dunia bayangan

Dunia sebagai Penjara Umat Islam, Perlu Kejernihan Akal dalam Memahaminya?

Dunia ini sebagai penjara bagi umat Islam dan surga bagi orang kafir. Hadist ini begitu populer dari Abu Hurairah yang diriwayat dalam Hadist Muslim. Namun, perlu pemahaman yang cukup dalam untuk memahami hadist ini. Bukan berarti umat Islam harus menjauhi dunia dan melepaskan diri dari aktivitas duniawi. Bukan berarti menjadi pesimis dalam menghadapi hidup dan hanya berpangku tangan mengharapkan akhirat.

Kita berangkat dari redaksi hadist tersebut : Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةُ الْكَافِرِ

“Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir.” (HR. Muslim No. 2956).

Hadist ini menyiratkan banyak pelajaran bagi umat Islam yang bisa dimaknai secara produktif. Pertama harus kita pahami pemahaman dasar Islam dalam meletakkan dunia ini adalah sebagai sarana, perantara atau jalan kebaikan untuk menuju akhirat. Islam meletakkan dunia ini bukan tujuan akhir, tetapi sebagai persinggahan sementara untuk menuju kehidupan yang kekal di akhirat.

Cara pandang ini yang perlu dipahami terlebih dahulu. Lalu, yang kedua, dunia sebagai penjara karena ada Batasan dan aturan dalam Islam yang mewajibkan umat Islam untuk menjaga dan menahan diri. Ada yang diharamkan, ada yang dihalalkan. Dunia bukan tempat meluapkan segala nafsu sebagaimana orang kafir meluapkannnya tanpa batasan layaknya di surga.

Ketiga, hadist ini berbicara agar umat manusia tidak sepenuhnya tergantung pada dunia. Dunia adalah godaan dan ujian agar umat Islam tidak jatuh dalam sikap yang hedonis dan materialis. Ketergantungan pada dunia adalah sumber malapetaka. Dunia hanyalah sarana bukan tujuan akhir.

Setelah kita memahami cara pandang ini, umat Islam harus memperlakukan dunia secara proporsional. Cara pandang yang moderat atau washaty ini penting agar tidka terjatuh dalam sikap ekstrem yang menganggap dunia tidak penting sama sekali dengan sikap abai dan menjauhkan diri dari kehidupan duniawi.

Kita berangkat dari ayat Q.S. Al-Qashash [28]: 77, “Carilah dalam apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu untuk negeri akhirat, tapi jangan lupakan bagianmu dari kehidupan duniawi, dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu”.

Ayat ini mengajarkan keseimbangan antara kehidupan duniawi dan akhirat. Allah SWT memerintahkan agar setiap hamba-Nya menggunakan nikmat dan rezeki yang diberikan-Nya untuk mencari kebaikan di akhirat melalui amal ibadah dan kebaikan. Namun, Allah juga mengingatkan agar tidak melupakan bagian kita dari kehidupan dunia, yaitu bekerja, mencari nafkah, dan menikmati rezeki yang halal.

Prinsip keseimbangan dalam Islam ini harus menjadi mindset umat Islam. Islam bukan agama yang mengajarkan umatnya lari dari dunia, tetapi Islam juga membatasi umatnya agar tidak larut dalam rayuan dunia. Islam tidak mengajarkan hidup asketis yang ekstrem, tetapi Islam juga membatasi umatnya agar tidak jatuh pada sikap hedonis-materialistik.

Karena itulah, al-Quran mengajarkan salah satu doa penting bagi umat Islam sebagaimana dalam Q.S. Al-Baqarah [2]: 201 “Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: ‘Ya Tuhan kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka’.” Inilah doa yang harus terus dipanjatkan oleh umat Islam agar selamat di dunia dengan penuh kebaikan dan terlebih mendapatkan kemuliaan di dunia akhirat.

Poin penting di sini adalah Islam mengajarkan bagaimana menjaga keseimbangan dalam segala hal. Itulah prinsip ber-Islam yang kaffah beragama secara washaty (moderat). Islam kaffah bukan berarti beragama atau beribadah yang sepenuhnya secara totalitas melupakan dunia. Berislam secara kaffah adalah menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat. Menjadi dunia sebagai ladang kebaikan untuk mencapai keselamatan akhirat.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

ilustrasi doa 169

Viral Di Media Sosial, Seorang Kades di Sidoarjo Diduga Larang Umat Kristen Ibadah di Rumah Doa GPdI

Surabaya – Penghentian peribadatan umat Kristiani Kembali terjadi, kali ini terjadi di daerah Sidoarjo tepatnya …

Kampus Kebangsaan Jepara

Pendidikan Agama yang Inklusif dan Moderat Kunci Bangun perdamaian Serta Hilangkan Benih Terorisme

Jepara – Pendidikan agama yang inklusif dan moderat menjadi kunci dalam membangun perdamaian serta menghilangkan benih-benih …