Screen Shot 2024 04 28 at 10.38.29 AM

Anggota DPRD DKI Zita Anjani Pamer Starbucks di Makkah, Wasekjen MUI: Melukai Umat Islam dan Memalukan

JAKARTA – Starbuck menjadi salah satu produk yang diboikot oleh sebagian masyarakat Indonesia karena merk dagang tersebut disinyalir terafiliasi dan memberikan dukungan kepada pihak Israel. Seperti diketahui di Indonesia telah beredar nama-nama produk yang berafiliasi dengan Israel dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga telah mengeluarkan fatwa haram memberikan dukungan kepada Israel.

Meski MUI telah mengeluarkan fatwa haram mendukung Israel dan memberikan himbauan untuk mendukung Palestina dengan tidak membeli produk yang terafiliasi dengan Israel, sebagian masyarakat masih membeli atau bahkan bergantung dari produk yang terafiliasi dengan Israel. Salah seorang anggota DPRD DKI Jakarta bernama Zita Anjani yang memposting cup minuman starbuck ketika di Masjidil Haram dinilai melukai perasaan umat yang sedang membela Palestina dengan memboikot produk Israel.

Dilansir dari laman republika.co.id Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ikhsan Abdullah angkat bicara atas aksi Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani yang mengunggah foto kopi Starbucks di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi.

Menurut Ikhsan, aksi politikus PAN itu melukai perasaan umat Islam karena Starbucks adalah perusahaan yang terafiliasi dengan Israel, negara penjajah Palestina.

“(Tindakan Zita) melukai perasaan umat Islam yang selama ini berjuang memberikan empati, simpati dan sekaligus sebagai bangsa yang pertama di dunia yang memberikan dukungan kepada bangsa Palestina,” kata Ikhsan ketika dihubungi wartawan dari Jakarta, Jumat (26/4/2024).

Selain itu, Indonesia selama ini melaksanakan amanat konstitusi dengan cara menentang penjajahan yang dilakukan Israel terhadap Palestina. Apalagi, Palestina adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.

“Ini artinya memang perbuatan Zita itu tidak pantas, tidak sensitif dan melukai umat Islam yang saat ini berjuang untuk memboikot produk-produk yang terafiliasi dengan Yahudi Israel,” ujar Ikhsan.

Lebih lanjut, kata Ikhsan, Zita sebagai orang dewasa seharusnya bisa membaca fatwa MUI yang menyatakan wajib hukumnya mendukung kemerdekaan Palestina dan haram mendukung penjajahan Israel. Salah satu bentuk dukungan kepada Israel adalah tidak membeli produk dari perusahaan yang memberikan sebagian keuntungannya kepada pemerintah Israel.

“Selama berbulan-bulan ini umat Islam bersungguh-sungguh meninggalkan produk yang terafiliasi dengan Zionis Israel. Itu (aksi Zita pamer Starbucks di Makkah) menjadi melukai umat Islam. Tidak pantas,” ujarnya.

Ikhsan menegaskan, aksi Zita itu tidak mendidik. Sebagai publik figur dan juga anak dari Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas), Zita seharusnya memberikan contoh baik kepada masyarakat.

“Perbuatan Zita memalukan,” ucapnya.

Republika telah menghubungi tiga pengurus DPP PAN untuk menanyakan tindakan yang akan diambil terhadap Zita. Republika juga sudah menghubungi Badan Kehormatan DPRD DKI Jakarta. Namun, semuanya belum merespons.

Beberapa hari lalu, Zita lewat akun Instagram-nya, @zitaanjani mengunggah foto dirinya sedang memegang kopi Starbucks dengan latar Masjidil Haram, Makkah. “Lagi makan malam ehh ada yang kasih kopi, menurut kalian gimana guys?” tulisnya di keterangan unggahan serta mencantumkan tagar #starbucks dan #mecca.

Postingan itu dihujani kritik dan kecaman warganet karena Starbucks terafiliasi dengan penjajahan Israel di Palestina. Setelah panen kritikan, Zita membela diri dengan cara membuat unggahan baru.

Zita balik mengkritik warganet yang menurutnya sibuk huru-hara hanya karena satu jenama. Zita mengatakan dalam Islam sudah jelas mana yang haram dan halal dikonsumsi.

Daripada meributkan satu jenama, menurut Zita, masih banyak barang-barang yang sebenarnya harus menjadi sasaran boikot karena berasal dari jenama yang masih mendukung Israel. Itu termasuk ponsel, sabun, pakaian, bahkan media sosial.

“Jadi jangan nanggung kalo mau support Palestina. Sekalian aja tuh ganti semua brand yang biasa kalian pake, jadi pake produk lokal semua, gimana? Buat perubahan lewat jalur ekonomi bukan sekadar komentar penuh emosi. Nge-boikot satu brand karena ikut-ikutan gak bikin kalian semua jadi paling keren, coba dong terapin juga ke kehidupan kalian sehari-hari,” tulis Zita.

 

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Santri

Semangat Jihad Santri Kini Bertransformasi Jadi Perjuangan Intelektual dan Kultural

Semarang — Peringatan Hari Santri Nasional 2025 yang jatuh pada Selasa (22/10) diperingati secara khidmat …

Gubernur Jatim Khofifah Parawansa hadiri Lirboyo Bersholawat

Hari Santri: Panggilan Suci Teguhkan Peran Santri Sebagai Penjaga Iman, Bangsa, dan Peradaban Dunia

Kediri — Hari Santri bukan sekadar peringatan, melainkan panggilan suci untuk meneguhkan peran santri sebagai …