Maha Suci Allah dengan firmannya. Dalam al-Fatihah ayat kelima yang berbunyi “Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’inu” lafadh na’budu didahulukan dari lafadh nasta’inu. Padahal, bisa saja nasta’inu diletakkan di awal dan na’budu di akhir. Mengapa demikian? Allah ingin menyampaikan pesan kepada kita lewat retorika bahasa. Allah tidak keliru meletakkan kata demi kata dalam al-Quran. Na’budu yang berarti “Menyembah” merupakan kewajiban seorang …
Read More »Mempersoalkan Ar-Rahim Allah
Acap kali kita temui orang-orang yang mempertanyakan tentang kekuasaan Allah dan sifat belas kasihnya. Pasalnya, mereka kurang yakin dengan sifat tersebut lantaran mereka temui orang-orang kesusahan, ditimpa musibah sehingga hidupnya seolah kalang kabut, dan kebingungan hamba yang lainnya. Lalu di manakah kekuasaan Allah? di manakah sifat belas kasihnya? mengapa ia biarkan hambanya larut dalam penderitaan? begitulah pertanyaan-pertanyaan skeptis yang sering …
Read More »