Muslim Yahudi Kristen doa bersama corona
Muslim Yahudi Kristen doa bersama corona

Mohon Corona Segera Hilang, Para Pemimpin 3 Agama Samawi Berdoa Bersama di Yerusalem

Yerusalem – Wabah virus Corona atau COVID-19 membuat seluruh umat manusia di muka bumi bersatu melawan virus mematikan tersebut. Tidak hanya dengan tindakan-tindakan nyata seperti pencegahan dan penanganan korban, para pemuka agama di dunia juga bersatu melawan Corona melalui doa.

Hal itulah yang dilakukan para pemimpin tiga agama Samawi atau kerap disebut sebagai agama Ibrahim –Islam, Yahudi, dan Kristen. Mereka melakukan doa bersama di Yerusalem, Kamis (26/3/2020).

Inisiatif doa bersama ini berasal dari Wali Kota Yerusalem Moshe Lion. Doa bersama berlangsung pada pukul 12.30 waktu setempat di Balai Kota Yerusalem. Selain para pemimpin tiga agama Samawi, perwakilan dari kepercayaan lain, termasuk Druze dan Bahai, juga hadir.

Berbicara kepada Vatican Radio sebelum doa bersama, Penjaga Fransiskan dari Tanah Suci, Pastor Francesco Patton, menyoroti pentingnya saat ini dan menjelaskan bahwa setiap agama harus berdoa sesuai dengan tradisi mereka sendiri.

“Kita akan bersama-sama berdoa kepada Tuhan Yang Mahakuasa agar pandemi ini bisa berhenti,” kata Pastor Patton dikutip dari laman Sindonews.com, Jumat (27/3/2020).

Dia menjelaskan inisiatif tersebut memiliki makna spiritual yang dalam.

“Itu penting dalam dirinya sendiri karena kita semua orang percaya dengan akar yang sama; dan berkat akar yang sama ini kita dapat mengekspresikan dengan iman dan dengan keyakinan doa kita kepada Tuhan Yang Maha Esa,” tuturnya.

Doa bersama dilakukan setelah komunike bersama —dikeluarkan pada 21 Maret— di mana para pemimpin Gereja Makam Suci (Latin, Ortodoks Yunani dan Armenia) menyatakan harapan mereka bahwa “dalam situasi berbahaya ini semua anak-anak Ibrahim (Abraham) bisa berdoa bersama kepada Yang Mahakuasa untuk meminta perlindungan dan belas kasihan”.

Patton berpandangan ke depan untuk Paskah di Yerusalem bahwa itu tidak akan seserius seperti biasanya.

“Karena itu akan dengan beberapa perayaan, tanpa jemaat dan dengan komunitas lokal kecil,” ujarnya.” (Tetapi) itu akan menjadi Paskah yang sama saja.”

Kata-katanya bergema ketika Gereja Makam Suci di kota Yerusalem, yang dipuja oleh orang-orang Kristen sebagai tempat penyaliban dan penguburan Yesus, telah ditutup sebagai langkah pencegahan untuk mengekang penyebaran virus Corona. Itu berarti bahwa perayaan Paskah di gereja itu akan dilakukan di belakang pintu yang tertutup.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Dr Amirsyah Tambunan

Para Tokoh Bangsa, Lintas Politik, Ormas, dan Ormas Keagamaan Diajak Rekatkan Solidaritas dan Persatuan Dengan Semangat Syawal

Jakarta – Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan menggelar Halal Bihalal Kebangsaan 2024, 7 Mei mendatang. …

Pelatihan teroris JI di Semarang

Latihan Fisik Paramiliter di Poso, 8 Teroris JI di Sulteng Miliki Peran dan Jabatan Mentereng

Jakarta – Delapan orang terduga teroris dari jaringan Jemaah Islamiyah (JI) yang ditangkap Densus 88 di …