Tarkul Ma’ashi (meninggalkan perbuatan-perbuatan ma’siat) hukumnya wajib. Dan ini disepakati oleh seluruh umat Islam. Hanya saja, masih banyak umat manusia belum bisa meninggalkan perbuatan ma’siat.
Yang dimaksud dengan ma’siat adalah tidak ta’at kepada Allah baik dengan meninggalkan yang diperintahkan atau melakukan perbuatan yang dilarang_Nya.
Melakukan perbuatan ma’siat bukan hanya berdosa kepada Allah swt dan berhak disangsi, tetapi ada banyak pengaruh dalam kehidupan akibat berbuat ma’siat tersebut. Antara lain yaitu sebagaimana disebutkan dalam kitab Al Mausu’ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah:
- Tertutupnya ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan adalah cahaya yang Allah swt tuliskan ke dalam hati seseorang. Maka cahaya tersebut akan menjadi padam sebab perbuatan ma’siat.
- Tertutupnya rizki. Di dalam hadits disebutkan:
وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيبُهُ
Artinya: “Sesungguhnya seseorang akan dihalangi kepada rizkinya sebab perbuatan dosa yang menimpanya” (HR. Ahmad bin Hanbal)
- Hatinya tidak tenang. Sebab orang yang berbuat ma’siat sudah jauh dengan Allah swt. Maka ia tidak akan mendapatkan kenikmatan sama sekali. Seandainya pun ia mendapatkan kenikmatan dunia, hal itu tidak sebanding dengan kekhawatiran hatinya.
- Akan dipersulit segala urusannya. Hal demikian karena orang yang taqwa kepada Allah swt akan dipermudah terhadap urusannya. Sehingga menyiakan-nyiakan ketakwaan kepada Allah swt akan mengunci dirinya dari kemudahan tersebut.
- Hatinya menjadi gelap. Sebab, ta’at kepada Allah swt adalah cahaya. Maka cahaya itu akan redup manakala melakukan ma’siat yang merupakan lawan dari ta’at. Ibn Abbas ra berkata:
إِنَّ لِلْحَسَنَةِ ضِيَاءً فِي الْوَجْهِ وَنُورًا فِي الْقَلْبِ وَسَعَةً فِي الرِّزْقِ وَقُوَّةً فِي الْبَدَنِ وَمَحَبَّةً فِي قُلُوبِ الْخَلْقِ، وَإِِنَّ لِلسَّيِّئَةِ سَوَادًا فِي الْوَجْهِ وَظُلْمَةً فِي الْقَلْبِ وَوَهَنًا فِي الْبَدَنِ وَنَقْصًا فِي الرِّزْقِ وَبِغْضَةً فِي قُلُوبِ الْخَلْقِ
Artinya: “Sesungguhnya kebaikan itu cahaya pada wajahnya, dan hatinya, memperluas rizki, menguatkan badan dan menjadi mahabbah dalam hatinya orang lain. Dan sesungguhnya kejelekan menjadikan kegelapan pada wajah, hati, melemahkan pada bada, mengurangi rizki dan menciptakan kebencian kepada hatinya orang lain”
- Berumur pendek dan hilangnya keberkahan. Orang yang senang melakukan perbuatan ma’siat akan dipendekkan umurnya serta dihilangkan keberkahan hidupnya.
- Menjadikan dirinya hina. Perbuatan ma’siat dapat menyebabkan pelakunya menjadi hina di hadapan Allah swt. Orang yang sudah hina di hadapan Allah swt maka tidak akan dipandang oleh siapapun. Hasan Al Bashri berkata:
وَإِِذَا هَانَ الْعَبْدُ عَلَى اللَّهِ لَمْ يُكْرِمْهُ أَحَدٌ
Artinya: “Apabila seorang hamba telah hina di hadapan Allah, maka tidak aka nada seorang pun yang memulyakannya”
Itulah sebagian pengaruh dari berbuat ma’siat. Semoga kita tetap dijaga oleh Allah swt dari perbuatan-perbuatan yang dibenci oleh Allah swt.
Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah