Katakanlah kebenaran walaupun itu terasa pahit. Ini adalah salah satu sabda Rasulullah untuk motivasi bagi seseorang dalam mengatakan kebenaran. Bukan kebenaran itu pahit, tetapi kadang dalam menyampaikan kebenaran akan banyak kendala. Bukan pula kebenaran berarti diutarakan dengan cara pahit alias dengan kata-kata jelek dan cacian.
Kebaikan tentu harus disampaikan dengan cara baik. Begitu pula dengan kebenaran harus disampaikan dengan cara yang benar. Tujuan tidak boleh menghalalkan segala cara. Bukan dengan menyampaikan kebenaran, berarti dibolehkan untuk melanggar kebenaran.
Pegangan katakanlah kebenaran walaupun terasa pahit bukan dalam pengertian bahwa kebenaran boleh disampaikan dengan cara yang pahit. Terkadang pengertian pahit diartikan dengan kata-kata kasar dan caci maki. Dengan dalih hadist itu lantas seorang da’i dengan semangat tidak terkontrol justru jatuh dalam provokasi.
Mari kita simak secara lengkap hadist di atas. Ada dua redaksi berbeda dalam menukil hadist tersebut. Inti hadist ini berbicara tentang akhlak berdakwah. Abu Dzar berkata : Tambahkanlah wasiat wahai Rasulullah. Rasulullah bersabda : Katakanlah yang benar walaupun kebenaran itu pahit. (HR Ahmad, At-Tabrani, Ibnu Hibban dan Al-Hakim). Al- Hakim mengatakan sanadanya shohih.
Lalu, bagaimana menjelaskan hadist di atas? Perintah mengatakan kebenaran yang terasa pahit itu bukan pada esensi kebenarannya yang pahit, tetapi kondisi seseorang yang menyampaikan dan yang disampaikan. Kadang seseorang dalam menyampaikan kebenaran terasa sangat sulit di tengah masyarakat yang mengingkarinya. Kadang kebenaran yang disampaikan akan mendapatkan penyangkalan dari orang yang senang dengan kebatilan.
Karena itulah, hadist di atas harus dibaca sebagai konteks perjuangan dan motivasi berdakwah dari Rasulullah kepada umat Islam. Walaupun kondisi yang sangat sulit seseorang harus tidak putus untuk selalu menyampaikan kebenaran. Kebenaran yang disampaikan tentu akan terasa pahit bagi orang yang mendengarkannya.
Namun, pahit bukan berarti kata-kata kasar, makian, apalagi provokasi. Kata pahit tetaplah sebuah seruan untuk menuju kebenaran yang manis. Namun, rasa manis itu akan terasa menjadi pahit bagi mereka yang mengingkarinya.
Kebenaran itu tetaplah manis pada hakikatnya. Namun, ketidaktahuan dan pengingkaran akan menyebabkan ia seolah terasa pahit. Karena itulah, sampaikan kebenaran yang manis itu walaupun terdengar pahit. Karena sesungguhnya kebenaran akan tetap menjadi sesuatu yang mulia dan bemanfaat ketika mereka menyadari manisnya kebenaran.