Dalam al-Qur’an disebutkan yang artinya: harta dan anak-anak adalah perhiasan dan kehidupan dunia, tetapi amalan yang kekal lagi sholeh adalah lebih baik pahalanya disisi tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. Itulah Al-Baqiyyatus solihat.
Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan, yang dimaksud dengan al-baqiyatus salihat ialah seluruh amal-amal saleh yang dapat mendatangkan suatu kebaikan terhadap pelakunya.
Berkurban bukan hanya menghidupkan sunnah Rasulullah SAW, melainkan agar setiap mukmin mengingat kesabaran Nabi Ibrahim dan Isma’il As, yang dapat membuahkan ketaatan pada Allah dan kecintaan pada-Nya lebih dari diri sendiri dan anak. Ada pelajaran bersabar ketika melakukan ketaatan pada Allah dan seharusnya mereka mendahulukan kecintaan Allah dari hawa nafsu dan syahwatnya.
Berkurban merupakan amalan mulia dan penting dalam Islam karena amat besar fadhilahnya. Ibadah qurban lebih baik daripada bersedekah dengan uang yang senilai dengan hewan qurban. Ibnul Qayyim berkata, “Penyembelihan yang dilakukan di waktu mulia lebih afdhol daripada sedekah senilai penyembelihan tersebut.
Oleh karenanya, jika seseorang bersedekah untuk menggantikan kewajiban penyembelihan pada manasik tamattu’ dan qiron meskipun dengan sedekah yang bernilai berlipat ganda, tentu tidak bisa menyamai keutamaan udhiyah. “Tidak ada suatu amal anak Adam pada hari raya Qurban yang lebih dicintai Allah selain menyembelih qurban.” (HR. At Tirmidzi)
Berdasarkan hadits itu Imam Ahmad bin Hambal, Abuz Zanad, dan Ibnu Taimiyah berpendapat,”Menyembelih hewan pada hari raya qurban, aqiqah (setelah mendapat anak), dan hadyu (ketika haji), lebih utama daripada shadaqah yang nilainya sama.”
Setiap muslim sebenarnya dituntut untuk memiliki kesadaran mengenai kemakhlukannya, dan segala yang berhubungan dengannya tak luput dari kehendak Tuhan. Dan fungsi seorang hamba adalah mengabdi kepada tuannya dengan setia, selalu memperhatikan kehendak-kehendaknya, dan menaati perintahnya, menjauhkan diri dari segala larangannya, mensyukuri segala pemberian dan tanpa mengeluh atas segala ujiannya.
Berkurban bukan hanya dijadikan sebagai wujud rasa syukur atas berbagai nikmat yang diberikan-Nya, namun juga dapat menjadi sarana untuk membersihkan berbagai sifat buruk dan sifat hewaniah yang terdapat dalam jiwa manusia.
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ . فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ . إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.
Adakalanya jiwa manusia akan kotor bahkan sampai berkarat terbungkus oleh noda dan sikap keburukan yang terdapat di dalamnya. Maka wajar kalau berkurban dapat menjadi penyuci jiwa sehingga mampu menjadi sarana untuk memperbaiki hubungan baik yang terjalin antara seseorang dengan manusia lainnya ataupun dengan Tuhannya.
Di saat kondisi seperti sekarang ini, sesungguhnya berkurban dapat dijadikan sebuah ladang jihad maal menanti bagi kaum yang berada. Rasululullah SAW bersabda :
“Belum beriman seseorang itu sebelum ia mencita saudara nya seperti mencitai dirinya sendiri”.
Yang subtantif pada hadist ini adalah mengaitkan iman dengan masalah sikap hati–dalam hal ini−mencintai orang lain selain dirinya. Mencintai orang itupun ditentukan bobotnya oleh Rasulullah yaitu sama dengan mencintai diri sendiri. Rasanya ini sangat berat dan sulit dilaksanakan, namun jika iman itu benar – benar ada dan hidup dalam jiwa maka yang berat dan sulit itupun sangat bisa terealisir.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sesungguhnya orang−orang beriman itu hanyalah (1). mereka yang jika disebut nama Allah maka gemeyar hatinya. (2) dan apabila dibacakan kepadanya bertambah keimanannya (3) dan mereka bertawakkal kepadanya.(4) Mereka yang melaksanakan sholat dan (5) menafkahkan sebagian harta yang diberikan kepada mereka…”
Untuk itu Allah memerintahkan manusia khususnya yang beriman untuk mau berkurban dalam rangka menjaga manusia dari segala perbuatan keji dan yang berbau sifat binatang. Sehingga nantinya akan menjadi suatu alat yang mudah untuk mengangkat derajat manusia untuk selalu di atas dibanding dengan makhluk-makhluk yang lain, disebabkan manusia tersebut telah memiliki jiwa yang baik.
Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah