Jakarta – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengimbau personel kepolisian mewaspadai sel-sel tidur terorisme terkait perang Israel-Hamas. Pernyataan banyak mendapat tanggapan pro dan kontra. Namun imbauan ini tetap harus dilihat dari sisi positifnya. Pasalnya, selama ini faktanya konflik yang terjadi di Timur Tengah selalu berimbas dengan aksi terorisme di Indonesia. Artinya, imbauan Kapolri itu adalah upaya preventif terhadap pencegahan terorisme.
Sekretaris Umum (Sekum) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengatakan arahan tersebut sebagai upaya antisipasi. Ia tidak sepakat bila arahan Kapolri itu dianggap sebagai pengalihan isu.
“Pernyataan Kapolri lebih merupakan early warning saja,” kata Abdul Mu’ti, Sabtu (4/11/2023).
Arahan itu memang menjadi tupoksi Polri. Pasalnya dalam negeri menjadi tanggung jawab Polri. Dalam bulan Oktober kemarins aja, Densus 88 Antiteror juga menangkap puluhan orang terduga pelaku tindak pidana terorisme.
Guru Besar bidang ilmu pendidikan Agama Islam di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini mengingatkan semua pihak untuk tetap menjaga persatuan.
“Yang sangat penting untuk menjadi perhatian kita adalah pentingnya menjaga persatuan dan kerukunan bangsa,” kata dia.
Abdul Mu’ti juga menilai dukungan dari masyarakat Indonesia ini sebagai bukti kepedulian terhadap bangsa Palestina.
“Demo-demo dukungan perjuangan Palestina merupakan bukti solidaritas politik, moral, dan material bangsa Indonesia untuk bangsa dan negara Palestina. Sependek pengetahuan saya aksi-aksi itu masih murni,” ujar dia.
Sebelumnya, Kapolri saat acara Apel Kasatwil 2023 di Jakarta, Rabu (1/11) lalu menyampaikan, sudah 57 orang ditangkap terkait terorisme selama bulan Oktober. Polisi harus mengantisipasi teror agar agenda pemilu dan pembangunan dapat berjalan lancar. Polisi juga mewaspadai munculnya sel-sel tidur yang terafiliasi dengan teroris.