jangan takut berpuasa
jangan takut berpuasa

Rapor Puasa: Mengevaluasi Tindakan Kita terhadap Makanan

Ramadan merupakan bulan yang wajib bagi umat Muslim untuk melaksanakan puasa selama satu bulan penuh. Di momen seperti ini, beberapa pekerjaan tidak berjalan sebagaimana biasa. Ada dispensasi bagi umat yang sedang melangsungkan puasa. Kesempatan ini biasa digunakan untuk berkumpul dengan keluarga dan temen-teman terdekat untuk berbuka puasa bersama. 

Reuni bersama keluarga dan teman-teman bertujuan untuk menjalin silaturrahmi bagi mereka yang terpisah sebab jarak atau pekerjaan. Ada juga sebagian masyarakat mengundang berbuka puasa dengan tetangga demi mencapai pahala yang dianjurkan oleh agama. HR. Tirmidzi no. 807

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

Artinya:

“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.”

Hadis ini menjadi rujukan Masyarakat muslim untuk berbondong-bondong memberi makan orang yang berpuasa.  Sebab pahala yang dijanjikan bagi orang yang mampu menunaikannya.

Namun yang menjadi persoalan di sini, seputar remah-remah atau sisa makanan yang terdapat di tempat makan. Biasanya sering kita jumpai di warung makan, restoran, dan tempat mengadakan acara buka bersama. Menjadi persoalan yang akut di kalangan kita.

Data yang dikumpulkan oleh Kompas.id (28/03/2023) mengutip laoporan dari United Nation (PBB) menyatakan bahwa 1,15 miiar ton makanan terbuang sia-sia, sementara di sisi yang sama 783 juta orang menghadapi kelaparn sepanjang 2022.

Terdapat laporan mengenai peningkatan volume sampah di berbagai kota di Indonesia yang diakibatkan oleh sisa-sisa makanan. Menurut Direktorat Jendral Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya Beracun (PSLB3) Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Repubik Indonesia mengungkapkan bahwa selama bulan Ramadan terjadi peningkatan sampah sebesar 5%-20%. Adapun komposisi terbesarnya adalah sampah makanan. Tunashijau.id (14/03/2024).

Prilaku Masyarakat yang tidak bisa dianggap spele. Menjadikan makanan hanya sebagai pelampiasan nafsu justru sebagai kesalahan. Padahal Nabi melarang umatnya menyisakan makanan sedikitpun, sebagaimana hadis riwayat Imam Muslim:

وحَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمٍ وَأَبُو بَكْرِ بْنُ نَافِعٍ الْعَبْدِيُّ قَالَا حَدَّثَنَا بَهْزٌ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ حَدَّثَنَا ثَابِتٌ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَكَلَ طَعَامًا لَعِقَ أَصَابِعَهُ الثَّلَاثَ قَالَ وَقَالَ إِذَا سَقَطَتْ لُقْمَةُ أَحَدِكُمْ فَلْيُمِطْ عَنْهَا الْأَذَى وَلْيَأْكُلْهَا وَلَا يَدَعْهَا لِلشَّيْطَانِ وَأَمَرَنَا أَنْ نَسْلُتَ الْقَصْعَةَ قَالَ فَإِنَّكُمْ لَا تَدْرُونَ فِي أَيِّ طَعَامِكُمْ الْبَرَكَةُ

Artinya : 

Dari Anas (w.93 H) bahwa Nabi apabila selesai makan, beliau menjilati ke tiga jari tangannya. Anas berkata; Beliau bersabda, ” Apabila suapan makanan salah seorang diantara kalian jatuh, ambillah kembali lalu buang bagian yang kotor dan makanlah bagian yang bersih. Jangan dibiarkannya dimakan setan.”Dan beliau menyuruh kami untuk menjilati piring. Beliau bersabda, ‘Karena kalian tidak tahu makanan mana yang membawa berkah.” (HR. Muslim)

Nabi mengajarkan adab makan yang baik. Bukan hanya tentang menyisakan makanan, sebutir nasipun yang tersisa di piring beliau megharuskan untuk dihabiskan, atau yang ada di jari jemari kita. Selain itu makanan yang jatuh ke tanah yang dianggap kotor, itu diperinthkan untuk dibersihkan lalu dimakan. Kejadian ini biasanya kita jumpai di berbagai tempat makan. Terlebih, warung makan siap saji yang mementingkan pelanggan yang berasal dari kalangan menengah ke atas.

Rasul juga memerintahkan untuk menakar makanan yang akan dimakan oleh kita. Sebab dengan menakarnya kita dapat menghindari perbuatan menyia-nyiakan makanan yang ada. Seperti sabda Nabi yang berikut:

عَنْ الْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِي كَرِبَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كِيلُوا طَعَامَكُمْ يُبَارَكْ لَكُمْ

Artinya:

Dari Nabi bersabda, ” Timbanglah makanan kalian niscaya kalian akan dapat berkah”. (HR. Bukhari)

Dan masih banyak lagi dalil yang melarang tentang menyia-nyiakan makanan. Tingal kita menunggu kesadaran dari sesama Muslim dengan cara memuli dari diri sendiri, keluarga dan teman-teman terdekat kita. Sejauhmana kadar keimanan kita ditemukan dengan cara bagaimana kita memperlakukan makanan. Di sana terdapat doa-doa, tanggung jawab penghambaan kita kepada yang maha kuasa dan tanggung jawab sosial kita kepada sesama. Wallahu A’lam.

Bagikan Artikel ini:

About Ahmad Rofiq

Check Also

pola makan

Posting Makanan atau Minuman di Siang Hari Bulan Puasa, Bagaimana Hukumnya?

Puasa Ramadan merupakan salah satu rukun Islam. Perbuatan menahan diri dari makan, minum dan segala …

rokok ilegal

Rokok Ilegal dan Pajak dalam Pandangan Islam

Rokok merupakan salah satu benda yang berbentuk silinder yang terbuat dari kertas berukuran 70-120 mm. …