Dilansir dari laman republika.co.id Satu dasawarsa setelah ditetapkan sebagai peringatan nasional, Hari Santri kembali digelar tahun ini dengan semangat yang lebih besar dan visi mendunia. Mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia”, Hari Santri 2025 tidak lagi sekadar seremoni tahunan, melainkan gerakan strategis memperkuat peran pesantren dan santri dalam menjawab tantangan global.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Amien Suyitno mengatakan, bahwa rangkaian Hari Santri 2025 resmi dimulai dengan “Ithlaq Hari Santri” pada 22 September di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang.
Lokasi ini dipilih karena menjadi tempat lahirnya Resolusi Jihad KH. Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945, yang menginspirasi lahirnya Hari Pahlawan sekaligus meneguhkan kontribusi santri dalam perjuangan kemerdekaan.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, Ithlaq tahun ini tidak hanya menandai peluncuran logo, tetapi juga menghadirkan program nyata seperti Gerakan Nasional Cek Kesehatan Gratis (CKG) dan Gerakan Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kegiatan ini akan digelar di sejumlah pesantren besar, seperti Tambakberas, Denanyar, Peterongan, dan Tebuireng, dengan kehadiran Menteri Agama RI dan Menteri Kesehatan RI.“Program ini menandai dimulainya tradisi baru perhatian negara terhadap kualitas kesehatan dan gizi santri,” ujar Suyitno dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (19/9/2025).
Selain itu, Kemenag akan menggelar Halaqah Hari Santri di delapan titik strategis nasional, mulai dari Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng, Jakarta, Palembang, Yogyakarta, hingga Sengkang, Kabupaten Wajo.
Forum ini akan menghadirkan narasumber lintas disiplin untuk membahas isu-isu strategis kebangsaan dan keumatan, serta memperluas jejaring intelektual pesantren di tingkat nasional dan global.
Agenda besar lainnya adalah Musabaqah Qira’atil Kutub Internasional (MQKI) yang berlangsung pada 1–7 Oktober 2025 di Pondok Pesantren As’adiyah, Sengkang. Ajang prestisius ini akan diikuti oleh santri dari 34 provinsi di Indonesia serta 10 negara Asia Tenggara.
Pemilihan As’adiyah sebagai pesantren tertua di kawasan timur Indonesia yang telah melahirkan ratusan pesantren lainnya, diharapkan mempertegas peran Islam Nusantara sebagai pusat keilmuan yang mendunia.
Menurut Suyitno, langkah ini menunjukkan keseriusan Kementerian Agama menjadikan Hari Santri sebagai momentum globalisasi santri Indonesia. “Kita ingin memperkenalkan wajah Islam moderat Indonesia di panggung internasional,” kata dia.
Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah