Bengkulu – Konflik bernuansa agama sangat rentan menjadi bibit konflik yang besar. Karena itu potensi timbulnya konflik bernuansa agama yang harus dikikis sedini mungkin. Caranya dengan penguatan moderasi beragama.
Kakanwil Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Bengkulu Dr. H. Muhammad Abdu S.Pd, M.M., mengatakan, program penguatan moderasi beragama diharapkan agar umat beragama dapat memposisikan diri secara tepat dalam masyarakat multireligius, sehingga terjadi harmonisasi sosial dan keseimbangan kehidupan sosial.
“Saat ini masih ada konflik-konflik bernuansa agama dan munculnya paham-paham ekstrim.Tetapi secara bertahap, konflik harus dikikis dengan mempromosikan moderasi beragama,” ungkap Abdu pada sosialisasi penguatan moderasi beragama ke masyarakat Kabupaten Rejang Lebong di Aula Hotel Holden Rice Kota Curup, Bengkulu, Sabtu (2/12/2023).
“Ini tugas siapa?tentu, tugas kita bersama mempromosikannya,” imbuh Kakanwil
Untuk itu, Muhammad Abdu mengajak ASN dan umat di Rejang Lebong untuk menjadi role model promosikan program ini. Sehingga diharapkan mampu melahirkan kebijakan-kebijakan yang mendukung praktik beragama yang moderat.
Hal senada diungkapkan Kabag TU Dr. H. Ajamalus M.H. yang juga menjadi nara sumber dalam kegiatan ini. Ia mengungkapkan, bangsa Indonesia yang majemuk dengan beragam agama memang kerukunan antar umat harus dibina secara baik dan terus menerus.
“Meskipun ada perbedaan, saya berharap agar perbedaan tersebut menjadi sebuah keindahan ibarat sebuah lukisan. Maka harus ada warna yang berbeda-beda. Artinya moderasi beragama dapat dijadikan sebagai strategi kebudayaan untuk merawat Indonesia yang damai, toleran dan menghargai keragaman,” bebernya.