sejarah filsafat islam
sejarah filsafat islam

Sejarah Filsafat dalam Khazanah Peradaban Islam

Wacana kefilsafatan dalam khazanah peradaban Islam—yang kemudian dikenal dengan istilah “filsafat Islam”—memiliki akar sejarah yang berliku. Menurut Ibnu Katsir, sebagaimana dikutip oleh Ahmad Amin dalam Fajr al-Islam (1978), filsafat Yunani masuk ke dunia Islam sejak abad pertama Hijriyah, ketika orang Islam membebaskan negeri-negeri Ajam, non-Ajam, Syam, Irak dan Mesir, tetapi hanya terdapat pada beberapa individu yang tidak terkenal, sebab ulama salaf melarang mendalami ilmu tersebut.

Ali Sami al-Nasyar dalam Manahij al-Bahts Inda Mufakkiry al-Islam, mengajukan dua alasan menyangkut kedinian masuknya filsafat ke dunia Islam. Pertama, menurutnya terjadi kontak intelektual antara orang-orang Islam dengan pemuka-pemuka gereja di Syam dan Mesopotamia, karena para pemuka agama itu adalah guru-guru filsafat Yunani pada gereja-gereja dan biara-biara.

Kedua, Khalid bin Yazid memerintahkan pakar-pakar Yunani yang tinggal di Iskandariyah untuk menerjemahkan Organon, kitab logika Aristoteles ke dalam bahasa Arab. Dua alasan ini menurut Ali Sami merupakan bukti bahwa orang Islam sudah mengenal filsafat Yunani sejak masa Bani Umayah abad pertama Hijriyah.

Masuknya filsafat ke dunia Islam tidak sekaligus, tetapi melalui tahapan-tahapan. 1) tahap pemula, yaitu fase penerjemahan filsafat Yunani ke dalam bahasa Arab (abad ke-7); 2) tahap keaktifan dan penggiatan penerjemahan (abad ke-8); dan 3) tahap produktif (abad ke-9) yang melahirkan para pakar dan filosof di dunia Islam. Pada saat ini khalifah Abbasiyah, al-Makmun mendirikan pusat pengajaran yang terkenal dalam sejarah Islam yaitu bayt al-hikmah tahun 830 M. Harun Nasution (1978) menyebutkan bahwa lembaga itu terdapat 90 orang ahli penerjemah.

Menurut Madjid Fakhry, A History of Islamic Philosophy (1983), ketertarikan terhadap tradisi Yunani adalah karena adanya kecenderungan-kecenderungan (practical interest), seperti masalah administrasi kenegaraan, yaitu bagaimana memelihara laporan dan dokumen-dokumen negara. Orang Arab sama sekali awam dalam bidang ini.

Abdul Malik (685-705), satu di antara khalifah Umayyah, mensosialisasikan pemakaian bahasa Arab sebagai pengganti bahasa Persia dan bahasa Yunani sebagai bahasa administrasi negara. Naskah-naskah kuno dan teks-teks medis diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Maka dimulailah era penerjemahan dalam tradisi Islam. W. Montgomery Watt dalam Islamic Philosophy and Theology: An Extended Survey (1992), mendukung alasan practical interest ini.

Dari dinasti Umayyah, penerjemahan terus berlangsung hingga ke dinasti Abbasiyah. Pelopornya Khalifah al-Manshur (754-775), yang sekaligus dikenal sebagai pakar jurisprudensi. Al-Manshur sangat berminat terhadap ilmu-ilmu filsafat dan astronomi, sehingga upaya penerjemahan yang mengarah pada pengembangan ilmu pengetahuan dilindungi oleh khalifah.

Namun para penerjemah di masa ini tidaklah begitu banyak, dan belum mendapat kemajuan sampai menjelang abad ke-9, pada masa pemerintahan al-Makmun. Di antara nama penerjemahnya, bernama Yahya ibn al-Bithriq (bidang medis dan astrologi), dan Abdullah ibn al-Muqaffa.

Era Harun al-Rasyid (786-809), berhasil menerjemahkan karya Plato berjudul Timaeus dan karya Aristetoles berjudul Zoologis, Analytica Priora, De Anima dan Secret of Secrets. Puncak kegiatan penerjemahan terjadi pada era al-Makmun (813-833).

Penerjemahan di abad ini identik dengan gerakan kenegaraan, dan dilembagakan dalam sebuah institusi bernama Dar al-Hikmah (tempat menyimpan berbagai buku/referensi dan sebagai pusat penelitian). Menurut W. Montgomery Watt, sampai di masa ini, semua karya Aristoles telah diterjemahkan, kecuali Politics.

Henry Corbin menyimpulkan ada tiga periodesasi dalam sejarah filsafat Islam. Yaituperiode awal yang dimulai sejak awal pemikiran filsafat Islam hingga wafatnya Ibnu Rusyd; berjalan selama lebih dari tiga abad yang dimualai sejak wafatnya Ibnu Rusyd hingga sebelum kebangkitan Safawi (abad ke-16 M); dan periode kebangkitan safawi hingga sekarang.

Bagikan Artikel ini:

About Ali Usman

Pengurus Lakpesdam PWNU DIY

Check Also

kemerdekaan palestina

Gilad Atzmon dan Pandangannya tentang Kemerdekaan Palestina

Gilad mendukung penuh “hak pulang kampung” rakyat Palestina dan “solusi negara tunggal” bagi penyelesaian konflik yang sudah berlangsung lama itu.

asmaul husna

Kearifan Sufi dan Terapi Asmaul Husna

Menjadi seorang sufi, atau menjalankan ajaran tasawuf dalam kehidupan sehari-hari adalah sebuah tantangan. Dikatakan demikian, …