bullying

3 Tips Mengatasi Bullying dalam Islam

Bullying, atau intimidasi, adalah perilaku yang merugikan dan tidak manusiawi, yang bisa terjadi di berbagai lingkungan, termasuk di sekolah, tempat kerja, atau bahkan di antara anggota masyarakat. Ini merupakan masalah sosial yang merugikan yang terjadi di berbagai lapisan masyarakat. Tidak hanya mempengaruhi korban secara psikologis dan emosional, tetapi juga melanggar prinsip-prinsip kemanusiaan yang mendasari banyak agama, termasuk Islam.

Dalam Islam, konsep perlakuan yang adil, hormat, dan kasih sayang sangatlah penting. Bullying bertentangan dengan ajaran Islam yang mengajarkan untuk menjaga hubungan yang baik, memperlakukan orang lain dengan adil, dan menghindari menyakiti atau merugikan sesama.

  1. Pemahaman Terhadap Keadilan

Dalam Islam, prinsip keadilan adalah landasan utama bagi tata kelola sosial. Allah subhanahu wa ta’ala menegaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 9: “Dan jika dua golongan mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat aniaya terhadap yang lain, maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu hingga mereka kembali kepada perintah Allah.” Dari ayat ini, dapat dilihat bahwa Islam menyerukan penyelesaian konflik secara adil dan tanpa penindasan.

Dalam Al-Qur’an, Allah subhanahu wa ta’ala juga telah menegaskan nilai-nilai yang mendorong untuk menghormati, membantu, dan saling memahami satu sama lain. Firman Allah dalam Surah Al-Hujurat (49:11) mengingatkan kita, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, boleh jadi (yang diolok-olok itu) lebih baik dari mereka. Dan jangan pula wanita (berolok-olok) kepada wanita (lain), boleh jadi yang diperolok-olok itu lebih baik dari mereka. Dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan jangan panggil-memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman…”

Dari ayat ini, kita bisa memahami bahwa mengolok-olok atau mengejek orang lain tidaklah sesuai dengan ajaran Islam. Setiap individu harus dihormati dan tidak boleh diremehkan atau dijadikan objek ejekan. Bullying tidak hanya merugikan korban secara emosional dan mental, tetapi juga bertentangan dengan prinsip-prinsip keadilan yang diajarkan dalam Islam.

  1. Kasih Sayang dan Kepedulian

Islam mengajarkan kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama sebagai aspek penting dalam membangun masyarakat yang harmonis. Rasulullah subhanahu wa ta’ala bersabda, “Tidaklah beriman salah seorang di antara kamu sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kasih sayang dalam Islam tidak terbatas pada sesama Muslim saja, tetapi meluas kepada semua makhluk Allah. Ini mencakup perlakuan yang baik dan penghormatan terhadap semua individu, termasuk mereka yang rentan menjadi korban bullying.

  1. Tanggung Jawab Bersama

Islam menekankan pentingnya bertanggung jawab bersama dalam membangun masyarakat yang adil dan aman. Setiap individu diberi tanggung jawab untuk melindungi hak-hak orang lain dan mencegah penindasan atau kezaliman terhadap siapa pun.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lain, ia tidak menzhaliminya, tidak menyerahkannya kepada musuhnya dan tidak meninggalkannya di waktu ia membutuhkannya.” (HR. Muslim).

Dari hadis ini, kita memahami bahwa semua orang memiliki tanggung jawab untuk melindungi satu sama lain dari bahaya dan kezaliman.

Dalam Islam, bullying dianggap sebagai tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai agama yang mendorong kasih sayang, keadilan, dan solidaritas sosial. Untuk mengatasi bullying, sangat penting bagi umat Islam untuk mengamalkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam hubungan personal maupun dalam membangun masyarakat yang adil dan aman. Dengan memahami prinsip-prinsip Islam tentang kasih sayang, keadilan, dan tanggung jawab bersama, kita dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari intimidasi dan kekerasan, serta memperjuangkan kehidupan yang lebih harmonis dan damai bagi semua.

Bagikan Artikel ini:

About Arip Suprasetio

Aktifis Mahasiswa Ahlu Thariqah An-Nahdilyah (MATAN) UNJ, Jakarta

Check Also

puasa dan kedamaian

Puasa sebagai Jalan Damai, Apa Maksudnya?

Puasa, sebuah praktik yang telah menjadi bagian dari banyak agama dan budaya di seluruh dunia, …

malam nisfu sya'ban

Memahami Keistimewaan Bulan Sya’ban dan Amalannya

Bulan Sya’ban adalah salah satu bulan dalam penanggalan Islam yang memiliki makna dan keistimewaan tersendiri …