Masih ada segelintir orang yang menvonis puasa Sya’ban sebagai bid’ah. Padahal Rasulullah melakukannya. Setahu saya, Ibadah yang tidak pernah dilakukan Rasulullah itulah yang bid’ah.
Tudingan bid’ah tentang puasa sya’ban, perlu dihentikan lajunya. Biar tidak menjadi pandemi ‘anyar’ yang menyasar. Dalam sebuah hadits
حدثنا أبو سعيد المقبري ، قال : حدثني أسامة بن زيد ، قال : قلت : يا رسول الله ، لم أرك تصوم من شهر من الشهور ما تصوم من شعبان ، قال : ” ذلك شهر يغفل الناس عنه بين رجب ورمضان ، وهو شهر ترفع فيه الأعمال إلى رب العالمين ، فأحب أن يرفع عملي وأنا صائم
Dari Abu Sa’id al-Maqburi, dari Usamah Ibn Zaid ia berkata: aku bertanya kepada Rasulullah, aku tidak pernah melihatMu berpuasa di bulan bulan lain seperti Engkau berpuasa di Bulan Sya’ban? Rasul menjawab: sya’ban adalah bulan yang sering dilupakan (kemuliaannya) oleh manusia diantara bulan Rajab dan bulan Ramadhan. Bulan sya’ban adalah bulan dilaporkannya amal amal manusia kepada Allah, oleh karena itu Aku senang amalKU dilaporkan sementara Aku berpuasa. (HR: Nasa’i:2624).
Kepiawaian al-Nasa’i di bidang Hadits membuatnya mendapat sanjungan ahli hadits yang terpercaya. Validitas hadits yang diriwayatkannya tidak perlu diragukan lagi, apalagi mendapatkan vonis dhaif atau maudhu’.
Yang unik dari keterangan Hadits itu, Pertama, sya’ban diistimewakan oleh Rasulullah dengan puasa sebulan penuh (HR: Bukhari:1881). Kedua, sya’ban kurang mendapat perhatian dari manusia karena fokus pada keutamaan bulan rajab dan ramadhan. Mendapat perhatian penuh dari Rasulullah mengindikasikan Sya’ban, bulan penuh berkah dan kemuliaan, dibandingkan bulan rajab. (Lathaif al-Ma’arif, Ibnu Rajab al-Hanbali, 181).
Dalam sebuah hadits yang masih simpang siur keshahihannya disebutkan
عن أنس قال : سئل النبي صلى الله عليه وسلم : أي الصوم أفضل بعد رمضان ؟ فقال : ” ” شعبان لتعظيم رمضان
Dari Anas dia berkata: Rasulullah ditanyakan, puasa apa yang lebih utama setelah puasa Ramadhan? Rasulullah menjawab, Puasa sya’ban untuk mengagungkan Puasa Ramadhan (HR: Tirmidzi: 63).
Rahasia Puasa Sya’ban Rasulullah
Inilah mungkin rahasianya, kenapa Rasulullah melakukan puasa Sya’ban berbeda dengan puasa di bulan bulan lainnya. Alasannya
Pertama, keutamaan puasa Sya’ban melebihi keutamaan puasa di bulan bulan lainnya selain bulan Ramadhan.
Kedua, mengawal laporan amal dengan puasa. (HR: Nasa’i:2624)
Ketiga, berharap penuh catatan buku kematian menjadi husnul khatimah. Sabdanya
قال : ” إن الله يكتب على كل نفس ميتة تلك السنة ، فأحب أن يأتيني أجلي وأنا صائم
Sesungguhnya Allah menulis buku kematian atas setiap jiwa pada tahun itu (di bulan Sya’ban), oleh karenanya, aku senang kematianku menjemputKu dalam keadaan aku berpuasa.HR: Abu Ya’la al-Maushili:4784.
Keempat, Ibnu Rajab mengatakan Puasa Rasul di bulan Sya’ban memberikan isyarah, bahwa agar kita (umatNya), melatih diri berpuasa dalam menghadapi puasa Ramadhan, agar nantinya puasa Ramadhan terlaksana secara maksimal. Lathaif al-Ma’arif, 186
Tidak terlalu berlebih, atau bahkan masih dialur kewajaran bila tulisan ini berargumen soal sunnah puasa Sya’ban. Sekaligus menepis tudingan bid’ah yang miring atas puasa sya’ban.
Kalau Pembaca setuju secara akademik tentang narasi sunnah sya’ban ini. Lalu apa kira kira manfaat mengikuti sunnah Rasul?
Ibnu Syaraf al-Din mengatakan amal berdasar sunnah Rasul ibarat mutiara berharga tinggi. Sedikit mampu imbangi yang banyak. Amal sedikit tapi berdasarkan sunnah mampu mengungguli amal banyak namun tidak berdasar sunnah (Al-fawaid al-Durriyyah, 18).
Ali Ibnu Abi Thalib berkata: Andaikan agama dibiarkan berjalan liar berdasarkan nalar logika, maka niscaya bagian bawah sepatu lebih pantas untuk dibasuh dari pada bagian atasnya, tetapi saya melihat rasulullah membasuh bagian atas sepatuNya (Anis al-Mu’minin, 64).
Artinya amal berdasar sunnah Rasul adalah sejati, tetapi amal liar tak berdasar sunnah Rasul adalah antipati.