lapar

Saya khawatir Apabila Perut Kenyang akan Lupa pada yang Kelaparan

Ramadan telah berlalu, tetapi ada nilai sangat penting yang harus disisakan. Selalu terus merawat keadaan lapar adalah pelajaran dari Ramadan. Kenapa ini menjadi penting?

Ada kisah menarik. Nabi Yusuf adalah seorang bendahara kerajaan yang bertugas menjamin ketersediaan logistik negara. Tapi tahukah kalian, meskipun hidup dengan gelimang makanan di sampingnya, Nabi Yusuf memilih untuk selalu lapar. Kenapa?

Jawaban dari Nabi Yusuf teramat sangat menggetarkan.

لم تجوع وانت على خزائن الارض فقال أخشى إن أنا شبعت أن أنسى الجائع

Artinya : Kenapa kamu kelaparan sementara kamu seorang bendahara pangan”. Nabi Yusuf menjawab, “Saya khawatir kalau perut kenyang saya akan lupa pada orang-orang yang kelaparan”.

Lapar adalah pengalaman penting dalam puasa. Kenapa harus lapar? Inilah pelajaran pentingnya yang harus dimaknai. Jika seseorang yang berpuasa hanya merasakan lapar tentu akan jatuh pada penegasan Nabi orang yang hanya mendapatkan rasa lapar dan haus. Namun, ketika seseorang mengalami, menikmati dan mengambil pelajaran dari rasa lapar itulah kualitas puasa mulai tumbuh.

Merasa lapar adalah pelajaran penting untuk mengingat mereka yang masih dan selalu kelaparan. Ketika perut kenyang seseorang tidak bisa berempati bahwa di luar sana masih banyak orang yang lapar dan tidak tahu hari ini makan apa.

Karena itulah, Imam Syafii pernah berkata tidak pernah merasa kenyang selama 16 tahun kecuali satu kali.  Imam Syaffi menyadari bahwa kenyang membuat badan berat, hati keras dan kecerdasan berkurang dan ibadah menurun.

Rasulullah bersabda : “Hidupkan hatimu dengan sedikit tertawa, sedikit makan, dan bersihkan ia dengan lapar. Dengan lapar, hati menjadi bersih dan suci”.

Lapar bukan penegasan diri untuk selalu ingin kenyang dan melahap segalanya. Lapar mengajarkan dan mendidik mental dan jiwa untuk selalu merasa ada kelompok orang yang sama sedang menderita kelaparan.

Ramadan mengajarkan pesan penting ini untuk selalu merasa lapar agar ingat dengan mereka yang menderita. Meskipun sudah meraih kemenangan, tetapi rasa lapar dan pelajaran penting lapar harus dirawat pasca Ramadan. Tidak hanya butuh sekali untuk melakukan zakat fitrah memberikan santunan, tetapi butuh praktek yang berkelanjutan untuk memberikan yang butuh kebahagiaan pasca Ramadan.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Pelatihan Guru di Serang 1

Era Digitalisasi, Perlu Strategi Baru Bentengi Generasi Muda dari Intoleransi dan Radikalisme

Serang – Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh pada tanggal 2 Mei harus bisa …

Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar copy

Bulan Syawal Kesempatan Umat Islam Jadi Ahli Zikir

Jakarta – Bulan Syawal adalah kesempatan umat Islam menjadi hamba-hamba Allah yang ahli zikir. Syawal sendiri memiliki …