun pakainnya dari berbagai budaya baik itu jas, celana, sarung, batik dan sebagainya adalah islami senyampang memenuhi kriteria ajaran Islam.

Dalam hal makanan, misalnya, seluruh makanan adalah islami senyampang memenuhi kriteria halal-haram sesuai ajaran Islam baik dari kebuli, soto, sate, klepon hingga pizza dan burger. Semuanya adalah islami yang dikonsumsi oleh muslim dengan standard Syariah. Tidak ada makanan itu tidak islami hanya berdasarkan itu merek tertentu.

Begitu pula ketika mengatakan mana negara Islam sesungguh bukan pada bentuk dan lokasinya tetapi pada garis batas ajaran kepemimpinan masyarakat. Negara Islami adalah negara yang menjamin terselenggaranya kebebasan beragama dan menjalankan syariat dan tidak ada permusuhan antara muslim dan non muslim. Itulah negara islami.

Islam sebagai sebuah ajaran adalah sebuah keyakinan dan praktek ibadah yang tidak mengenal batas negara, etnis, bahasa, dan budaya. Namun, Islam dipraktekkan secara universal dalam negara, etnis, bahasa dan budaya secara murni dalam balutan warna-warni budaya yang beragam. Tidak peduli apapun negaramu, etnismu, budayamu dan bahasamu selama meyakinan keimanan dan praktek ajaran Islam itulah seorang muslim. Tidak boleh satu pun dari kita mengeluarkan bahkan mengkafirkan seorang muslim karena mempraktekkan Islam dalam perbedaan negara, etnis, dan budaya.

Seorang muslim sejatinya adalah mereka yang mempercayai Tuhan yang Esa, meyakini kejadian di luar batas akal seperti malaikat, kiamat dan takdir, serta terpenting menghormati kepercayaan agama lain seperti Nabi-nabi dan kitab-kitab terdahulu. Itulah muslim secara akidah. Demikian pula, muslim adalah mereka yang meyakini dan menjalankan seluruh rukun Islam dengan batas kemampuannya dengan tetap menghormati perbedaan dalam hal furuiyah dan cerminan keragaman budaya dalam mempratekknya. Itulah muslim secara syariah.

Namun, hal yang penting juga sebagai bagian dari identitas muslim adalah akhlak yang berupa etika dan norma keseharian. Inilah identitas lain yang kadang banyak dilupakan sebagai bagian dari ajaran Islam. Senyum itu adalah akhlak islami, santun itu adalah akhlak islami, toleransi itu adalah akhlak islami, sabar dalam antrian itu adalah akhlak islami, tidak sombong, iri, hasud adalah akhlak islami dan masih banyak lainnya.

Ketika dikatakan sebagai muslim yang mempratekkan Islam yang kaffah sejatinya adalah memiliki keimanan yang kuat, mempraktekkan rukun Islam secara istiqamah dan mengekspresikan akhlak dan perangai yang baik. Apapun bungkusnya itulah muslim kaffah.

Bagikan Artikel ini:

About Islam Kaffah

Check Also

duduk di kuburan

Saat Ziarah, Bolehkah Duduk di Kuburan?

Meskipun arus puritanisasi  mengklaim ziarah kubur adalah ritual bid’ah, tapi tidak banyak muslim nusantara yang …

shalat ghaib korban bencana

Shalat Ghaib untuk Korban Bencana

Pada tanggal 4 Desember 2021 telah terjadi peningkatan aktifitas vulkanik di gunung semeru. Hal itu …