c9918913 baa3 4183 9000 4c4ce9ad61cd 169

Sejumlah Komunitas Muslim AS Tolak Undangan Bukber Biden di Gedung Putih

Jakarta – Setiap Ramadan Presiden Amerika Serikat (AS) selalu mengundang komunitas muslim di Amerika untuk berbuka bersama di Gedung Putih. Namun tahun ini komunitas muslim menolak undangan berbuka bersama di Gedung Putih dengan alasan kondisi muslim di Palestina semakin kritis dan Amerika Serikat belum menampakkan keberpihakan pada palestina sedikitpun.

Dilansir dari laman cnnindonesia.com Sejumlah komunitas Muslim menolak undangan buka bersama (bukber) Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Gedung Putih, pada Selasa (2/3).
Para pemimpin komunitas Muslim menyampaikan sikap tersebut lantaran melihat kondisi warga Palestina yang semakin miris.

“Bagaimana kami dapat berbicara dengan Anda tentang kelaparan dan kelaparan atas roti dan steak?” kata Dr. Thaer Ahmad, seorang dokter Palestina-Amerika yang hadir menemui Biden, seperti dikutip dari New York Times, Rabu (3/4).

Ahmad juga menceritakan bagaimana kejadian pilu di Gaza saat ia bertugas di sana. Ia menyinggung serangan yang terjadi di kota Rafah, Gaza merupakan peristiwa “mandi darah dan pembantaian”.

Bersamaan dengan itu, Ahmad menyerahkan surat dari seorang anak di Gaza bernama Hadeel yang kehilangan keluarganya kepada Biden.

RUDAL: Kenapa Rumah Presiden AS Disebut White House?
“Kami di Rafah sangat menderita karena kami tinggal di tenda yang sangat kecil dan tank tersebut dapat masuk ke dalam tenda dan menabrak saya,” tulis seorang gadis berumur 8 tahun dalam surat itu.

“Kami tidak ingin pembantaian dan penderitaan. Kami menginginkan keamanan untuk hidup seperti anak-anak lainnya di dunia. Tolong, Biden, hentikan perang ini, itu sudah cukup, tolong hentikan perang ini,” lanjutnya.

Atas dasar itu, Ahmad memutuskan untuk keluar dari pertemuannya bersama Biden.

“Saya mengatakan bahwa saya kecewa karena saya satu-satunya warga Palestina di sini, dan demi menghormati komunitas saya, saya akan pergi,” tegas Ahmad, seperti dikutip dari CNN.

Pertemuan dengan para pemimpin komunitas Muslim itu merupakan salah satu upaya yang dilakukan AS untuk meredakan amarah yang meluas imbas agresi Israel.

Kendati demikian, Biden menanggapi sikap penolakan undangan itu dengan lapang dada dan mengerti keadaan umat Muslim.

“Presiden juga menyatakan komitmennya untuk terus berupaya menjamin gencatan senjata segera sebagai bagian dari kesepakatan untuk membebaskan para sandera dan secara signifikan meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza,” sekretaris pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre.

“Dan, presiden menegaskan bahwa dia berduka atas hilangnya nyawa tak berdosa dalam konflik ini – warga Palestina dan Israel,” tambahnya.

Meskipun terdapat penolakan, pertemuan tersebut tetap berlangsung selama lebih dari satu jam yang dihadiri berbagai tokoh AS seperti Biden, Wakil Presiden Kamala Haris, penasihat keamanan AS Jake Sullivan, dan beberapa pejabat lainnya.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Haji mabrur

Dewan Ulama Saudi Nyatakan Haji Tanpa Izin Dosa, Kemenag: Hanya Visa Haji yang Dibolehkan

Jakarta – Dewan Ulama Senior Arab Saudi menyatakan ibadah haji tanpa izin tidak diperbolehkan dan …

Relijius copy

Indonesia Menempati Negara Paling Relijius Sejagad

Jakarta – Indonesia adalah negera mayoritas beragama Islam. Sepertiga dari kurang lebih 270 juta penduduk …