Ketua Bidang Dakwah MUI KH Cholil Nafis
Ketua Bidang Dakwah MUI KH Cholil Nafis

Literasi Masyarakat Rendah, Dai Harus Berani Banjiri Medsos Dengan Dakwah Damai dan Sejuk

Jakarta – Literasi rendah di era post truth ini dinilai menjadi penyebab terbesar bagi masyarakat sehingga mudah terprovokasi dan terus menerus menyebarkan berita hoax secara berulang. Untuk para dai dan daiyah harus berani membanjiri media sosial dengan konten-konten dakwah dan keagamaan yang damai dan sejuk.

“Orang kalau baca judul berita terus sesuai sama pemikirannya, maka akan mereka share, gak peduli isi beritanya benar atau tidak, nyambung atau tidak, yang penting judulnya sesuai dengan apa yang mereka pikirkan pasti mereka share. Ini bahayanya era post truth,” kata Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwan, KH M Cholil Nafis. Pada kegiatan Halaqah Peningkatan Peran Dai Dalam Mengantisipasi Dampak Digitalisasi IT di Kantor MUI Pusat, Jakarta, Kamis, (27/7/2023).

Dalam kegiatan yang diikuti 50 peserta ini dibahas mengenai dampak negatif dari media sosial dibuktikan dengan banyaknya berita hoax yang makin marak tersebar.

Kiai Cholil menyebut, terlebih saat ini juga muncul kecerdasan buatan (AI) yang menjadikan aktivitas dakwah di media sosial menjadi lebih penuh tantangan.

Untuk itu, ia mengimbau kepada para dai untuk mulai memberanikan diri membanjiri media sosial dengan konten konten dakwah dan keagamaan, namun dengan tetap berpatokan pada Fatwa MUI No 4 tahun 2017 tentang tentang Hukum dan Pedoman Bermuamalah Melalui Media Sosial.

“Komunikasi orang ke orang adalah media sosial. Jadi medsos ini harus dimanfaatkan tapi dengan 3 prinsip yaitu verifikasi, vaidasi, dan bermanfaat. Penting juga selain tabayyun kita juga harus memastikan bahwa hal yg kita share itu bermanfaat untuk yang membaca,” kata dia.

Dia mengatakan, di sisi dampak negatifnya, media sosial diibaratkan seperti dua belah mata pisau yang juga memiliki banyak dampak positif, dimana medsos juga mempunyai peranan yang signifikan sebagai agen perubahan sosial.

Menurut dia, media sosial dan agama memiliki hubungan yang bersifat mutualisme dimana ini menjadi nilai penting untuk dimanfaatkan menjadi media dakwah.

“Agama dan media memiliki hubungan yang kuat. Meski medsos memiliki dampak negatif, tapi tidak bisa ditinggalkan, jika ditinggalkan kita tidak bisa mengarungi dunia,”kata dia.

Dia juga berpesan agar para dai tidak menjadi orang yang dilibas zaman, atau terlalu menikmati media sosial tanpa memanfaatkannya menjadi kebaikan.

“Kita harus ada yang menjadi pejuang keagamaan dan juga pejuang pembela negara. Jangan hanya sebatas penonton tapi mampu menjadi opinion leader,” tandas Kiai Cholil.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar copy

Bulan Syawal Kesempatan Umat Islam Jadi Ahli Zikir

Jakarta – Bulan Syawal adalah kesempatan umat Islam menjadi hamba-hamba Allah yang ahli zikir. Syawal sendiri memiliki …

emak emak viral maksa minta sedekah diamankan dinsos bogor 43

Viral Seorang Ibu Minta Sedekah Dengan Memaksa, Diduga ODGJ Hingga Dibawa ke RSMM Bogor

Bogor – Seorang ibu-ibu viral karena meminta dengan cara memaksa, ibu tersebut diketahui saat ini …