penjaga kunci ka'bah

Mengenang Juru Kunci Ka’bah : Dr. Saleh bin Zain Al-Abidin Al-Syaibi

Saat ini, setelah musim haji berakhir, banyak jemaah haji telah kembali ke tanah air mereka dengan penuh harapan dan kenangan yang mendalam dari ibadah yang mereka jalani di Tanah Suci. Namun, di balik keramaian yang berlalu, terdapat sebuah berita yang menggetarkan hati umat Islam: wafatnya Dr. Saleh bin Zain Al-Abidin Al-Syaibi, kepala penjaga Kakbah yang ikonik, pada Jumat malam, 21 Juni. Jenazahnya disalati di Masjidil Haram, Makkah, dan dimakamkan di pekuburan Ma’la pada Sabtu pagi, 22 Juni, sesuai dengan laporan dari Al Arabiya pada Minggu, 23 Juni.

Almarhum, yang lahir di Makkah tahun 1947, berasal dari keluarga yang telah menjaga Kakbah selama berabad-abad. Ia adalah pemegang kunci Ka’bah ke-77 sejak Penaklukan Makkah oleh Nabi Muhammad SAW pada tahun 630 M, dan ke-109 sejak zaman Qusayy bin Kilab, leluhur suku Quraisy dan kakek keempat Nabi Muhammad SAW. Sejarah panjang keluarganya menegaskan pentingnya tanggung jawab spiritual dan simbolis dalam menjaga kesucian tempat yang paling suci bagi umat Islam.

Untuk selamanya, Bani Syaibah akan memegang kunci itu sesuai hadis Nabi Muhammad SAW:   “Ambillah kunci ini wahai Bani Thalhah, ia akan terus berada pada tangan kalian selama-lamanya, dan tiada yang merebutnya kecuali dia termasuk orang yang zalim.” (HR Thabrani).

Dalam kitab “Al-Isabah fi Tamyiz al-Sahabah” karya Ibn Hajar al-Asqalani adalah salah satu karya terkenal yang mengumpulkan biografi para sahabat Nabi Muhammad SAW. Dalam kitab ini tertulis beberapa sahabat dan kelompok sahabat yang berperan penting, termasuk dalam tanggung jawab terhadap kunci Ka’bah.

Dalam kitab ini, Ibn Hajar al-Asqalani memuat biografi para sahabat yang relevan dengan tanggung jawab terhadap Ka’bah, termasuk Bani Syaibah. Bani Syaibah adalah keturunan Thalhah bin Utsman bin Thalhah, yang memegang kunci Ka’bah sejak zaman Jahiliyah dan kemudian terus mewariskannya di masa Islam.

Ibn Hajar al-Asqalani menjelaskan bahwa tanggung jawab ini diwariskan secara turun-temurun dalam keluarga Bani Syaibah, sesuai dengan hadis Nabi Muhammad SAW yang menyatakan bahwa kunci Ka’bah akan tetap berada di tangan mereka selama-lamanya, dan hanya dapat direbut oleh orang yang zalim.

Sebagai pemimpin yang dihormati dan diakui, Dr. Saleh ditunjuk sebagai kepala penjaga Kakbah pada tahun 1980, menggantikan pamannya, Syeikh Abdullah Al-Qadir Al-Syaibi. Selama masa jabatannya, beliau tidak hanya menjaga kesucian dan kebersihan Ka’bah, tetapi juga secara pribadi membersihkan Ka’bah lebih dari 100 kali. Selain itu, beliau aktif dalam dunia akademik, menulis buku serta artikel-artikel dalam bidang studi Islam, dan berpartisipasi dalam konferensi dan seminar ilmiah.

Kunci Ka’bah, sebuah artefak bersejarah panjang dengan panjang 35 cm, terbuat dari nikel dan dilapisi emas 18 karat, disimpan dengan sangat hati-hati dalam tas khusus berwarna hijau dan emas dari sutra. Kunci ini tidak hanya memiliki nilai simbolis yang besar bagi umat Islam, tetapi juga merupakan penanda dari warisan spiritual dan tanggung jawab keluarga Bani Shaiba dalam mengurus Ka’bah sejak zaman Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.

Dengan berpulangnya Dr. Saleh bin Zain Al-Abidin Al-Syaibi, umat Islam kehilangan salah satu pemegang kunci Ka’bah yang paling ikonik dalam sejarah modern. Semangat dan dedikasinya dalam memelihara kesucian tempat suci ini akan terus diingat dan dihormati, sementara warisan intelektual dan spiritualnya akan terus menginspirasi generasi mendatang dalam memahami nilai-nilai yang mendalam dari ibadah haji dan pentingnya pengabdian pada kebaikan.

Bagikan Artikel ini:

About Imam Santoso

Check Also

potret pelaksanaan ibadah haji dengan protokol kesehatan

Meraih Haji Mabrur: Tanda-Tanda dan Maknanya

Menjalankan ibadah haji adalah impian setiap Muslim. Ini adalah perjalanan spiritual yang mengharuskan ketulusan hati …

haji

Dzulhijjah Bulan Perjalanan Iman dan Pengorbanan

Bulan Dzulhijjah adalah bulan yang dinantikan oleh umat Islam di seluruh dunia. Bulan ini menjadi …