Idul Adha dan Kurban

Q&A seputar Idul Adha dan Kurban yang Penting Diketahui

Idul Adha sebentar lagi tiba, mari kita persiapkan diri dengan pengetahuan keagamaan yang baik melalui Q&A ini untuk memahami lebih dalam tentang makna dan pelaksanaan ibadah kurban.

Q&A tentang Idul Adha

Q: Apa itu Idul Adha?

A: Idul Adha adalah salah satu dari dua hari raya besar dalam agama Islam, yang dirayakan pada tanggal 10 Dzulhijjah dalam kalender Hijriyah. Hari raya ini juga dikenal sebagai Hari Raya Kurban atau Lebaran Haji.

Dari Anas bin Malik, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah telah menggantikan dua hari raya kalian dengan dua hari raya yang lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.” (HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i)

Q: Mengapa Idul Adha dirayakan?

A: Idul Adha dirayakan untuk memperingati peristiwa kurban yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim (Abraham) atas perintah Allah, di mana ia bersedia mengorbankan putranya, Ismail, sebagai bentuk ketaatan kepada Allah. Namun, Allah menggantikan Ismail dengan seekor domba.

Idul Adha disyariatkan sebagai bentuk pengingat terhadap perngorbanan kedua Nabi sebagai protoripe orang yang beriman dengan sungguh-sungguh yang diwujudkan dalam kurban. “Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar (seekor domba).” (QS. Ash-Shaffat: 107)

Q: Apa makna dari Idul Adha?

A: Idul Adha memiliki makna penting tentang pengorbanan, ketaatan, dan ketakwaan kepada Allah. Ini juga mengingatkan umat Muslim tentang pentingnya berbagi dengan sesama, terutama dengan yang kurang mampu.

Sebagaimana dalam firman Allah : “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.” (QS. Al-Kautsar: 1-2)

Q: Bagaimana Idul Adha dirayakan?

A: Idul Adha dirayakan dengan melaksanakan salat Id di pagi hari, yang diikuti dengan khutbah. Setelah salat, umat Muslim melakukan penyembelihan hewan kurban seperti sapi, kambing, atau domba. Daging kurban kemudian dibagikan kepada keluarga, tetangga, dan orang-orang yang membutuhkan.

Pelaksanaan kurban dilaksanakan hingga hari tasyrik yakni 3 hari setelah Idul Adha yang meliputi tanggal 11, 12 dan 13 Dzul Hijjah. Itulah hari untuk melaksanakan kurban, menikmati makan, berbagi dan mengingat Allah. Karena itulah, haram hukumnya berpuasa di hari tasyrik. Dari Jabir bin Abdullah, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Hari-hari Tasyriq adalah hari makan, minum, dan mengingat Allah.” (HR. Muslim).

Q: Bagaimana tata cara pelaksanaan salat Idul Adha?

A: Salat Idul Adha dilaksanakan dengan dua rakaat sebagaimana shalat pada umumnya hanya ada perbedaan dengan beberapa takbir tambahan di setiap rakaatnya. Dari Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Takbir pada salat Idul Fitri tujuh kali pada rakaat pertama, dan lima kali pada rakaat kedua.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Berikut tata cara lengkapnya shalat Idul Adha

  1. Membaca niat salat Idul Adha :
    اُصَلِّى سُنَّةً لِعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَىUshalli sunnatan li Idil Adha rak’atayni adā’an lillāhi ta’ālā.Artinya: “Aku berniat salat sunah Idul Adha dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
  2. Takbiratul ihram disertai niat diatas, dilanjutkan dengan membaca doa iftitah.
  3. Takbir tujuh kali pada rakaat pertama, setiap kali takbir disertai dengan mengangkat tangan.
  4. Membaca surah Al-Fatihah, dilanjutkan dengan surah pendek (disunnahkan surah Al-A’la atau surah lainnya).
  5. Ruku’, i’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan sujud kedua seperti salat biasa.
  6. Bangkit untuk rakaat kedua dengan takbir.
  7. Takbir lima kali pada rakaat kedua.
  8. Membaca surah Al-Fatihah, dilanjutkan dengan surah pendek (disunnahkan surah Al-Ghasyiyah atau surah lainnya).
  9. Melanjutkan dengan ruku’, i’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan sujud kedua, lalu tasyahud akhir, dan diakhiri dengan salam.

Q: Sunnah apa saja sebelum berangkat untuk salat Idul Adha?

A: Sunnah-sunnah sebelum berangkat untuk salat Idul Adha antara lain:

  1. Mandi sebelum berangkat salat Id.
  2. Memakai pakaian terbaik.
  3. Tidak makan sebelum salat Idul Adha (berbeda dengan Idul Fitri).
  4. Membaca takbir mulai dari malam Idul Adha hingga pagi hari sebelum salat.
  5. Berjalan kaki ke tempat salat jika memungkinkan.
  6. Mengambil jalan yang berbeda saat pergi dan pulang dari tempat salat.

Q&A tentang Kurban

Q: Apa itu kurban dalam konteks Idul Adha?

A: Kurban adalah praktik menyembelih hewan ternak pada hari Idul Adha sebagai bentuk ibadah dan mengikuti sunnah Nabi Ibrahim. Hewan yang biasanya dikurbankan adalah sapi, kambing, domba, atau unta. Sebagaimana firman Allah “Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.” (QS. Al-Kawthar: 2)

Q: Apa syarat hewan kurban?

A: Hewan yang akan dikurbankan harus sehat, tidak cacat, dan telah mencapai usia minimal tertentu (misalnya, kambing minimal berusia satu tahun, sapi minimal dua tahun). Hewan tersebut juga harus dibeli dengan uang halal.

Dari Al-Bara’ bin ‘Azib, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Empat hewan yang tidak boleh dijadikan kurban: hewan yang jelas buta matanya, yang jelas sakitnya, yang jelas pincangnya, dan yang sangat kurus.” (HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i)

Q: Siapa yang dianjurkan melaksanakan ibadah kurban?

A: Kurban adalah masuk sunnah muakkad terutama bagi setiap Muslim yang memiliki kemampuan finansial untuk melaksanakannya. Ini berarti mereka yang memiliki kelebihan harta setelah memenuhi kebutuhan dasar mereka dan tanggungan mereka. “Aku diperintahkan (diwajibkan) untuk berkurban, dan hal itu merupakan sunnah bagi kalian” (HR. At-Tirmidzi).

Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa yang memiliki kemampuan untuk berkurban namun tidak melakukannya, maka janganlah ia mendekati tempat salat kami.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Q: Apa hikmah dari berkurban?

A: Hikmah dari berkurban antara lain adalah mendekatkan diri kepada Allah, menunjukkan rasa syukur atas nikmat yang diberikan, mempererat tali silaturahmi, dan membantu mereka yang kurang mampu dengan membagikan daging kurban.

Kurban memiliki nilai spiritual sebagai bentuk ketundukan dan ketaatan dan memiliki nilai sosial untuk saling berbagi dan silaturrahmi. Sebagaimana firman Allah “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamu-lah yang dapat mencapainya.” (QS. Al-Hajj: 37)

Q: Bagaimana cara pembagian daging kurban?

A: Daging kurban dibagi menjadi tiga bagian: sepertiga untuk keluarga yang berkurban, sepertiga untuk kerabat dan tetangga, dan sepertiga untuk fakir miskin. Pembagian ini bertujuan agar kebahagiaan Idul Adha dirasakan oleh semua lapisan masyarakat.

Dari Salim bin Abdullah bin Umar, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Makanlah, simpanlah, dan sedekahkanlah.” (HR. Muslim)

Q: Apakah ada doa khusus saat menyembelih hewan kurban?

A: Ya, ada doa khusus yang dibaca saat menyembelih hewan kurban. Doa tersebut adalah: “Bismillahi Allahu Akbar, Allahumma minka wa laka, hadzihi minni (atau dari fulan)”. Artinya: “Dengan nama Allah, Allah Maha Besar. Ya Allah, ini dari-Mu dan untuk-Mu, ini dariku (atau dari fulan)”.

Dari Anas bin Malik, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Nabi berkurban dengan dua ekor domba jantan yang bagus dan bertanduk, beliau menyembelih keduanya dengan tangan beliau sendiri, membaca basmalah dan bertakbir.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Q: Apa perbedaan antara kurban dan akikah?

A: Kurban adalah penyembelihan hewan pada hari Idul Adha, sedangkan akikah adalah penyembelihan hewan sebagai ungkapan rasa syukur atas kelahiran anak. Akikah biasanya dilakukan pada hari ketujuh, keempat belas, atau kedua puluh satu setelah kelahiran anak. Hewan yang disembelih untuk akikah biasanya berupa kambing atau domba.

Dari Samurah bin Jundub, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Setiap anak yang dilahirkan tergadai dengan akikahnya, disembelihkan (akikah) untuknya pada hari ketujuh, dicukur, dan diberi nama.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Q: Apakah kurban bisa diwakilkan?

A: Ya, kurban bisa diwakilkan kepada orang lain atau lembaga yang terpercaya untuk melaksanakan penyembelihan hewan kurban. Namun, niat dan pembelian hewan harus dilakukan oleh orang yang berkurban.

Q: Apakah boleh berkurban 1 hewan untuk satu keluarga? A: Ya, berkurban satu hewan untuk satu keluarga diperbolehkan dalam Islam. Satu kambing, domba, atau sejenisnya dapat mencukupi kurban untuk satu keluarga.

Dari Aisyah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Ketika Nabi Muhammad SAW hendak menyembelih hewan kurban, beliau mengambil seekor kambing, lalu menyembelihnya dan berkata: ‘Bismillah, Allahumma taqabbal min Muhammad wa aali Muhammad wa min ummati Muhammad.’ (Dengan nama Allah, Ya Allah terimalah dari Muhammad dan keluarga Muhammad serta dari umat Muhammad).” (HR. Muslim)

Dalam hadist lain dari Abu Ayyub Al-Ansari RA, ia berkata: “Pada zaman Rasulullah SAW, seseorang berkurban dengan seekor kambing untuk dirinya dan keluarganya. Mereka makan dan memberi makan (daging kurban tersebut) kepada orang lain.” (HR. Tirmidzi)

Q: Apakah boleh berkurban untuk orang yang sudah meninggal?

A: Ada perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai hal ini. Beberapa ulama membolehkan berkurban untuk orang yang sudah meninggal sebagai bentuk sedekah jariyah atau penghormatan, sementara yang lain berpendapat kurban sebaiknya dilakukan oleh orang yang masih hidup dan tidak sah berkurban untuk orang yang meninggal.

Q: Siapa saja yang berhak menerima daging kurban?

A: Orang-orang yang berhak menerima daging kurban antara lain:

  1. Fakir dan miskin.
  2. Kerabat dan tetangga.
  3. Teman dan sahabat.
  4. Orang-orang yang berkurban juga diperbolehkan untuk mengambil sebagian daging kurban untuk konsumsi sendiri.

“Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa hewan ternak. Maka makanlah sebagian daripadanya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir.” (QS. Al-Hajj: 28).

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

031480200 1719214792 830 556

Ternyata Selain Negara Tajikistan, Empat Negara Muslim Juga Larangan Jilbab

JAKARTA — Negara Tajikistan telah mengumumkan secara resmi terkait pelarangan Hijab bagi Muslimah melalui Rancangan …

Buya Yahya1

Buya Yahya: Bahaya Kaitkan Urusan Nasab dengan Tes DNA

Jakarta – Akhir-akhir ini terjadi kegaduhan mengenai nasab, keturunan dan usaha untuk membuktikan sebuah garis …