selamat Idul Fitri
selamat Idul Fitri

Makna Idul Fitri : Merawat Kesucian Pasca Ramadhan

Dalam bahasa Arab, Idul Fitri berasal dari dua akar suku kata yang berbeda. Pertama yaitu (عيد)   Kata ini memiliki arti kembali. Di samping itu juga berarti hari berbuka atau hari raya berdasar pada hadis Nabi berikut:

عن ابي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم الفطر يوم تفكرون والاضحى يوم تضحون 

Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah bersabda, “Idul Fitri adalah hari dimana kalian berbuka. Dan Idul Adha adalah hari dimana kalian berkurban” (HR. Ibnu Majah).

Sedangkan kata (فطر)  dalam bahasa Arab berarti berbuka. Di samping itu juga berarti fitrah atau suci. Hal ini sebagaimana ditunjuk oleh hadis Nabi.

قال النبي صلى الله عليه وسلم ما من مولود الا يولد على الفطرة فابواه يهودانه أو ينصرانه أو يمجسانه

Beliau bersabda: “Tidaklah seorang anak dilahirkan, melainkan ia dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci). Orang tuanyalah yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani atau Majusi”. (HR. Bukhari).

Dari penjelasan di atas, Idul Fitri bisa diartikan sebagai hari berbuka setelah selama sebulan menjalani ibadah puasa. Idul Fitri juga berarti kembali pada kesucian karena umat Islam telah usai melaksanakan ibadah puasa selama sebulan. Keutamaan terbesar puasa Ramadhan adalah menghapus dosa sebelumnya. Berdasar pada argumen ini kemudian hari raya Idul Fitri diartikan sebagai kembali pada fitrah. Suci kembali.

Pendapat terakhir ini lebih tepat mengingat Rasulullah sendiri memberi garansi kepada umat Islam setelah menjalankan puasa ramadhan dosa-dosanya yang telah lalu diampuni oleh Allah. Beliau bersabda, “Barang siapa mengerjakan puasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan hanya berharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu diampuni”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Menjelaskan hadis ini, Imam Izzuddin bin Abdissalam dalam Syarah Bulughu al Maram menjelaskan, salah satu keutamaan puasa adalah melebur dosa (takfir al khatiati). Dengan demikian di saat hari raya Idul Fitri, muslim yang telah menunaikan ibadah puasa kembali fitrah, suci tanpa dosa.

Senada dengan Imam Izzuddin, Imam Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim menjelaskan, puasa menghapus dosa-dosa kecil. Jika seseorang telah steril dari dosa kecil maupun doasa besar, maka derajatnya diangkat oleh Allah seperti derajat para malaikat.

Dengan demikian makna hakiki idul Fitri bagi umat Islam merupakan titik balik pada suatu kondisi manusia yang bersih dari dosa seperti saat ia pertama dilahirkan. Dalam kondisi seperti ini nilai-nilai agung yang sebelumnya tidak dimiliki oleh umat Islam kini tersemat pada dirinya.

Sebagai manusia yang bersih seperti kertas putih yang tak ternoda sedikitpun. Memiliki derajat yang tinggi di sisi Allah pencipta semesta. Mari tetap jaga kesucian dan kebersihan diri dari dosa ini pasca Ramadhan.

Selamat Hari Raya Idul Fitri, Mohon Maaf Lahir dan Bathin.

Bagikan Artikel ini:

About Faizatul Ummah

Alumni Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo dan Bendahara Umum divisi Politik, Hukum dan Advokasi di PC Fatayat NU KKR

Check Also

Toa masjid

Toa dan Sejarah Tadarus Al Qur’an di Bulan Ramadan

Ramadan kali ini pun tak luput dari perdebatan soal pengeras suara (TOA). Polemik bermula dari …

manfaat tidur

Hati-hati, Ternyata Ada Tidur yang Membatalkan Puasa

Pemahaman tekstual terhadap dalil agama bisa berakibat fatal. Pemaknaan apa adanya tersebut berkontribusi memberikan informasi …