Jakarta – Pendakwah dan konten kreator Habib Husein Jafar Al Hadar dan aktris Zaskia Adya Meca mengajak para remaja untuk menghindari pernikahan dini. Untuk itu, para remaja diimbau untuk terus mengembangkan potensi diri dalam meraih cita-citanya sebelum memutuskan untuk menikah.
“Pernikahan seharusnya dilakukan karena kesiapan, bukan karena dorongan nafsu belaka,” kata Habib Jafar.
Pernyataan itu diucapkan saat menjadi narasumber Bimbingan Remaja Usia Sekolah Plus (BRUS+) yang digelar Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Ditjen Bimas) Islam pada puncak perayaan Hari Amal Bhakti ke-78 Kementerian Agama (Kemenag) di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Minggu (7/1/2024). Kegiatan ini diikuti 1.000 peserta siswa/siswi SMA/MA se-Jabodetabek.
Habib Jafar menekankan, pengendalian nafsu seharusnya dilakukan melalui pengembangan potensi diri, bukan dengan menikah terlalu dini.
“Nikah itu karena mampu, bukan sekadar ingin menghindari perzinaan. Tidak tepat jika mengatakan bahwa menikahkan remaja untuk menghindari zina, lebih tepat jika menghindari zina adalah dengan tidak berzina, lalu dengan apa? Dengan kegiatan positif untuk mengembangkan diri dan prestasi, karena dengan pengembangan diri akan menghindarkan pernikahan dini,” ucap Habib Ja’far.
Di acara bertema ‘Siapkan Masa Depanmu, Rencanakan Nikahmu’ tersebut juga hadir sejumlah pembicara yang digandrungi anak muda. Di antaranya, Arafah Arianti, Zaskia Adya Mecca, dan instruktur BRUS Kemenag Paman Dodo.
Dalam talkshow,
Zaskia Adya Mecca ikut memberi perspektif berdasarkan pengalamannya menikah. Dia mengingatkan generasi muda untuk tidak tergesa-gesa dalam memutuskan menikah.
“Menikah jangan terlalu muda, ada masa di mana kita ingin menikmati hidup sendiri, tanpa dibebani dengan kewajiban dan tanggung jawab yang dapat ditunda. Setelah menikah, tidak bisa lagi menjadi diri sendiri seperti sebelum menikah, karena harus mengemban kewajiban dan tanggung jawab sebagai ibu dan istri,” ujar Zaskia.
Kepala Subdirektorat Bina Keluarga Sakinah Kemenag, Agus Suryo Suripto menjelaskan, Indonesia merupakan salah satu negara dengan angka pernikahan anak yang tinggi. Menurut dia, pernikahan anak yang tinggi tentunya menjadi akar dari banyak masalah dikemudian hari.
Oleh karena itu, Kemenag mewakili pemerintah merasa perlu bertindak untuk menekan angka pernikahan anak di Indonesia. Agus menjelaskan, konsep BRUS dilahirkan sebagai upaya edukasi untuk remaja usia sekolah agar mampu menyiapkan masa depan sebaik-baiknya.
“Program BRUS membekali remaja melalui penguatan karakter dan kesadaran pengelolaan kepribadian yang baik. Generasi muda harus memiliki kemampuan mengelola diri dan lingkungan, agar tidak terjebak pada lingkungan sosial dan pergaulan bebas,” ujar Agus di Jakarta, Senin (8/1/2024).
Suryo berpesan kepada para peserta untuk melakukan persiapan matang sebelum menikah. Menurut dia, dua aspek penting yang perlu dipersiapkan sebelum menikah adalah kesadaran dalam mengelola diri dan penguatan keagamaan.
“Pertama, persiapkan masa depan dengan membangun kesadaran dalam pengelolaan diri, setiap remaja mempunyai potensi diri harus bisa dikembangkan. Generasi muda punya masa depan yang harus diperjuangkan. Kedua, perkuat pendidikan agama, karena agama merupakan benteng dari pergaulan dan lingkungan sosial yang tidak baik,” ucap Suryo.