momen ganjar bicara ekonomi kreatif dan soroti kesadaran haki 169

Saat Ganjar Pranowo Mulai Muncul Dalam Tayangan Azan TV

Jakarta – Masa kampanye Pilpres belum secara terbuka dimulai, bahkan pendaftaran Calon Presiden dan Wakil Presiden belum dibuka oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) namun sejumlah Capres mulai melakukan kampanye baik secara langsung maupun tidak langsung, salah satu Capres yang diusung oleh PDIP, Ganjar Pranowo yang juga diusung oleh PERINDO mulai tampil ditayangan televisi. Namun tampilnya Ganjar di televisi menjadi sorotan karena tampil pada tayangan Adzan Magrib sehingga memunculkan isu politik identitas yang selama ini ditolak oleh masyarakat.

Dalam video yang dilihat detikcom, Sabtu (9/9/2023), tayangan azan magrib itu dibuka dengan pemandangan alam Indonesia. Kemudian, Ganjar muncul menyambut jemaah yang akan salat.

Dilansir dari laman detik.com pada Minggu (10/9/23). Ganjar tampak mengenakan baju koko berwarna putih, peci hitam dan sarung batik. Dia menyalami dan mempersilakan jemaah yang datang untuk masuk ke masjid.
Ganjar juga muncul saat sedang melakukan wudu sebelum salat. Ganjar duduk di saf depan sebagai makmum.

Respons PDIP
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto buka suara terkait kemunculan Ganjar Pranowo di tayangan azan magrib itu. Hasto mengatakan Ganjar Pranowo merupakan sosok yang sopan dan religius. Menurutnya, munculnya Ganjar dalam tayangan azan magrib itu bukan politik identitas.

“Bukan (politik identitas), karena dari sisi Pak Ganjar Pranowo, saya sendiri belum melihat ya, sehingga sebelum nanya lebih lanjut ya nanti saya lihat dulu. Tetapi Pak Ganjar Pranowo ini kan sosok yang religius, religiositasnya tidak dibuat-buat, istrinya Bu Siti Atiqah juga dari kalangan pesantren, menampilkan kehidupan spritualitas yang mencerminkan sebagai manusia yang bertakwa kepada Tuhan, bukan sesuatu yang dibuat-buat,” kata Hasto kepada wartawan usai acara senam sicita di Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (9/9/2023).

“Sejak dulu, sejak zaman mahasiswa, Pak Ganjar Pranowo ini sosoknya seperti itu. Sosok yang rajin beribadah, sosok yang baik, sosok yang santun, sosok yang merakyat, itu tidak dibuat-buat itu sesuatu original, keluar dari Pak Ganjar Pranowo,” tambahnya.

Hasto mengatakan politik identitas merupakan politik yang tidak mencerdaskan bangsa. Dia kemudian menyinggung politik identitas saat Pilgub DKI.

“Kalau politik identitas itu kan politik yang tidak mencerdaskan kehidupan bangsa, politik yang miskin prestasi. Kita tahu di DKI pada saat Pilgub itu digunakan politik identitas yang sangat tidak sehat, dan hasilnya kan kita tahu, apa yang jadi program Pak Jokowi, program Pak Ahok, program Pak Djarot Saiful contohnya untuk membersihkan kampung-kampung dengan pasukan oranye, dengan pasukan hijau, itu kan tidak dilakukan,” kata Hasto.

Dia mengatakan ajakan kepada masyarakat untuk menunaikan ibadah merupakan hal yang positif. Dia meminta tampilan spiritualitas sebagai bangsa tak langsung dikaitkan dengan politik identitas.

“Hal-hal yang positif saja tidak dilanjutkan karena ketika berkampanye miskin prestasi sehingga PDIP sangat tidak setuju, tetapi kalau untuk mengajak masyarakat dengan senyum, untuk berdoa bersama untuk menjalankan lima waktu itu kan merupakan hal yang positif, bagi umat Kristen untuk mengajak ke Gereja, bagi umat Hindu di pura itu kan merupakan sesuatu yang bagus. Sehingga jangan menampilkan identitas yang menunjukkan spritualitas sebagai bangsa itu kemudian dikatakan politik identitas,” pungkasnya.

detikcom berupaya meminta tanggapan dari pihak stasiun TV. Namun, hingga berita ini ditulis, redaksi belum mendapatkan respons.

Perindo: Ora Ono Politik-politikan
Partai Perindo justru menilai tidak ada yang salah dengan bakal capres PDIP Ganjar Pranowo muncul di tayangan azan stasiun TV. Perindo menyebut seruan terhadap kebaikan bisa dilakukan siapa saja, termasuk Ganjar.

“Menyerukan terhadap kebaikan itu bisa dilakukan kepada siapa saja termasuk Mas Ganjar. Jadi tidak ada yang salah dalam tayangan itu,” kata Sekjen Perindo Ahmad Rofiq saat dihubungi, Sabtu (9/9/2023).

Rofi menilai harusnya ajakan azan itu direspons positif. Menurutnya, tidak perlu ada pergunjingan dengan tayangan azan tersebut.

“Justru harus diambil nilai positifnya bahwa Mas Ganjar layak dijadikan contoh yang baik. Tidak perlu juga mengundang pergunjingan karena itu bisa dilakukan siapa saja. Kebetulan saja di situ ada Mas Ganjar,” ucapnya.

Rofiq juga tegas menepis soal isu politik identitas terkait tayangan itu. Dia menegaskan tak ada unsur politik dalam tayangan azan itu.

“Ora ono (nggak ada) politik-politikan,” tegasnya.

PKS Sindir soal Politik Identitas
Partai Keadilan Sejahtera atau PKS menuding Ganjar melakukan politik identitas. Hal ini merespons kemunculan Mantan Gubernur Jawa Tengah itu di tayangan azan salah satu stasiun TV.

“Iya (politik identitas), senjata makan tuan, selama ini narasi politik identitas selalu digaungkan oleh PDIP untuk menyerang PKS dan Anies, dan akhirnya PDIP juga terjebak dengan politik identitas,” kata Juru Bicara PKS Muhammad Iqbal kepada wartawan, Sabtu (9/9/2023).

Iqbal pun meminta agar PDIP berhenti memakai isu politik identitas jelang Pemilu. Terlebih, kata dia, isu itu dijadikan senjata menyerang partai Islam.

“Sebaiknya jangan lagi isu politik identitas dijadikan senjata menyerang partai Islam,” ucapnya.

Lebih jauh, Iqbal juga menyebut sebetulnya tidak ada yang salah dengan identitas dan politik. Menurutnya yang salah adalah ketika identitas itu dipakai untuk mendapatkan suara dan citra semata.

“Tidak ada yang salah dengan identitas dan politik yang salah adalah kalau dilakukan hanya demi citra dan demi suara saja,” ujar dia.

Bawaslu Kaji Tayangan Azan Stasiun TV yang Tampilkan Ganjar
Ketua Bawaslu Rahmat Bagja mengatakan pihaknya akan mendalami tayangan azan tersebut. Bagja mengatakan pendalaman tayangan azan itu dilakukan Bawaslu terhitung sejak hari ini.

“Dilakukan kajian, tunggu ya Senin, Selasa, Rabu,” kata Ketua Bawaslu, Rahmat Bagja saat dikonfirmasi, Sabtu (9/9/2023).

Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja (Anggi/detikcom) Foto: Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja (Anggi/detikcom)
Dia mengatakan Bawaslu memiliki waktu 7 hari untuk melakukan pendalaman tersebut. Lebih lanjut, Bagja mengatakan Bawaslu berusaha merampungkan pendalaman terhadap tayangan azan itu apakah masuk kategori melanggar atau tidak pada minggu depan.

“Kami punya waktu 7 hari, sejak ditemukan adanya dugaan,” ujarnya.

“Diusahakan (kajian akan diumumkan minggu ini), walaupun kami masih punya waktu sampai Selasa Minggu depannnya lagi,” tambah dia.

 

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

keluarga sakinah

Tiga Kunci Mewujudkan Keluarga Sakinah

Berdasarkan data Kementerian Agama pada tahun 2022 angka perceraian secara nasional 516.334 kasus. Angka ini …

berbakti kepada orang tua

Khutbah Jumat : Birrul Waliadain

Khutbah I   اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ …