potret pelaksanaan ibadah haji dengan protokol kesehatan
potret pelaksanaan ibadah haji dengan protokol kesehatan

Meraih Haji Mabrur: Tanda-Tanda dan Maknanya

Menjalankan ibadah haji adalah impian setiap Muslim. Ini adalah perjalanan spiritual yang mengharuskan ketulusan hati dan niat yang sungguh-sungguh untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Setelah kembali dari Tanah Suci, setiap jamaah tentu berharap mendapatkan predikat haji mabrur, yaitu haji yang diterima dan diridhai oleh Allah. Tapi, apa sebenarnya makna haji mabrur dan bagaimana kita mengenali tanda-tandanya?

Secara bahasa, haji mabrur berarti haji yang baik atau diterima oleh Allah SWT. Dalam istilah syar’i, haji mabrur adalah haji yang dilaksanakan sesuai petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Ini berarti memenuhi semua syarat, rukun, dan wajib haji serta menjauhi hal-hal yang dilarang. Pelaksanaan haji harus didasari oleh iman yang kuat dan keinginan yang tulus untuk mendapatkan ridha Allah SWT.

Meskipun predikat mabrur adalah hak prerogatif Allah, ada ciri-ciri tertentu yang menunjukkan bahwa seseorang telah meraih haji mabrur. Setidaknya ada tiga ciri utama haji mabrur berdasarkan hadits Rasulullah SAW.

  1. Santun dalam Bertutur Kata (Thayyibul Kalam)

Rasulullah SAW menekankan pentingnya kesantunan dalam bertutur kata. Seorang haji mabrur akan selalu menjaga ucapannya agar tetap baik dan tidak menyakiti orang lain. Kesantunan dalam berbicara mencerminkan kebersihan hati dan niat yang tulus, yang merupakan esensi dari ibadah haji.

  1. Menebarkan Kedamaian (Ifsya’us Salam)

Haji mabrur juga ditandai dengan kemampuan menebarkan kedamaian di sekitarnya. Mereka yang telah menjalani haji dengan benar akan membawa aura positif dan kedamaian, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Menyebarkan salam dan kedamaian adalah salah satu ajaran utama dalam Islam yang mencerminkan rahmat bagi seluruh alam.

  1. Kepedulian Sosial: Mengenyangkan Orang Lapar (Ith’amut Tha’am)

Kepedulian sosial menjadi ciri ketiga dari haji mabrur. Seorang haji mabrur akan menunjukkan kepeduliannya dengan memberi makan kepada orang yang lapar dan membantu mereka yang membutuhkan. Ini menunjukkan bahwa ibadah haji yang telah dilaksanakan benar-benar mempengaruhi sikap dan perilaku sosial seseorang, membuatnya lebih peka terhadap penderitaan sesama.

Ketiga ciri ini menggambarkan bahwa haji mabrur bukan hanya memberikan dampak positif pada individu yang menjalankannya, tetapi juga berdampak besar pada lingkungan sosialnya. Seorang haji mabrur diharapkan bisa menjadi teladan dalam kesantunan, kedamaian, dan kepedulian sosial, sehingga masyarakat pun merasakan manfaat dari ibadah haji yang dilaksanakan dengan baik.

Allah SWT menjanjikan ganjaran yang sangat besar bagi mereka yang meraih predikat haji mabrur. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, disebutkan bahwa balasan yang pantas bagi haji mabrur adalah surga. Ini merupakan anugerah tertinggi yang diharapkan oleh setiap muslim yang beribadah haji.

Selain itu, dalam hadits lain yang juga diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa siapa saja yang berhaji dan tidak berbuat rafats (kata-kata atau perbuatan tidak senonoh) dan tidak berbuat fasik (dosa), maka ia akan kembali suci seperti hari ketika ia dilahirkan oleh ibunya. Ini menunjukkan betapa besar rahmat dan ampunan Allah SWT bagi mereka yang menjalankan ibadah haji dengan ikhlas dan tulus.

Meraih haji mabrur adalah impian setiap muslim yang melaksanakan ibadah haji. Namun, mencapai predikat tersebut bukanlah hal yang mudah dan memerlukan kesungguhan hati serta niat yang tulus. Dengan menjaga kesantunan dalam berbicara, menebarkan kedamaian, dan menunjukkan kepedulian sosial, seorang haji dapat menunjukkan tanda-tanda haji mabrur yang diharapkan.

 

 

Bagikan Artikel ini:

About Imam Santoso

Check Also

memandikan jenazah

Saat Jenazah Tak Bisa Dimandikan, Bagaimana Islam Menyikapinya?

Kematian adalah bagian dari kehidupan yang tidak dapat dihindari, dan ketika seseorang meninggal dunia, kita …

uban

Uban, Tanda Kebijaksanaan dan Pesan Spiritual

Uban sering kali dianggap sebagai tanda penuaan yang tak terhindarkan, namun baik dalam pandangan Islam …