Jakarta – 10 hari memasuki bulan Ramadhan, belum ada tanda-tanda pandemi Corona atau COVID-19, bakal mereda. Setidaknya saat perayaan Idul Fitri 1441 Hijriyah yang masih 20 hari lagi. Kondisi ini membuat umat Muslim seakan gundah. Pasalnya, selama ini, Idul Fitri selalu dirayakan secara meriah dengan diawali dengan salat Ied di masjid-masjid dan tanah lapang.
Kini, bila pandemi Corona belum reda, dipastikan umat Islam tidak bisa melakukan salat Ied secara berjamaah di masjid atau tanah lapang, tapi hanya boleh dilakukan di rumah. Menyikapi kemungkinan kondisi itu, Ustadz Abdul Somad (UAS) memberikan penjelasan soal cara salat idul fitri di tengah pandemi COVID-19.
“Selesai Ramadhan, malam Idul Fitri, besoknya kita (bertanya) salat Idul Fitri di mana? Andai (COVID-19) tidak selesai, tapi kita harap selesai. Semoga video ini (penjelasan UAS) selesai (bisa menjelaskan),” kata UAS dalam video pribadinya, Minggu (3/5/2020) malam.
Dalam penjelasanya, UAS mengutip penjelasan dari Imam al-Muzani yang merupakan murid Imam Syafii. Penjelasan itu diterangkan dalam ringkasan kitab Al Umm, kitab induk Imam Syafii. Menurut UAS, dalam kitab itu disebutkan boleh salat Idul Fitri maupun Idul Adha seorang diri saja.
“Pagi Idul Fitri gak bisa pulang kampung. Sendirian di rumah kos-kosan. Salat Idul Fitri di situ sendiri. Allahu Akbar. Di rumahmu,” kata UAS.
“Yang gak bisa mudik, gak boleh mudik, mudik pulang kampung ditangkap di tol. Sedih, jangan sedih. Salat sendiri di rumah,” imbuh UAS.
Menurut UAS, berdasarkan penjelasan kitab itu, orang yang salat Idul Fitri ini juga berlaku untuk hamba sahaya (budak) yang pada zaman dahulu tuannya tidak membolehkannya keluar. Kemudian, hal ini juga berlaku untuk perempuan yang tidak bisa keluar rumah karena takut tak ada muhrimnya.
Selain boleh salat Idul Fitri sendirian, UAS juga menjelaskan jika salat Idul Fitri nanti bisa dilakukan berjamaah di rumah dengan orang yang terbatas.
“Di rumah itu ada bapak, ada anaknya, ada ponakannya, ada istrinya, keluarganya. Sesungguhnya salat Idul Fitri, Idul Adha, sah dilaksanakan empat orang,” kata UAS.
Menurut UAS, empat itu merupakan batas minimal jamak. Jadi, menurut UAS, tidak ada alasan untuk tidak salat Idul Fitri dan Idul Adha di rumah, baik itu sendiri maupun berjamaah.
Kemudian, untuk khatib salat Idul Fitri di rumah nanti, UAS menjelaskan, rukun khutbahnya sama seperti khutbah Idul Adha dan khutbah Jumat. “Cuma lima saja,” kata UAS.
UAS menjelaskan, khatib harus berdiri. Kemudian, takbir, mengucap alhamdulillah, setelah itu membaca shalawat (Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wa’ala ali sayyidina Muhammad).
Setelah itu, membaca ayat Alquran ( Ya ayyuhalladzina amanu ittaqullah). Jika tidak hafal, boleh membaca qul huwallāhu aḥad Allahus somad. Setelah itu, wasiat takwa (Usikum wanafsi bitaqwallahi). Jika tidak bisa bahasa Arab, sebutkan, “Kuwasiatkan kepada kamu, takutlah kepada Allah.”
Kemudian, duduk sebentar. Sebab, khutbahnya terdiri atas dua khutbah.
“Setelah itu, berdiri lagi dan ulang lagi. Alhamdulillah, shalawat, membaca qul huwallāhu aḥad Allahus somad, jamaah sekalian mari kita tingkatkan takwa, mudah-mudahan kita semakin takwa kepada Allah,” kata UAS.
Selanjutnya membaca doa (Allahumma muslimin). Kalau tidak bahasa Arab, bisa berdoa, “Ya Allah lepaskan bencana ini,” dan ditutup kalimat Alhamdulillahirabbil alamin. “Selesai, habis,”kata UAS.
“Tidak ada alasan untuk tidak beribadah. Mudah-mudahan bermanfaat, terima kasih,” kata UAS.