palestina

Sejarah Tragedi di Tanah Suci (1) : Berdirinya Negara Israel dan Penjajahan di Tanah Palestina

Sejarah berdirinya Negara Israel dan konflik yang terkait dengan penjajahan di Tanah Palestina adalah topik yang kompleks dan kontroversial. Banyak pertarungan kekuatan yang tidak hanya persoalan agama. Kepentingan ekonomi dan politik yang kerap mengatasnamakan agama juga muncul.

Peta kekuatan konflik di tanah suci Palestina juga terbilang kompleks. Dua kutub kekuatan besar dunia seperti Barat dan Soviet juga pernah menunggangi isu Palestina. Saat ini pun, peta pertarungan itu hampir sama. Dukungan Israel oleh Amerika dan Barat berhadapan juga dengan dukung politik dari negara yang kontra terhadap Amerika, Barat dan NATO semisal dari Rusia, Iran, China dan Korut.

Kecamuk di Palestina juga tak kunjung selesai. Perjuangan rakyat Palestina adalah perjuangan rakyat yang tanahnya dijajah oleh pendatang Yahudi. Sementara Yahudi kerap melontarkan klaim sejarah atas kepemilikan tanah tersebut.

Konflik di Tanah suci itu juga tidak sesederhana perang agama. Ada pula kekuatan rakyat Palestina dimotori oleh Arab Palestina beragam Kristen Dr. George Habash mendirikan Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina atau dikenal dengan Popular Front for the Liberation of Palestina (PFLP). Selain bukan disemangati Islam, gerakan ini berhaluan komunis yang memiliki tujuan sama pembebasan Palestina dan perlawanan terhadap Israel.

Untuk memahami sepenuhnya konteks sejarahnya, kita perlu merinci beberapa peristiwa kunci yang terjadi selama abad ke-20.

  1. Awal Mula Sengketa di Tanah Suci

Pada awal abad ke-20, wilayah Palestina adalah bagian dari Kesultanan Utsmaniyah yang sedang mengalami penurunan. Pada masa Perang Dunia I, Inggris dan Prancis menduduki wilayah ini. Setelah berakhirnya Perang Dunia I, Perjanjian Versailles tahun 1919 dan Perjanjian Sèvres tahun 1920 menentukan nasib wilayah tersebut.

  1. Deklarasi Balfour (1917)

Pada tahun 1917, Menteri Luar Negeri Inggris, Arthur Balfour, mengeluarkan deklarasi yang dikenal sebagai Deklarasi Balfour. Deklarasi ini menyatakan bahwa Inggris mendukung pembentukan “rumah nasional bagi bangsa Yahudi” di Palestina. Hal ini membuka jalan bagi imigrasi besar-besaran Yahudi ke wilayah tersebut.

Imigran Yahudi berbondong-bondong akibat tragedi berdarah yang dilancarkan oleh Nazi. Mereka mendapatkan tempat nyaman di Palestina dengan membangun komunitas dari tahun ke tahun. Legitmasi kekuatan Inggris semakin memantapkan langkah mereka yang dalam banyak hal mendapatkan perlawanan dari penduduk Arab Palestina.

  1. Mandat Liga Bangsa-Bangsa

Setelah Perang Dunia I, Liga Bangsa-Bangsa memberikan mandat kepada Inggris untuk mengelola Palestina (Mandat Palestina) yang mencakup wilayah modern Israel dan Palestina. Mandat ini diatur oleh Kepala Mandat Palestina, yang pada awalnya mengikuti visi Deklarasi Balfour.

  1. Aliyah dan Pembentukan Negara Israel

Pada periode antara Perang Dunia I dan Perang Dunia II, jumlah imigran Yahudi meningkat secara signifikan melalui Aliyah (pemulangan orang Yahudi ke Palestina). Mereka mendirikan komunitas-komunitas di sana dan mendirikan infrastruktur politik dan ekonomi yang mendukung pendirian negara mereka sendiri.

Pada mulanya berdirinya negara Israel tidak sepenuhnya mengisi lahan-lahan seperti saat ini. Namun, pembagian wilayah yang tidak adil dengan 55 persen penguasaan di bawah negara Israel mulai menimbulkan gejolak.

  1. Konflik Arab-Israel 1947-1949

Penolakan Arab terhadap pendirian negara Yahudi di Palestina memicu konflik bersenjata pada tahun 1947. Pada 1949, setelah berakhirnya perang, Israel diakui sebagai negara merdeka oleh sejumlah negara.

  1. Pengusiran dan Pengungsi Palestina

Konflik berdampak besar pada penduduk Arab Palestina. Banyak orang Palestina mengungsi atau diusir dari rumah mereka selama perang, dan ini menciptakan masalah pengungsi yang berlanjut hingga hari ini.

  1. Perang Arab-Israel 1967 dan Pendudukan

Pada tahun 1967, Perang Enam Hari terjadi antara Israel dan negara-negara Arab. Israel berhasil merebut Tepi Barat, Jalur Gaza, Yerusalem Timur, dan Semenanjung Sinai. Ini adalah awal dari pendudukan Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza, yang berlanjut hingga sekarang. Luas wilayah Palestina semakin menyusut dari tahun ke tahun yang menyisakan tepi Barat dan Jalur Gaza.

  1. Upaya Perdamaian dan Konflik Terkini

Selama beberapa dekade, telah ada upaya-upaya perdamaian yang diintervensi oleh berbagai pihak, termasuk Amerika Serikat. Namun, upaya-upaya ini belum mencapai penyelesaian yang memuaskan dan konflik berlanjut hingga hari ini.

Upaya militerisasi Israel ke tengah warga Palestina kerap terjadi dan menimbulkan korban. Perlawanan Rakyat Palestina juga tidak pernah padam. Terakhir, pasukan militant Hamas melancarkan serangan Badai Al-Aqsa yang mengejutkan Israel. Akibatnya, konflik jalur Gaza kembali menggema dan menimbulkan banyak korban dari kedua belah pihak.

Berdirinya Negara Israel dan penjajahan di Tanah Palestina adalah cerminan dari konflik yang rumit yang melibatkan berbagai pihak dengan klaim historis dan politik yang berbeda. Ini adalah masalah yang sangat sensitif dan penuh emosi, yang terus mempengaruhi situasi politik di kawasan tersebut dan mengakibatkan penderitaan bagi banyak orang di kedua sisi konflik.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Deputi 1 BNPT dan Pj Walikota Salatiga pada peresmian Warung NKRI Digital di Salatiga Jateng

Kolaborasikan Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Era Digitalisasi, BNPT Bangun Warung NKRI Digital

Salatiga – Era digitalisasi menuntut berbagai lini kehidupan harus terintegrasikan dengan dunia digital. Pun dalam …

Eks Napiter di Batanghari lepas baiat dan ikrar setia NKRI

Lepas Baiat dan Ikrar Setia NKRI, Eks Napiter: Semoga Kami Istiqamah Jalankan Ajaran Islam yang Benar

Batanghari – Program deradikalisasi yang dilakukan pemerintah, dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Densus …