perang uhud
strategi perang Nabi

Penghuni Surga yang Tak Sempat Beribadah

Berkeinginan untuk menjadi seorang muslim sejati adalah impian setiap muslim. Terkadang niat ada tetapi kesempatan tidak ditemukan. Terkadang kesempatan ada, tetapi selalu menyia-nyiakan niat. Namun, Allah Maha Tahu atas segala niat dan maksud hambaNya. Setiap perjuangan sekalipun menjadi niat dan keteguhan hati akan mendapatkan pahala.

Niat dan keyakinan teguh menjadi kunci. Bahkan salah seorang sahabat Nabi yang wafat dalam keadaan muslim dan masuk surga walaupun belum sempat melaksanakan ibadah rutin sebagai muslim. Sungguh teramat beruntung.

Suatu hari saat Abu Hurairah berada di sebuah majelis, dia berkata, “Ceritakan padaku sebuah kisah tentang orang yang masuk surga padahal belum pernah sholat sama sekali.” Para sahabat yang berkumpul bersama Abu Hurairah terdiam. Tidak ada seorang pun yang tahu kisah tersebut sehingga bisa memenuhi permintaan Abu Hurairah.

Kisah ini berawal dari seorang sahabat Rasulullah yang tidak pernah menjalankan kewajiban utama bagi seorang muslim, yakni solat. Ialah Amru bin Tsabit bin Waqsyi atau biasa di sebut dengan Amr bin Tsabit. Beliau berasal dari bani ‘Abdil Asyhal.

Amr merupakan seorang laki-laki yang belum memeluk agama Islam, meski banyak dari kaum bani ‘Abdil Asyhal yang telah bertaubat kepada Allah. Amr pernah diajak untuk memeluk Islam, namun ia enggan menerimanya karena kaumnya menahan harta rampasan miliknya di masa Jahiliyah. Ia bertekad masuk Islam ketika harta rampasan miliknya jatuh ketangannya kelak.

Pada suatu ketika, Amr sedang mencari sepupunya Sa’ad bin Mu’adz. Kemudian iapun mengetahui bahwa Sa’ad sedang berada di Uhud bersama Rasulullah dan seluruh pasukan Islam untuk berperang demi keadilan.

Amr bin Tsabit dan saat itu juga ia menyatakan dirinya masuk Islam kemudian berangkatlah ia menuju Uhud dan berperang menyusul Rasulullah beserta kaum muslimin lainnya. Kedatangan Amr disaksikan banyak pasukan Muslim. Karena ketidak tahuan mereka bahwa Amr telah memeluk Islam, maka para kaum muslimpun mencegah Amr bergabung pada barisan mereka.

Namun, ketika Amr menjelaskan keimanannya, maka para mujahid itupun mempersilahkan Amr berada dalam barisannya. Dengan gigih dan berani, Amr bertempur melawan kaum Quraisy. Namun sayangnya, di saat perang berlangsung dan korban-korban mulai berjatuhan, kaum Bani Asyhal menemukan Amru bin Tsabit telah terbaring dengan penuh luka.

Setelah peperangan itu usai, maka para mujahid itupun membawa Amr yang terluka parah kepada keluarganya. Sahabat Sa’ad bin Muadz kemudian menemui saudari Amr. Sa’ad bin Muadzpun menitipkan pesan kepada saudarinya untuk menanyakan mengapa Amr datang kemedan perang, apa semua karena ia ingin membela kaumnya, atau ia membela Agama Allah?

Maka berkatalah Amr kepada saudarinya dalam kondisi yang tidak baik, “Aku datang ke medan perang karena ingin masuk Islam, aku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Aku masuk Islam lalu mengambil pedangku. Aku maju bersama Rasulullah SAW dan aku berperang hingga terkena serangan,”

Maka, tak berselang lama, Amr pun wafat setelah berjihad dijalan Allah. Amru bin Tsabit meninggal dengan sedikit amalan yang menjemputnya di momen terbaik atas izin Allah. Maka kaum muslimin dari kaumnyapun menyampaikan kabar wafatnya Amr kepada Rasulullah.

Dan Rasulullah lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya ia termasuk penghuni surga.” Amr merupakan salah satu ahli surga meski ia belum pernah melaksanakan ibadah rutin Islam seperti shalat, puasa, zakat dan haji. Keimanannya tumbuh di detik-detik terakhir perjuangannya membela Islam dalam perang Uhud.

Itulah kekuatan niat dan keteguhan hati yang langsung diwujudkan dalam tindakan. Kisah Amr menunjukkan betapa rahmat Allah begitu luas. Ampunan Allah terbentang bagi siapapun yang mau bertobat. Ketulusan, keikhlasan, dan kesungguhan untuk berjuang di jalan Allah inilah yang membuat seorang Amr menjadi penghuni surga.

Jika kita mempunyai niat baik untuk berubah dengan kesempatan yang masih melimpah kenapa kita selalu menunda untuk menjadi baik. Tirulah Sahabat Amr yang langsung mewujudkan niatnya dalam tindakan sekalipun belum menikmati manisnya ibadah. Kita tidak tahu kapan ajal itu tiba. Tetapi kita harus menyiapkan terbaik ketika ajal itu menimpa kita.

 

Bagikan Artikel ini:

About Imam Santoso

Check Also

hakikat zakat fitrah

Hakikat Zakat Fitrah : Laku Spiritual dan Solusi Sosial

Selain berpuasa sebagai bentuk ibadah, Ramadan juga menjadi momen bagi umat Islam untuk meningkatkan kedermawanan …

buka puasa

Kebaikan-kebaikan Menyegerakan Berbuka Puasa

Berbuka puasa merupakan salah satu amalan penting bagi umat Islam yang menjalankan ibadah puasa. Rasulullah …