Dir Cegah BNPT Brigjen Ahmad Nurwakhid di acara pagelaran seni dan budaya di Magelang
Dir Cegah BNPT Brigjen Ahmad Nurwakhid di acara pagelaran seni dan budaya di Magelang

Pendekatan Seni dan Budaya Efektif dalam Tangkal Paham Radikal Terorisme

Magelang – Pola penyebaran paham radikal terorisme semakin berkembang dengan memanfaatkan berbagai elemen. Karena itu pola penanggulangannya juga harus dikembangkan dan ditingkatkan juga dengan memaksimalkan berbagai elemen yang ada. Salah satunya adalah dengan pemanfaatan seni dan budaya.

“Peran seni budaya sangat efektif, karena kalau kita lihat dari perspektif radikalisme dan terorisme, tidak bisa parsial. Karena orang radikal itu memiliki karakter kontrol emosional yang labil, jiwanya tidak lembut, hatinya keras, lebih mengedepankan simbol-simbol keagamaan dan lebih mengutamakan ritualitas keagamaan. Nah dengan membangun atau menggelorafikasi untuk mencintai seni dan budaya, seperti kegiatan ini, harapan kita masyarakat akan mencintai bangsa dan negaranya” ungkap Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Brigjen Pol. R Ahmad Nurwahid.

Pernyataan itu diungkapkan Brigjen Nurwahid saat menghadiri kegiatan pagelaran seni dan budaya Merawat Perbedaan dalam Bingkai Kebhinekaan yang diselengarakan oleh Pelangi Cinta Nusantara (PCN)di GOR Tri Bhakti, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (31/5/22) malam.

Ia menjelaskan kelompok radikal cenderung anti dengan seni dan kebudayaan. Karena pemahaman seperti itu harus di counter dengan semakin meningkatkan pendekatan-pendekatan seni dan budaya dalam masyarakat. Sehingga masyarakat tergerak untuk mencintai budayanya dan tak termakan paham kelompok radikal.

“Kelompok teroris itu anti dengan seni dan budaya serta kearifan lokal. Hatinya keras, makanya kita harapkan dengan pendekatan seni budaya seperti ini, masyarakat Indonesia, khususnya di Magelang ini tergerak untuk mencintai seni dan budaya. Karena dengan seni dan budaya akan melembutkan hati, akan membuat jiwa menjadi penuh kasih sayang, sehingga akan terbangun toleransi serta kebhinekaan dan keberagaman” ungkapnya.

Lebih lanjut, Nurwakhid mengungkapkan, kecintaan terhadap seni dan budaya lokal pun harus diiringi dengan keterbukaan terhadap budaya lain. Dimana pada saat ini dengan transparansi dan globalisasi, pengaruh budaya asing pun nyata adanya, sehingga harus disikapi dengan bijak, dan dijadikan sarana untuk saling mengenal sesama manusia.

Ia berharap kepada generasi muda pada khususnya, apakah itu generasi milenial, generasi Z, ataupun para penggiat budaya, penggiat seni, untuk mencintai seni dan budaya bangsanya. Walapun di era transparansi dan di era globalisasi ini banyak masuk budaya atau pengaruh asing.

Oleh karena itu dirinya meminta kepada masyarakat utamanya kaum moderat untuk menyikapi dengan bijak, bukan menolak, tapi justru menyambut dan kalau bisa mengkolaborasikan antara budaya Nusantara dan budaya asing. Karena budaya adalah infrastruktur, budaya adalah sarana untuk saling mengenal diantara anak bangsa, dan diantara umat manusia yang berbeda-beda.

“Karena perbedaan itu sunattullah, dan harus sikapi dengan untuk saling mengenal,sehingga kita saling menghormati, saling menyayangi,saling melengkapi dan saling memanusiakan sesame manusia” ungkapnya.

Hal senada turut diungkapkan Budayawan, Dr. Ngatawi Al-Zastrow. Ia mengungkapkan bahwa hati yang keras hanya bisa dilunakkan dengan pendekatan-pendekatan yang lunak. Salah satunya dengan pendekatan budaya dan seni, sehingga akhirnya akan terjalin silaturahmi.

“Pendekatan kebudayaan seperti ini adalah cara yang paling efektif untuk melakukan proses deradikalisasi, karena deradikalisasi terkait dengan kekerasan hati. Dan hati itu bisa dilunakkan kalau dengan pendekatan kebudayaan, dengan pendekatan silaturahmi, dengan pendekatan seni, kegiatan merajut hati. Jadi hal seperti ini harus terus dilakukan, baik secara informal maupun formal. Karena orang jadi radikal karena jarang tersentuh, jadi kita sentuh hatinya salah satunya dengan acara seperti ini,” ungkapnya.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

ilustrasi masjid tempat ibadah umat

Khutbah Jumat: Menjaga Semangat Beribadah Ramadan di Bulan Syawwal

Khutbah I الحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلٰهَ …

lapar

Saya khawatir Apabila Perut Kenyang akan Lupa pada yang Kelaparan

Ramadan telah berlalu, tetapi ada nilai sangat penting yang harus disisakan. Selalu terus merawat keadaan …