shalat taubat
shalat taubat

Tidak Shalat Subuh Berjamaah karena Shalat Tahajud: Bagaimana Hukumnya?

Barangkali di antara sobat Islam Kaffah ada yang mengalami kondisi di mana tidak shalat subuh, baik secara berjamaah maupun sendirian karena pada malam harinya melaksanakan shalat tahajud.

Atau, ketika bangun di sepertiga malam untuk mendirikan tahajud, setelah itu, Anda tiba-tiba diserang rasa kantuk yang luar biasa sehingga Anda ketiduran sampai matahari terbit.

Lantas, bagaimana hukumnya?

Memang, shalat tahajud, sebagaimana hadis Nabi, adalah shalat yang paling utama setelah shalat wajib. Meski demikian, satu hal yang harus dipahami adalah, bahwa shalat tahajud, bagaimana pun itu, adalah shalat sunnah. Artinya, pelaksanaannya tidak boleh mengalahkan shalat wajib.

Posisi shalat sunnah itu sebagai ‘pelengkap’ shalat wajib. Jadi, apabila dalam mengerjakan shalat wajib ada kekurangan, maka shalat sunnah seperti tahajud keberadaannya memiliki fungsi menambal kekurangan tersebut. Tegas kata, sangat tidak dibenarkan jika seseorang bangun malam untuk melakukan shalat sunnah akan tetapi melewatkan waktu shalat subuh.

Berkaitan dengan fenomena di atas, Imam al-Ghazali mengibaratkan orang yang sibuk shalat malam (qiyaam al-lail) sehingga melewatkan waktu subuh seperti orang yang membangun sebuah istana tetapi merobohkan satu kota.

Dalam kitan al-Muwatha’ (hlm. 131), Imam Malik menceritakan kisah yang sarat dengan hikmah. Suatu hari, Umar bin Khathab tidak melihat Sulaiman bin Abu Khatsmah ketika waktu subuh. Lalu Khalifah Umar berusaha ‘melacak’ penyebabnya, salah satunya dengan cara pergi ke pasar sekaligus rumah Sulaiman yang kebetulan letaknya berdekatan dengan pasar. Di tengah perjalanan, Umar bertemu dengan ibu Sulaiman, yakni Syifa’.

Umar bin Khathab pun lantas melontarkan pertanyaan kepada Ibu Sulaiman; “Subuh tadi, saya tidak melihat Sulaiman, ada apa dengannya?”. Ibunya pun menjawab; “Semalam (disepertiga malam) ia bangun untuk shalat. Setelah itu, dia dilanda kantuk yang berat sehingga ketika waktu subuh tiba, ia tertidur.” Umar pun berkata; “Bisa mengerjakan shalat subuh berjamaah lebih aku sukai daripada shalat semalam suntuk.”

Berdasarkan kisah Sulaiman di atas, dapat dipahami bersama bahwasannya megerjakan shalat wajib pada waktunya lebih utama ketimbang melaksanakan shalat malam semalam suntuk tetapi melewatkan waktu shalat subuh.

Rasulullah dalam salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud menjelaskan:

  سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْأَعْمَالِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا

Artinya; “Aku bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: ‘Amal apakah yang paling dicintai oleh Allah?’ Rasulullah menjawab: ‘Melaksanakan shalat pada waktunya”. (HR Bukhari Muslim).

Mengakhiri uraian ini, mari kita sejenak merenungkan kisah Sulaiman di atas. Ia tertidur sehingga waktu subuh lewat karena malamnya dipakai untuk shalat tahajud, namun laku seperti itu dibenci oleh Amirul Mu’minin. Lantas, bagaimana dengan orang-orang yang melewatkan waktu subuh lantaran pada malam hari mereka begadang; main game, nobar, dan sejenisnya? Tentu saja dosanya berlipat-lipat. Naudzu billah.

Bagikan Artikel ini:

About Fauziyatus Syarifah

Mahasiswi magister program PAI UIN Walisongo Semarang

Check Also

hemat

Kenapa Pengeluaran Tiap Ramadan Malah Boros? Simak Tips Ini Agar Tidak Boncos!

Sebagian besar umat Islam tentu merasakan bahkan juga mengalami kalau setiap bulan Ramadan, pengeluaran suka …

ramadan

Sambut Ramadan dengan Bekal 4 Ilmu Ini Supaya Ibadah Kamu Sah dan Tidak Sia-sia!

Islam adalah agama wahyu. Alquran sebagai wahyu yang diberikan kepada Nabi Muhammad, adalah pedoman bagi …