Dunia pendidikan idealnya memberikan jalan terang, bukan kegelapan. Jalan terang itu tidak lain ajaran agama yang benar. Kasus intoleransi yang belakangan jamak ditemukan di institusi pendidikan adalah gambaran, sekolah mengarahkan siswa pada jalan gelap.
Supaya fenomena buruk kasus intoleransi tidak selalu terulang di lembaga pendidikan, penting menjelaskan nilai-nilai toleransi sebagai suatu ajaran agama kepada siswa sejak dini. Sejak di tingkat PAUD atau Sekolah Dasar siswa sudah harus dikenalkan dengan ayat-ayat toleransi dalam al Qur’an, sehingga tidak tertanam pemahaman bahwa “toleransi bukan ajaran agama Islam”.
Ayat-ayat dan Hadits tentang Toleransi
Ada banyak ayat-ayat al Qur’an dan hadits yang menekankan pentingnya toleransi. Namun sekolah-sekolah seringkali menyepelekan, bahkan tidak mengajarkan dengan baik terhadap siswanya, tak terkecuali di lembaga pendidikan berbasis Islam. Berikut ini sampel ayat-ayat dan hadits tentang toleransi.
“Wahai manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. al Hujurat: 13).
Ayat di atas mengajarkan bahwa perbedaan merupakan “kehendak Allah”. Artinya, setiap perbedaan adalah takdir. Bahwa, setiap bayi yang akan lahir tidak diberikan pilihan akan lahir dari rahim ibu yang mana dan ayahnya siapa. Takdir itu harus diakui. Demikian pula perbedaan agama, suku, ras dan golongan adalah keniscayaan.
Maka, sikap terbaik bukan mengutak-atik perbedaan tersebut, namun bagaimana harus menyikapinya. Menyikapinya sesuai dengan ayat di atas, bahwa perbedaan adalah takdir dan manusia paling mulia adalah mereka yang paling bertakwa. Kemuliaan tidak didukung oleh ras, suku atau golongan melainkan karena kualitas ketakwaan.
Ayat di atas secara tersurat juga mengajarkan tumbuhnya sikap saling menyayangi terhadap semua ciptaan Allah. Perbedaan yang digariskan oleh Allah harus diimani dan tidak dijadikan sebab permusuhan, apalagi peperangan. Kewajiban menyayangi adalah konsekuensi dari perbedaan sebagai sunnatullah.
Okelah karena itu, dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar, Rasulullah bersabda: “Orang-orang yang pengasih akan dikasihi oleh Allah, dzat yang Maha Pengasih. Maka, kasihilah siapapun di bumi, maka yang di langit akan mengasihimu”.
Pada ayat yang lain Allah berfirman: “Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka, apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?”. (QS. Yunus: 99).
Ayat ini semakin mempertegas, bahwa perbedaan agama dan keyakinan tidak terhindarkan dan akan selalu ada. Kalau demikian, berarti kita tidak perlu lagi melakukan amar ma’ruf nahi munkar?
Pengertiannya tidak seperti itu. Menyampaikan kebenaran kewajiban bagi umat Islam. Namun, perlu diingat, penyampaian tersebut hanya sebatas menyampaikan, tidak boleh memaksakan apalagi dengan kekerasan. Justru, dengan sikap baik, lemah lembut dan kasih sayang akan lebih menarik simpati orang lain untuk memahami dan mempelajari kebenaran Islam.
Oleh karena itu, mengajarkan toleransi sejak dari usia dini menjadi kewajiban orang tua dan terutama lembaga pendidikan. Maraknya kasus-kasus intoleransi yang terjadi di sekolah atau lembaga pendidikan menyiratkan pesan, bahwa pendidikan toleransi tidak diajarkan. Maka, secepatnya pendidikan toleransi sejak dini di sekolah harus dilakukan.
Setelah siswa memahami pentingnya toleransi dari ayat-ayat dan hadits, langkah berikutnya adalah mengimplementasikan dalam wilayah praktis, tidak berhenti sampai pemahaman yang bersifat teoritis saja. Caranya, bisa lewat pelatihan-pelatihan praktis di kelas. Dengan demikian, siswa terlibat langsung dalam praktek toleransi sejak dari kelas. Di luar kelas nanti, siswa tidak akan terkejut melihat perbedaan sehingga ia tidak tumbuh menjadi pribadi yang intoleran karena bertentangan dengan ajaran Islam.
Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah