etika humor
etika humor

Tertawanya Rasulullah saw

Tertawa adalah respon normal manusia ketika merasa senang dang bangga. Namun tekadang, tawa juga merupakan respon untuk menutupi kekurangan dan kelemahan diri. Banyak orang yang berspekulasi bahwa orang yang mudah tertawa adalah orang yang periang, namun hal itu tidak tepat menurut ahli psikologis.

Diceritakan bahwa manusia yang pertama kali tertawa adalah Nabi Adam as. Selaku manusia pertama di muka bumi, tepatnya, ketika pertama kali diciptakan beliau mengucapkan hamdalah sembari tersenyum. Nabi Muhammad saw yang dikenal dengan pribadi lemah lembut juga sering tertawa, namun tertawanya Nabi bukanlah tertawa terbahak-bahak. Jafar bin Samurah mengatakan:

عَنْ جَابِر بِنْ سَمُرة قال : كَانَ فِي سَاقَي رسول الله صلى الله عليه وسلم حُمُوْشَة,وَكَانَ لَا يَضْحَكُ الَّا تَبَسُّما

Jafar bin Samurah berkata betis Rasulullah kecil dan lembut(sesuai dengan tubuh baginda). Baginda tidak tertawa kecuali tersenyum.

Hadist senada juga diriwayatkna oleh Abdullah bin Haris:

 “Rasulullah saw. Tidak tertawa kecuali tersenyum”

Namun kebiasaan manusia jika mendengar hal sangat lucu ia akan terbahak-bahak. Tapi tidak untuk nabi yang hanya menampakkan gigi saja atau menutup mulut. Hal ini disampaikan oleh Abu dzar al-ghiffari:

“aku melihat Rasulullah tertawa hingga terlihat gigi geraham banginda”

Hadist semakna juga diriwayatkan oleh Abu Dawud ra.:

“sesungguhnya suatu hati Nabi bertanya kepada Aisyah, ‘apa ini?’, ‘Ini boneka perempuanku’ jawab Aisyah, ‘Apa yang ditengahnya itu?’, ‘Kuda’jawab Aisyah. Nabi bertanya lagi, ‘Apa yang ditengahnya itu?’, ‘Itu dua sayapnya’ jawab Aisyah. ‘Apakah ada kuda bersayap?’ tanya Nabi, “Belumkah engkau mendengar, bahwa Sulaiman bin Dawud as. Mempunyai kuda yang memiliki beberapa sayap?’ kata Aisyah, kemudian Rasulullah tertawa seghingga tampak gigi gerahamnya

Abu Dawud dan Abu Musa mengatakan bahwa:

“Bila Nabi saw. Tertawa beliau akan meletakkan tangan di mulut dan bila terjadi hal yang menggembirakan, beliau aka mengucap syukur kepada Allah. Bila berbicara beliau senantiasa tersenyum.”

Bughawi dan Walid bin Murrah juga mengatakan hal sama. Beliau berkata:

“Apabila Rasulullah saw. Tertawa, beliau meletakkan tangannya diatas mulutnya.”

Jadi Nabi Muhammad saw. Tertawa tidak terbahak-bahak, beliau tertawa dengan cara tersenyum, menampakkah gigi geraham, dan menutup mulut jikat terjadi hal yang menggembirakan seraya mengucapkan hamdalah.

 

 

 

Bagikan Artikel ini:

About Laila Farah

Alumni Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo

Check Also

gunung meletus

Inilah Doa Ketika Gunung Meletus

Pada dasarnya tak ada seorangpun yang ingin tertimpa musibah, akan tetapi sebagai manusia hanya bisa …

makanan dikeremuni semut

Konsumsi Makanan atau Minuman yang Dikerumuni Semut, Bolehkah dalam Islam?

Seringkali kita menemukan semut pada makanan atau minuman yang sedang atau akan kita konsumsi. Mengingat …