Pembinaan Dai dan Daiyah Kemenag Aceh

Cegah Intoleransi dan Radikalisme, Dai dan Daiyah Diminta Teguhkan Dakwah Islam Damai

Banda Aceh – Dakwah adalah mengajak dengan kasih sayang, bukan mencela. Mengingatkan dengan hikmah, bukan menyalahkan. Karena itu, para dai dan daiyah harus berdakwah islam damai yang rahmatan lil ‘alamin yang membawa kedamaian dan keselamatan bagi seluruh umat manusia.

Hal itu ditekankan Kepala Kemenag Kota Banda Aceh, H. Salman, S.Pd., M.Ag., dalam pembinaan dai dan daiyah bertema “Peran Dai dan Daiyah dalam Islam Damai untuk Pencegahan Intoleransi, Radikalisme dan Terorisme” di Hotel Permata Hati, Rabu (20/8/2025).

“Islam damai itu fitrah. Dakwah adalah mengajak dengan kasih sayang, bukan mencela. Mengingatkan dengan hikmah, bukan menyalahkan. Sebab Allah berfirman dalam Surah An-Nahl ayat 125, Ud‘u ilā sabīli rabbika bil-hikmati wal-mau‘izhati al-hasanah, serulah ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasihat yang baik,” ujarnya.

Ia menegaskan pentingnya kewaspadaan terhadap paham IRET (Intoleransi, Radikalisme, Ekstremisme, dan Terorisme) yang bertentangan dengan ajaran Islam.

“Saya mendorong ASN Kemenag Banda Aceh menandatangani komitmen agar tidak terjerumus dalam paham IRET. Ini bentuk ikhtiar kita menjaga diri dan menjaga umat dari fitnah ideologi sesat,” tegasnya.

Menurutnya, kemenangan sejati bukanlah milik kelompok yang menentang pemerintah dan menebar perpecahan, melainkan bagi hamba-hamba Allah yang istiqamah dalam iman dan amal saleh.

“Allah-lah yang memberi petunjuk. Jangan menyesatkan orang lain, karena tugas kita hanya menyampaikan risalah. Hasilnya kita serahkan kepada Allah. Namun Allah ingin kita berusaha dengan sungguh-sungguh, sebagaimana firman-Nya dalam Surah An-Nahl ayat 28, bahwa petunjuk itu hanya milik Allah,” tuturnya penuh penekanan.

Salman juga berpesan kepada para dai dan daiyah agar selalu memperkuat kualitas dakwah dengan bahasa yang santun, penuh kasih, dan berlandaskan ilmu.

“Bawalah ayat-ayat Al-Qur’an dalam setiap majelis, agar dakwah kita bercahaya. Jadilah dai yang menyejukkan, karena dakwah damai adalah benteng dari fitnah zaman,” pesannya.

Sementara itu, Ketua Panitia sekaligus Kasib Bimas Islam, Dr. Akhyar, S.Ag., M.Ag., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program Bimas Islam yang menguatkan moderasi beragama, pembinaan majelis taklim, serta pemberdayaan dai dan daiyah.

“Kami sengaja menghadirkan narasumber dari Polda Aceh untuk menjelaskan bahaya laten radikalisme. Ini ikhtiar bersama agar para dai memiliki pemahaman komprehensif dan mampu mengarahkan umat pada jalan yang benar,” terangnya.

Dalam kegiatan tersebut, turut dipaparkan materi “Bahaya Laten Terorisme dan Upaya Pencegahan” oleh Ipda H. Khafrawi, S.Ag., M.Ag., serta motivasi dakwah yang menguatkan semangat para dai dan daiyah. Panitia juga menggagas pakta integritas bagi Kepala KUA terkait komitmen pemberantasan pungli dan gratifikasi, demi terwujudnya birokrasi yang bersih dan bernilai ibadah.

Kegiatan ini diikuti oleh Kepala KUA dan para Penyuluh Agama Islam se-Kota Banda Aceh. Suasana penuh kekhidmatan menandai tekad bersama untuk menjadikan dakwah Islam damai sebagai tameng utama dalam mencegah radikalisme dan terorisme, demi tegaknya Islam rahmatan lil ‘alamin di bumi Serambi Mekkah.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

084039400 1760199435 830 556

Pesan Habib Ja’far: Manfaatkan AI Sebagai Tools, Bukan Rujukan Utama Soal Persoalan Agama

JAKARTA — Perkembangan zaman tidak bisa dinapikan oleh masyarakat, termasuk perkembangan teknologi yang mempermudah keperluan, …

Bincang Jurnal

Perkuat Literasi dan Iman Untuk Bendung Penyebaran Radikalisme di Media Baru

Purwokerto — Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan …