adab curhat dalam islam

Saudaramu Temen Curhatmu, Budayakan Saling Menasehati, Beginilah Adab Curhat dalam Islam

Gajah di pelupuk mata tak tampak, semut di seberang laut tampak. Begitulah pepatah itu begitu populer di antara kita. Pepatah yang lain dengan makna yang sama misalnya ; melihat kepala orang lain, tidak melihat ekor sendiri.

Terkadang manusia hanya bisa melihat kesalahan orang lain, tetapi tidak bisa menyadari kesalahan sendiri. Karena itulah, ada pepatah pula yang mengingatkan ; bercerminlah sebelum melihat orang lain.

Ketidakmampuan kita melihat dan menyadari kesalahan sendiri membutuhkan orang lain sebagai teman bicara. Tentu saja, agar kita tidak merasa selalu benar dan selalu menyalahkan orang lain. Di sinilah pentingnya membudayakan saling menasihati, mengingatkan dalam hal kebaikan terutama kepada sesama saudara. Dengan membudayakan saling mengingatkan dalam hal kebaikan, niscaya manusia tidak akan terjerumus terlalu dalam untuk hal keburukan.

Istilah saat ini budaya itu lebih keren dimaknai curhat (curahan hati). Curhat adalah cerminan kecil dari budaya saling menasehati. Teman, terutama saudara, adalah orang terbaik untuk menemanimu curhat. Karena saudara dan teman dekat akan lebih merahasiakan apa yang dibicarakan jika terkait aib.

Dalam al-Quran Allah juga telah mengingatkan pada kita ciri orang beriman, yakni orang-orang yang menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (al-Asr: 3).

Ayat ini berbicara tentang membudayakan curhat, saling meminta nasehat dan memberikan nasehat. Seorang suadara akan tidak sungkan meminta dan memberi nasehat. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari seseorang sangat memerlukan nasehat dan masukan orang lain. Curhat melalui budaya saling meminta nasehat, menasihati dan mengingatkan menjadi sangat penting. Pada dasarnya manusia mudah lupa dan salah. Nasehat akan menjadi alarm bagi kita untuk memperbaiki.

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, “Kewajiban seorang atas muslim yang lain ada enam. Apa itu ya Rasulullah? Beliaupun menjawab, “apabila kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya, apabila dia meminta nasihatmu maka berilah nasihat kepadanya, apabila ia bersin lalu memuji Allah maka doakanlah ia dengan bacaan yarkhmukallah, apabila ia sakit maka jenguklah dia, jika ia meninggal maka iringilah jenazahnya” (HR Muslim).

Adab Curhat dalam Islam

Ketika teman curhat atau saudaramu butuh masukan, memberikan nasehat itu sangat dianjurkan. Namun, tentu saja tetap perlu diperhatikan beberapa hal dalam menasihati seseorang dan saudara kita.

Agama Islam mengajarkan adab dalam menasihati seseorang yang perlu ditaati.

Pertama, Niatkan untuk mengingatkan. Akan sangat berbeda bagi seorang muslim memberikan nasihat dengan maksud untuk memperbaiki saudaranya dengan hanya mencari kesalahan saudaranya. Jangan sampai memberikan nasihat dengan merasa diri paling benar, lebih bertakwa, dan lebih berilmu. Berikanlah nasihat semata untuk belajar bersama hanya karena Allah.

Kedua, berikan nasihat secara privat. Kebanyakan orang akan merasa harga dirinya direndahkan jika seseorang menasihatinya di depan umun. Karena itu sebaiknya menasihati seseorang secara private.

Imam Syafii bertaka, “berilah aku nasihat ketika aku sendiri, dan jauhilah nasihat di tengah keramaian karena nasihat di tengah keramaian merupakan salah satu caci maki yang tidak bisa aku dengarkan.”

Ketiga, nasehat dengan menggunakan bahasa yang sopan. Ingat menasehati bukan menggurui, apalagi menghakimi. Berikanlah nasehat dengan kata-kata yang sopan dan baik. Jangan karena ketidaksantunan kita justru menjauhkan mereka dari kita.

Karena itulah, penting bagi seseorang yang memberi nasihat dengan cara yang lembut dan halus bukan dengan kata bahasa yang kasar, memaki, meneriaki. Allah saja memerintahkan Nabi Harun dan Musa untuk menasihati Fir’aun yang sombong dan melakukan kerusakan besar dengan cara yang lembut dan sopan.

Keempat, jangan umbar aib orang lain. Dalam curhat seseorang akan mengungkapkan rahasia bahkan kejelekan dan keburukan dirinya. Karena itulah, jangan pernah menyebarkan apa yang telah menjadi bahan pembicaraan, apalagi terkait aib orang lain. “barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat.” (HR. Muslim)

Kelima, menasihati dengan ilmu yang dimiliki. Penting dari semua adab yang perlu di perhatikan ialah dengan pengetahuan yang cukup. Tidak boleh menasihati seseorang dengan berbekal prasangka atau dugaan tanpa tahu faktanya. Sebisa mungkin memberikan nasihat sesuai dengan ilmu yang mumpuni dan sudah kita pelajari supaya kita dapat mempertanggungjawabklan apa yang telah kita ucapkan.

Bagikan Artikel ini:

About Sefti Lutfiana

Mahasiswa universitas negeri jember Fak. Hukum

Check Also

pendidikan seks

Pendidikan Seksual bagi Anak Menurut Islam

Pendidikan seks menjadi topik yang sering kali menjadi kontroversi dan tabu dalam masyarakat Indonesia. Persoalannya …

kesehatan puasa

Menjaga Harmoni antara Kesehatan Jasmani dan Rohani : Belajar dari Praktek Berpuasa

 Perbincangan mengenai kesehatan jasmani dan rohani seringkali menimbulkan beragam pandangan. Namun, seharusnya kita tidak melihatnya …